Thirty-four

2.7K 309 19
                                    

"Kak, kenapa sih ngelamun Mulu perasaan?" Tegur Ica, adikmu.

Sepulang dari Bandara tadi, kamu memang lebih banyak diam karena memikirkan perkataan kak Noval tadi. Kamu jadi kurang fokus dan kepikiran terus, saking kurang fokusnya kamu tadi mau ke dapur malah jadi masuk ke kamar mandi.

Dan sampai sekarang, kamu masih belum berani menelpon Suho untuk meluruskan semuanya. Bukan karena apa, hanya saja kamu masih merasa bersalah dan menyesali sikap childlish kamu.

"Woy kak elah, gue tanya juga malah diem ngelamun. Kenapa sih?" Tegur Ica sambil melemparkan keripik kentang ke arahmu.

Kamu mendengus kesal sambil melihat kearahnya. "Sewot amat lu kek netijen. Gapapa gue gapapa, cuman lagi kepikiran aja" walaupun kamu sama Ica itu sering banget rese rese an kayak gini tapi percaya deh kalau kalian pisah itu pasti salah satu dari kalian ada yang ngeluh kangen.

"Cerita aja sama gue. Pasti mikirin kak Suho ya ngaku dehhh" selidiknya sambil tersenyum dan menyipitkan matanya.

"Apaan deh, sotoy lu" jawab kamu. Ica itu orangnya ember makanya kamu gak mau jawab jujur ke dia, kalau kamu jawab jujur bisa-bisa dia langsung ngadu ke mama kamu.

"acie cie cieee si kakak lagi kangen sama pacar yang jauh disana ahahahahahahaa LDR nih yeeeeeee" pekiknya. "Mama maaaa liat deh maaa kak YN kangen sama cowoknyaaaaaa ahahahahaha" teriaknya yang langsung berlari ke kamarnya.

"ANJIR LO ICAAAAAAA"

Ya beginilah kamu kalau lagi dirumah, pasti berisik entah itu karena Ica menggodamu atau karena kak Noval yang menggodamu.

"Kenapa sih kak? Di ejek Ica lagi?" Tanya mama kamu yang udah hapal sama kelakuan kalian berdua.

"Biasalah Ica mah gitu anaknya" jawab kamu sambil membantu mama kamu memotong bawang merah.

"Pasti kangen Suho nih, soalnya kayak lesu gitu" ini kenapa sih tiba-tiba semua orang yang dirumah kamu bilang kalau kamu kangen Suho terus?

Gak tau apa ya kalau kamu beneran kangen sama dia?

"Mamaaaaaa" rengek kamu.

Mama kamu hanya terkekeh sambil melanjutkan memotong sayuran. "Mama paham kok. Gih sana telpon Suho dulu, pasti kamu belum ngabarin dia kan?" Titah mama kamu.

Nah ini malah lebih parah lagi, kamu mana berani nelpon Suho sekarang? Yang ada ntar kamunya gerogi sendiri.

Walaupun Suho emang daritadi nelponin kamu, tapi sumpah kamu gak berani ngangkat telpon dia.

"Tapi ma--"

"Udah sana, ini biar mama yang ngelanjutin. Gih telpon dulu nak Suho nya nanti dia khawatir sama kamu kalau kamu gak nelpon dia" titah mama kamu lagi

Kamu hanya mengangguk dan berjalan kembali ke kamar kamu untuk mengambil handphone kamu dan menelpon Suho.

Berkali-kali kamu udah mau mendial nomor Suho tapi entah kenapa rasanya kamu takut banget dan bingung nanti kamu harus gimana.

Pas kamu lagi bingung harus gimana, tiba-tiba--

Drrt drrt drrt

Kamu langsung auto kaget ngeliat nama yang tertera di layar hp kamu. Ya, itu adalah nama Suho.

Waduh kamu harus gimana dong sekarang?

Setelah memikirkan dan mempertimbangkan semuanya, kamu akhirnya mengangkat telpon Suho dan suara lembut Suho langsung menyambut telinga kamu.

"Halo sayang"

Sayang? Bahkan saat kamu udah memutuskan untuk mengakhiri hubungan kamu sama dia, Suho masih memanggil kamu dengan sebutan 'sayang' dengan suara lembut yang bener bener kamu rindukan.

Kim Junmyeon As Your Life CompanionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang