Rangkai V [Kolusi Hati]

268 38 84
                                    

Kamu menumbuhkan rasa yang belum pernah kurasakan. Yang disebut mereka yang berpengalaman dalam asmara sebagai ‘cinta’.

Rellya Drenaza

***

“Gila, semua mata cewek natap lo seolah minta disentuh, man?!”

Cowok yang menjadi subjek perhatian bagi seluruh mata pengunjung kantin itu hanya membalas dengan menaikkan bahunya acuh, setelahnya kembali menyantap spageti-nya dalam ketenangan yang telah menjadi ciri khas dirinya.

Kembalinya seorang Athala Farren Anggasta, cowok yang menjadi pangeran pujaan kaum hawa sekolah Madava itu tentu menjadi berita yang santer. Setelah  seminggu tidak menampakkan diri di sekolah tanpa keterangan yang jelas, terlebih desas-desus yang mengungkapkan bahwa Farren terlibat kecelakaan akibat perkelahian melawan anak Ganantra yang terkenal sebagai rival sejatinya Madava, kini cowok berwajah tampan itu telah masuk sekolah seperti tidak terjadi apa-apa.

Berbeda sangat dengan para penggemar Farren yang sempat merasa kehilangan sebab tidak melihat permainan basket yang biasa cowok itu lakukan bersama teman-temannya tiap sore di lapangan luas Madava selama satu minggu ini. Bahkan saat ada yang bertanya pada salah satu teman Farren yang tampak akrab di sekolah, seluruh teman cowok itu menjawab tidak tahu. Karena memang kenyataannya,anak tunggal keluarga kaya Anggasta itu memang menghilang dari radar pencarian.

Cowok yang selalu bersikap tenang, hemat berkata sekalinya berkata mengeluarkan  pernyataan mutlak yang tak bisa diubah siapapun itu adalah kebangaan Madava yang sudah menyumbangkan banyak prestasi baik di bidang akademik maupun olahraga. Semua bidang dijajal sempurna oleh kecerdasan yang dimiliki cowok bermata kelabu itu. Terutama ia adalah ketua ekstrakulikuler anggar di Madava yang telah menyumbangkan medali kemenangan di beberapa turnamen antar kota maupun nasional.

Badannya tegap, bertubuh tinggi, rambut tebal kecokelatan yang tampak lembut disentuh jari, hidung bangir, alis tebal, bibir penuh dan tulang pipi yang tinggi. Semuanya membentuk pahatan karya Tuhan yang sangat pas. Seolah khusus dimiliki cowok itu, tidak untuk manusia lain di muka bumi.

Sekarang Farren bersama ketiga temannya itu sedang menikmati waktu istirahat pertama dengan makan di kantin satu. Mereka menempati meja sudut kantin, kendati begitu pesona yang dimiliki Farren mampu menyita perhatian seolah ia berada di tengah-tengah kantin yang luas ini.

Ya, Madava memang dipilih menjadi satu-satunya sekolah ter-elite sejak lima tahun terakhir. Posisi itu masih bertahan di tahun sekarang. Wajar saja jika sekolah yang luasnya mencapai ratusan hektar ini memiliki lima kantin, dengan kantin satu sebagai kantin utama. Kantin yang memiliki luas mennyambangi lapangan basket outdoor Madava. Kantin ini paling mewah sebab biasanya kebanyakan dihuni anak kelas sebelas dan dua belas yang memiliki popularitas tidak biasa.

Jangan heran jika menu makanan sudah seperti restoran bintang lima.

“Ren, lo butuh kerudung, gak?” tanya Altair sekonyong-konyong membuat penghuni satu meja menjeda aktivitas makan mereka dan memandangnya heran.

Farren menaikkan satu alis, tanpa repot bertanya, Felis sudah menyuarakan pertanyaan yang persis ada di dalam otaknya. “Ngapain lo nawarin Farren kerudung? Lo kira dia lucinta luna, tai ayam?”

“Lo mau ngajakin Farren transgender, ya, tai?” tambah Gafa menuding, sebelum meraup satu bakso besar ke dalam mulutnya yang belum ditelan dari mulutnya.

Altair memutarkan bola matanya jengah. “Ya kali, yang lo harus pertanyakan itu ke Felis, noh! Dia kan doyan cewek anime yang sekseh, manatau pengen niru, kan.”

FearsomeWhere stories live. Discover now