41. Siapa yang tahu?

2K 293 21
                                    

Di sebuah ruangan yang dulunya mewah dan berkilau, ada sosok ramping bergaun putih yang berdiri di tengah-tengah ruangan. Rambutnya yang panjang dan hitam tanpa ornamen dibiarkan mengalir kebawah, membalut punggung nya yang lembut dan rapuh. Wajahnya yang cantik sedikit pucat dipadukan dengan lingkaran mata dan bibirnya yang terpecah, terlihat seperti orang sakit parah.

Salah seoarang pelayan kecil yang tidak kalah pucat darinya berbisik: "Permaisuri..."

"Itu bukan gelarku lagi." Wanita cantik itu, Feng Xiao memberikan tatapan datar pada pelayan kecilnya, Ah Hu, melanjutkan: "Kemuliaan ku telah runtuh."

Ah Hu menatap sedih ke arahnya, tidak bisa menahan air matanya dan mulai terisak kecil.

Feng Xiao hanya menatap tanpa ekspresi, mengedarkan pandangan ke sekitar sekali lagi, dia diam-diam merenung. Senyum pahit tiba-tiba terlintas ketika ingatan akan pria itu muncul di dalam kenangan nya.

Dia tahu konsekuensi apa yang akan di dapatkan jika melawan pria itu, tapi Feng Xiao dengan berani masih bermain di belakangnya. Selama ini penindasan nya tidak hanya pernah ia lakukan sekali, tapi berkali-kali pada beberapa selir yang tidak dirinya sukai, dan pria itu sama sekali tidak peduli untuk menegurnya atau membicarakan nya. Feng Xiao dengan naif mengira, untuk yang satu ini akan sama, berakhir pada ketidakpedulian pria itu.

Nyatanya...

Feng Xiao menarik napas dalam-dalam, penuh penyesalan.

Ah Hu mengeluarkan ingus di saputangan nya, sebelum berkata pada Feng Xiao: "Nyonya, Perdana Menteri Feng telah menyiapkan kereta kuda untukmu di depan istana. Kaisar sebelumnya telah melarang penggunaan kereta di dalam istana, jadi kereta hanya bisa menunggu di luar gerbang."

Feng Xiao lembut: "Aku tau."

Ah Hu: "Nyonya, apakah kau akan pergi begitu saja? Hanya karena selir yang satu tingkat dibawahmu, kau dihukum dengan cara kejam seperti ini. Bahkan Kaisar acuh tentang hubungan harmonis kalian sebelumnya. Bukan kah ini sangat tidak adil? Lagipula kita menghukum selir itu dengan bukti yang nyata, mengapa hanya kau saja yang di hukum?"

Feng Xiao tidak bersuara.

Ah Hu: "Nyonya, Kaisar memiliki rasa kasih sayang yang berlebihan pada selir itu. Dia bahkan sampai tidak bisa membedakan mana yang benar, dan mana yang salah. Jika ini terus dibiarkan, Kaisar akan dikendalikan. Apakah kau tidak merasa khawatir dengan Keagungan?"

Feng Xiao: "Kaisar memiliki mata yang tajam. Dia tidak akan semudah itu digunakan."

Ah Hu: "Siapa yang tahu? Apakah Nyonya lupa bagaimana nasib Puteri Zuo Li ketika menyinggung selir itu? Dia diubah menjadi alat untuk menikah dengan Pangeran Bai. Nyonya tau sendiri berapa banyak perempuan yang menikah dengan nya mati akibat mendapatkan siksaan fisik dan mental."

Ah Hu sangat cemas ketika melanjutkan: "Lalu Putera Mahkota Situ ketika meminta imbalan selir itu sebagai pertukaran perdamaian dua kerajaan. Apa yang telah dilakukan Kaisar padanya?"

Feng Xiao menelan ludah. 'Satu matanya di cungkil.'

Ah Hu kembali menangis dengan ingus mengalir: "Kaisar bahkan tidak peduli bagaimana merawat sekutu dengan benar. Tidak lama lagi Kerajaan Yue akan menyatakan perang dan membabat habis Kerajaan Jing kita hanya karena selir itu! Apakah kau benar-benar tidak khawatir?"

Feng Xiao tanpa sadar menyentuh kening nya: "Ah Hu, hentikan."

Ah Hu: "Aku memikirkan bagaimana Kaisar sebelumnya tidak pernah mempermasalahkan penindasan kecil. Dia selalu membagi rasa kasih sayang secara merata, tanpa ada yang dilebih-lebihkan. Tapi semenjak selir itu muncul, bias Kaisar pada semua orang terlihat begitu jelas. Jika Kerajaan ini hancur, tidak perlu menyalahkan siapa pun. Pria itulah penyebabnya!—"

Feng Xiao benar-benar tidak tahan, melemparkan tamparan keras di pipi Ah Hu, dimana membuat gadis pelayan itu terdiam. Dengan satu pipinya memerah, Ah Hu jatuh berjongkok dan menangis seolah dunia mendadak kiamat dan dia terlambat bertaubat, hingga yang datang hanyalah arus penyesalan.

Feng Xiao mengatur napasnya sejenak, sebelum sedikit berlutut dan memeluk Ah Hu, berkata lembut: "Maafkan aku."

Ah Hu masih menangis, tubunya bergetar.

Feng Xiao: "Bukannya aku membantah semua ucapan mu. Tapi kau harus tahu, Kaisar yang kau lihat selama ini... hanyalah bagian kecil dari sifat aslinya yang terlihat. "

Ah Hu mengintip.

Feng Xiao mengelus puncak kepalanya, merenung: "Kau harus menjaga perkataan mu di lain waktu. Tidak apa-apa jika hanya aku yang mendengar, jika orang lain mendengar nya, kau tidak mungkin hanya mendapatkan tamparan kecil. Apa kau mengerti maksud ku?"

Walau masih tidak mau menerima, Ah Hu mengangguk kecil, berusaha menelan tangisan nya.

Feng Xiao berkata: "Aku telah bertunangan dengan Kaisar dari kecil. Jadi aku tau bagaimana temperamen nya lebih baik dari siapa pun. Dia masih memiliki sedikit kasih sayang nya denganku, sehingga hukuman yang dia berikan padaku sekarang... sangat ringan."

Feng Xiao tidak dapat membayangkan, jika ada orang lain yang mencoba menyakiti pria itu. Dia percaya, Kaisar baru akan merasa puas jika mencincang nya menjadi seribu keping.

@@@

"Apakah Kaisar sudah menyelesaikan pekerjaan nya?" Yu Nan dengan agak bersemangat bertanya.

Ah Yelei sedang meletakkan ornamen rambut dan merapikan pakaian Yu Nan yang tidak kusut sama sekali sebelum menjawab: "Keagungan sudah dalam perjalanan kesini." Lalu memperingati: "Yang Mulia, kau harus tetap tenang. Ingatlah untuk bertindak keras, dan jangan terlalu memujanya agar Kaisar tidak cepat bosan denganmu."

Yu Nan tidak mengerti: "Apakah Kaisar orang yang seperti itu?"

Pandangan Ah Yelei saat melihat Yu Nan seperti orang tua yang tidak mau menghancurkan harapan anak kesayangan nya: "Pelayan ini tidak tau. Tapi kebanyakan pria selalu menyukai hal-hal yang sulit di dapat. Mereka suka membuang barang yang terlalu lengket padanya, karena bagi mereka itu sangat mengganggu."

Yu Nan: "..." Jadi apa bedanya Kaisar dengan pria brengsek?! Aku tidak akan membiarkan cabul itu berani bersikap bajing*an dengan ku!!

Ah Yelei menumpahkan minyak tanah asal-asalan: "Kaisar tidak hanya memiliki mu sebagai isteri, bukankah sudah ku beritahu seberapa banyak selir di istana harem miliknya? Hari ini Kaisar akan memelukmu, besok atau lusa, tidak ada yang bisa menghentikan nya jika beliau ingin memeluk orang lain."

Yu Nan yang tersulut asap: "..." Kepar*at!

Ah Yelei: "Kau harus berhati-hati, Permaisuri."

Obrolan mereka tidak dilanjutkan ketika teriakan penjaga yang mengumumkan kedatangan Kaisar terdengar dari luar. Ah Yelei meluruskan rambut Yu Nan untuk terakhir kalinya sebelum pamit undur diri bersama pelayan lain saat Kaisar memasuki ruangan.

Kaisar melihat Yu Nan dengan sedikit tersenyum, berkata: "Ku dengar, kau menantikan ku."

Yu Nan memiliki banyak pertanyaan besar dikepalanya, tapi tidak ada satupun yang berhasil di keluarkan selain gumaman: "Umm."

Kaisar diam-diam menatap Yu Nan yang menundukkan kepala, hanya memperlihatkan rambut dan tubuhnya yang bulat. Tampak sangat menggemaskan dan mudah dianiaya.

Dia pergi untuk duduk disampingnya, mengelus puncak kepalanya, bertanya dengan nada memanjakan: "Apakah ada yang mengganggumu?"

Yu Nan merasakan kepalanya disapu dengan lembut. Pada akhirnya Yu Nan tidak dapat menahan dirinya untuk mengintip ke arah Kaisar. Matanya yang hitam, berkilauan ketika memandangnya, dimana membuat Kaisar tidak dapat membantu, tetapi dilema untuk mendorong Yu Nan langsung ke tempat tidur atau menyelesaikan makan siang mereka lalu mendorong Yu Nan ke tempat tidur...

Kaisar diam-diam melirik matahari yang masih menyapa riang di luar jendela, dan memutuskan untuk tidak memikirkan hal-hal kotor saat ini ketika suara hati-hati Yu Nan memecahkan rasionalitasnya: "Apa kau punya niat untuk membuangku... suatu hari nanti?"

@@@

King Consort (BL) ✅Where stories live. Discover now