44. Bayangan

1.2K 197 16
                                    

Yu Nan merasa pusing baru-baru ini, entah itu karena gejala trauma di pukuli atau karena gejala trauma lain, tapi dia tidak memberitahukan pada siapa pun. Sampai hari dimana penobatan nya di selenggarakan.

Setelah di dandani dengan pakaian dan make up berlapis, Janda Permaisuri adalah orang yang pertama mengunjungi nya.

Wanita tua yang tampak masih remaja itu memperhatikan Yu Nan sejenak sebelum mendekatinya dan memberikan Yu Nan pelukan besar.

Janda Permaisuri mendadak bercerita: "Putera-ku, Jing Xi adalah pria yang sangat sulit di tebak bahkan saat di umurnya yang masih kecil. Ketika dia remaja, beberapa orang ada yang merasa iri padanya hingga selalu memancing nya dengan teknik-teknik kotor untuk menjatuhkan nya. Kau tau, apa yang Jing Xi lakukan untuk membalas mereka? Dia menghadapi nya dengan sedikit kasar, yaitu mengumpulkan bukti kejahatan keluarganya, sebelum kemudian menyeret orang itu beserta saudara-saudaranya, menjatuhkan mereka dari tampuk kekuasaan nya menjadi keluarga yang sia-sia. Mempermalukan nya di depan semua orang."

Yu Nan: "..." Itu bukan lagi 'sedikit kasar' oke? Orang cabul itu terlalu kejam! Terlalu sengit!!

Janda Permaisuri: "Dari awal saat aku melihat mu menikah dengan Putera-ku. Aku bisa merasakan bahwa kau adalah orang yang berbeda. Apa kau tau bagaimana tertutupnya Putera-ku? Di depan mu, dia selalu sangat toleran, berbanding terbalik dengan dirinya di masa lalu. Dia bahkan mulai belajar menahan diri untuk tidak menyakiti orang yang berharga bagi orang yang sangat ia sayangi."

Yu Nan: "..maaf?"

Janda Permaisuri tidak sadar bahwa dia telah menjatuhkan air mata di pundak Yu Nan, sehingga membuat Yu Nan merasa sedikit tidak nyaman.

Janda Permaisuri mengusap lembut air matanya ketika melepaskan pelukan: "Permaisuri... mau kah kau berjanji satu hal padaku? Anggap saja ini permintaan seorang Ibu terhadap putera-nya."

Yu Nan segera: "Tolong, lontarkan apapun kegelisahan Yang Mulia padaku."

Janda Permasuri sedikit tersenyum, merapikan mahkota phoniex yang menghiasi kepala Yu Nan, seraya berkata: "Berjanjilah untuk tidak meninggalkan Jing Xi."

Yu Nan tanpa sadar terdiam, menatap Janda Permaisuri agak lama sebelum menganggukkan sedikit kepalanya: "...aku berjanji."

Janda Permaisuri mendengar ini dan tidak menutupi kebahagiaan nya. Wanita itu memberikan kecupan kasih sayang di kening Yu Nan, lalu pergi lebih dulu ke altar untuk menyambut Yu Nan nanti.

Dalam keramaian, Yu Nan menatap diam-diam pada beberapa pelayan yang sibuk di sekitarnya. Ketika semua sudah selesai dipersiapkan, Yu Nan di tuntun oleh Ah Yelei dan beberapa pelayan yang memegang pakaian panjang nya dibelakang.

Yu Nan pikir dia akan berjalan sendiri menuju altar penobatan, tapi kemunculan Kaisar yang mengulurkan tangan di depan nya, membuat Yu Nan tanpa bisa dicegah mulai mendongak untuk menatapnya.

Dari balik tirai mutiara, wajah tampan Kaisar terlihat sangat cerah dan mempesona. Mata kebiruan nya yang seharusnya menunjukkan kedinginan air laut, kini tampak sangat hangat dan lembut, seolah pelangi muncul diantara langit biru yang cerah, langsung menyentuh tepat di hati Yu Nan.

Sabuk emas melilit pinggang ramping nya, dengan jubah hitam dan pola naga keemasan yang mewah dan mencolok, Kaisar menampilkan sosok yang sangat bersinar dan bermartabat.

Selama ini Yu Nan tau betapa menariknya suami-nya itu, tapi baru saat ini Yu Nan merasakan gejolak yang biasanya samar kini perlahan semakin jelas. Itu berisi kebahagiaan dan suka cita, kebanggaan dan puas diri, lalu sedikit kecemasan dan pengekangan.

Yu Nan tidak mengerti apa yang sebenarnya hatinya inginkan, tapi ketika tangan nya menggapai tangan Kaisar yang besar dan sedikit kasar, Yu Nan tanpa sadar memperketat cengkraman nya, hingga membuat Kaisar mau tidak mau melihatnya sekali lagi.

King Consort (BL) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang