Part 1

136K 7.3K 319
                                    


"Aaaaa ... " teriakan yang sangat kencang dari bibir mungil gadis SMA dengan seragam putih abu-abu tersebut membuat gadis mungil di depannya tertawa riang.

Wajah konyol gadis itu sangat menggelikan bagi Melisya. Yap, gadis kecil yang menertawakan gadis SMA tersebut adalah Melisya. Anak berusia empat Tahun yang tengah berjalan-jalan di depan rumah membawa peliharaan kesayangannya.

Namun, peliharaan kesayangan Melisya adalah hewan yang paling di takuti gadis tersebut. Apalagi saat masih kecil, mereka akan berlari membuntuti kemanapun langkah kaki orang yang dia rasa menarik.

"Heh! Bawa pergi ini temen kamu!" Teriaknya dengan kencang. Bahkan dia sudah berlari berputar-putar untuk mengindari kucing kecil milik Melisya. Bukannya pergi menjauh, kucing tersebut justru suka dan terus mengikuti langkah kaki Azzura.

"Kakak kok lucu sih? Udah gede tapi takut sama kucing." Kekeh Melisya sembari mengambil kucing kesayangannya.

Azzura bernapas lega saat makhluk berbulu berwarna kuning keemasan tersebut sudah tak mengikutinya. Namun, dia juga mendelik ketika diejek oleh gadis kecil didepannya.

"Kamu masih kecil berani ngatain orang gede. Bandel banget." Kesal Azzura sebelum meninggalkan Melisya sendirian.

Di perjalanan pulang, Azzura terus berpikir. Siapa gadis kecil tadi. Rasa-rasanya Azzura tak pernah melihat ada anak seusia tadi di kompleknya. Bahkan yang ada hanya bocah-bocah nakal berjenis kelamin lelaki.

Kalau mereka, Azzura kenal bahkan sangat tahu. Bocah mungil yang selalu memalak Azzura saat di minimarket. Mau tak mau Azzura juga menurutinya, semua itu karena ketua geng bocah bernama Alex pernah melihat Azzura pulang larut malam diantar teman-temannya.

Yang semakin membuat Azzura heran, untuk apa bocah ingusan seusia Alex masih belum tidur di jam yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Apakah bocah sekarang sedang mencari ilmu sakti, atau ada hal lain?

"Non?" panggil pembantu Azzura yang melihat anak majikannya bengong didepan gerbang rumah.

"Apa?" tanya Azzura dengan wajah polos.

"Non Azzura kenapa? Kok bengong dari tadi?" tanya pembantunya dengan wajah heran.

"Mbak, anak kecil yang rumah pojok samping gerbang itu siapa sih? Kok aku baru lihat?"

"Melisya, dia anaknya Pak Gavril, Non. Cantik banget, ya?"

"Pak Gavril? Orang dari sekte mana itu? Kok baru denger namanya?" gumam Azzura heran.

"Baru pindah sih, katanya istrinya baru beberapa bulan lalu meninggal. Beliau mau membuka lembaran baru dan membuat anaknya lupa sama kenangannya dengan mendiang istrinya."

Azzura mengangguk-anggukan kepalanya pelan. Dia cukup senang dengan pembantunya yang sekarang, walaupun baru beberapa bulan bekerja di rumahnya. Semua gosip dan berita tentang penghuni baru di komplek rumahnya dia tahu.

"Kok gitu? Bukannya anaknya biar inget sama orang yang ngelahirin malah di ajak pergi. Aku yakin si Pak Gavril itu niat nyari istri baru." Ujar Azzura dengan keyakinan penuh.

Pembantu di rumahnya menggeleng sembari menggaruk tengkuknya pelan. Dia juga tak tahu kenapa Gavril sang duda muda tersebut pindah di saat istrinya baru beberapa bulan lalu meninggal.

"Zura masuk!" teriak kakak tertuanya yang sudah berdiri di ambang pintu.

Tanpa mendekat maupun mendengar, Kenzo sudah tahu kalau Azzura tengah bergosip dengan pembantu baru di rumahnya. Beberapa kali Kenzo mendengar gosip terbaru dari Azzura, dan kata Azzura dia mendapatkan gosip hot tersebut dari Mina.

Pelet Cinta Pak Duda (Open PO) Where stories live. Discover now