Part 26

49.1K 5.2K 268
                                    

Azzura tengah rebahan di ruangan Gavril dengan kaki menyilang di atas sofa, layaknya boss yang tengah menganggur. Padahal kalau di pikir-pikir tak ada boss yang menganggur. Mereka akan berpikir dan bekerja keras agar perusahaannya semakin maju dan maju. Tak ada kesuksesan yang hanya di isi dengan rebahan.

"Kak Azzura?" panggil gadis mungil di ambang pintu dengan antusias.

Azzura yang mendengar suara Melisya segera bangkit dari acara malas-malasannya. Dia ikut tersenyum saat melihat senyum manis Melisya.

"Kamu ngapain kesini?"

"Kan ini kantor Daddy." Sahut Melisya sembari menaruh tasnya di atas meja, disamping jajanan milik Azzura.

"Suka lupa kalau doi gue duda buntut satu," gumam Azzura pelan.

"Cielah doi sekarang." Kekeh Azzura dalam hati.

"Kak Azzura, boleh minta jajannya?" tanya Melisya dengan tangan menunjuk toast di ujung meja. Azzura menatap makanan yang di tunjuk Melisya, kepalanya mengangguk pelan.

"Ambil aja apapun yang kamu mau, lagian ini yang beli juga Daddy." Sahut Azzura, dia mengambil toast yang belum sempat dia makan.

Tiga puluh menit berlalu, Azzura dan Melisya masih bersenda gurau untuk menghilangkan bosan. Bahkan mereka tak tahu kalau Gavril sudah berdiri di ambang pintu, kedua tangannya masuk kedalam saku celana bahan berwarna biru tua. Azzura berdecih pelan saat melihat seorang wanita dewasa berdiri di belakang Gavril.

"Di antar siapa, Nak?" tanya Gavril sembari berjalan menuju meja kerjanya.

"Om Bachtiar, katanya Daddy lagi ada rapat. Jadi yang jemput Om Bachtiar."

"Sudah bilang makasih sama Om Bachtiar?" tanya Gavril lagi, tangannya sibuk membolak-balik map yang ada di depannya.

"Sudah, Dad."

"Ini besok harus sudah selesai dan gak ada kesalahan, saya pulang dulu." Ujar Gavril dengan wajah datar. Sekretaris dan managernya mengangguk dengan patuh.

Gavril duduk di ujung meja kerjanya dengan kaki menyilang, dia tengah menikmati segelas kopi susu yang dia beli tadi bersama Azzura. Gavril menatap interaksi Azzura dan Melisya dengan senyum manis.

"Ayo pulang," ajak Gavril, Azzura dan Melisya mengangguk secara bersamaan.

Gavril mendekat ke arah Melisya dan menggendong anak gadisnya, Melisya melingkarkan tangannya pada leher Gavril. Tangan kanan Gavril mengulurkan jasnya ke arah Azzura. Dengan decakan kesal Azzura menerima jas tersebut, dan jas itulah yang pernah menutupi paha Azzura di pantai waktu itu.

Gavril, Azzura dan Melisya berjalan menuju lantai satu. Semua keryawan yang kebetulan bertemu dengan Gavril terkejut saat melihat bossnya berjalan dengan seorang perempuan. Tangan kiri menggendong Melisya, sedangkan tangan kanannya merangkul pinggang Azzura.

"Nih orang gak pernah lihat cewek cantik, ya?" gumam Azzura kesal. Gavril hanya tersenyum miring dan menggeleng. Satu hal yang semakin Gavril sadari dari seorang Azzura, bahwa dia adalah gadis yang sangat percaya diri dengan kondisi fisiknya.

~~~

Calon keluarga kecil Gavril saat ini sudah berada di dalam mobil menuju pulang. Azzura duduk di depan bersama Gavril, sedangkan Melisya tidur di jok belakang. Karena merasa suasana sangat sepi. Azzura memutuskan untuk menyalakan musik. Dia memilih lagu yang romantis menurutnya, tapi jarinya tak sengaja menyentuh lagu dari Bruno Mars.

"Udah itu aja," ujar Gavril. Azzura mengangguk pelan dan mulai mendengarkan lagu yang dipilih Gavril.

Azzura ikut melantunkan lagu Bruno Mars yang di putar dalam mobil Gavril. Suara Azzura ternyata merdu juga menurutnya, lembut, sangat ringan dan merdu. Gavril sesekali melirik Azzura yang begitu hafal lagu itu di iringi senyum tipis. Dibawah rintik hujan, mendengar senandung suara Azzura dan wajah cantik kekasihnya adalah hal yang sangat menyenangkan bagi duda satu anak itu.

Pelet Cinta Pak Duda (Open PO) Where stories live. Discover now