Part 6

52.4K 6K 133
                                    


Menjelajahi tempat wisata adalah hal yang sangat membahagiakan bagi Azzura. Tapi, kali ini sepertinya tidak. Karena suasana hati yang sangat buruk, ditambah ucapan Gavril tadi. Membuat mood Azzura semakin rusak. Dia tak berpikir kalau Gavril adalah sosok lelaki dengan mulut pedas melebihi cabai carolina reaper di lihat dari wajahnya memang tampan rupawan menawan dan kelihatannya ber-uang. Tapi sungguh mulutnya ingin Azzura sentil rasanya.

Untungnya dia masih bisa berbahagia karena teman-temannya ada di sisinya. Tak peduli seperti apa kehidupan Azzura. Syifa, Ica, Virgo dan Refian tak pernah meninggalkannya. Mereka kenal sejak SMP sedangkan dengan Virgo sejak Taman kanak-kanak. Lelaki itu anak dari tetangganya, tapi saat masuk sekolah dasar Virgo di bawa pergi ibunya lantaran orang tua Virgo bercerai dan hak asuh Virgo jatuh pada sang ibu.

"Udahlah, Ra. Lo harus makan." Ujar Refian sembari menyalakan ujung rokok yang diapit bibirnya.

Azzura yang semula memperhatikan layar ponselnya, kini dia beralih menatap Refian. Kekasih dari Ica tersebut sangatlah pengertian, sama seperti Virgo. Namun dia juga tak berbesar hati dan merasa baper karena persahabatan mereka sangatlah erat untuk saat ini. Entah untuk kedepannya karena pasti mereka akan berpisah demi mengejar impiannya masing-masing.

"Gak usah dibahas," sahut Azzura, Refian mengangguk pelan.

Sedangkan Ica dan Syifa yang berada di sampingnya hanya dapat mengusap bahu sahabatnya pelan. Mereka juga tak tahu harus berkata apa, yang paling penting dia selalu ada di sisi Azzura. Mungkin itu sudah cukup.

"Ini jas siapa?" Tanya Ica yang baru sadar Azzura mengenakan jas yang lumayan besar dengan parfum sangat maskulin khas seorang lelaki dewasa.

"Ini ... " Belum sempat Azzura menjelaskan suara seseorang di seberang meja tempat mereka makan menghentikan ucapannya.

"Selamat siang," suara seseorang di sebrang meja tempat berkumpulnya Azzura membuat beberapa remaja tersebut menoleh.

Azzura termenung saat melihat Gavril duduk dengan beberapa lelaki yang sudah lumayan tua. Namun, yang membuat Azzura termenung adalah pakaian Gavril. Lelaki tersebut hanya mengenakan kemeja dan celana bahan.

Tak memakai jas seperti teman-temannya yang lain karena jasnya ada pada dirinya. Oh, mungkin mereka rekan bisnisnya. Walaupun Azzura tak tahu Gavril bekerja atau berbisnis di bidang apa, setahunya Gavril adalah lelaki tampan, sopan, mapan, dan yang paling penting belum punya pasangan. Walaupun terkadang mulutnya pedas, tapi kalau di lihat saat bersama orang lain Gavril terlihat sangat sopan. Berbeda saat mengobrol dengan dirinya.

"Ganteng banget," gumam Ica pelan, Refian menatap kekasihnya bengis. Kenapa Ica mudah sekali memuji lelaki lain, sedangkan disampingnya sudah ada kekasihnya.

"Namanya Gavril, duda satu anak." sahut Azzura, tangannya meraih gelas berisi jus jeruk yang tadi dia pesan.

"Lo kok tahu?" tanya Syifa heran.

Azzura menelan jus jeruknya sebelum menatap Syifa, dia ikut memperhatikan Gavril yang terlihat begitu serius mengobrol. Mungkin, dia juga tak memperhatikan kalau di sana ada Azzura juga. Tatapan mata tajam, hidung mancung, alis tegas namun tak terlalu tebal, bibir tipis, tatanan rambut rapi serta baju sangat rapi seperti habis di setrika. Sungguh tampan memang.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Pelet Cinta Pak Duda (Open PO) Where stories live. Discover now