Part 29

46.1K 5.1K 633
                                    


"Cucu kesayangan Oma!" Teriak wanita paruh baya dengan riang. Dia sudah lama tak bertemu anak dan cucunya, itu semua karena anaknya terlalu sering bekerja dan melupakan kalau masih mempunyai orang tua. Gadis cantik dengan rambut di ikat dua tersebut berlari menuju omanya. Dia merentangkan tangan untuk berpelukan.

"Daddy mana?" tanyanya setelah mencium kedua pipi cucunya dan berpelukan.

"Masih jemput Kak Azzura dari sekolah," sahut Melisya pelan. Dia menaruh tas yang berisi buku dan baju keatas sofa ruang keluarga rumah neneknya.

Wanita paruh baya tersebut menatap suaminya dan menaikan sebelah alisnya, dia tak merasa punya keluarga maupun teman dekat bernama Azzura. Tapi, kenapa anaknya sampai repot-repot mau menjemputnya saat pulang sekolah?

"Ya sudah. Eh, tapi nanti Daddy kesini, kan?" tanya Melati dengan senyum sangat manis. Melisya yang tengah mengeluarkan buku gambar dari tasnya mengangguk pelan.

"Meli mau makan nasi goreng Oma." Ujar Melisya setelah mereka lama terdiam. Melati yang tengah sibuk dengan ponselnya segera menyimpan ponselnya di saku dress rumahannya.

"Pakai sosis?"

"Iya, tapi gak mau kalau di kasih saos. Sama Daddy gak boleh makan saos tomat, Oma." Adu Melisya sembari menatap jam tangan mungil yang melingkar dipergelangan tangannya.

Melati berdecih pelan, padahal dia sudah mewanti-wanti Gavril agar tak terlalu mengatur Melisya. Tapi tetap saja anaknya tak ada perubahan sama sekali. Tetap mengatur Melisya bahkan makan saos saja tak boleh, padahal menurut Melati tak apa-apa. Dulu Gavril juga dikasih sarapan telur dadar dan saos tetap hidup sampai sekarang.

"Udah gak apa-apa, lagian Daddy kamu juga belum datang."

"Ehem," deham seseorang di ambang pintu ruang keluarga, Melati yang mendengar suara berat nan serak anaknya menoleh.

Dia tersenyum lebar dan mengangkat jari telunjuk dan jari tengah tanda damai. Tatapan mata Gavril begitu tajam saat ini. Seperti sudah siap perang.

"Eh, ini ya yang namanya Azzura?" tanya Melati untuk mengalihkan perhatian anaknya.

Azzura berdiri disamping Gavril, dia sudah menelan ludahnya susah payah. Rasanya tak hanya Azzura yang akan merasakan bagaimana groginya saat bertemu calon mertua. Tapi semua orang juga akan merasakan hal yang sama saat bertemu orang tua kekasih untuk pertama kalinya.

Setelah perdebatan panjang tadi malam bersama Gavril, akhirnya Azzura mau diajak menemui orang tuanya. Awalnya Azzura mengira Gavril hanya bercanda masalah itu. Tapi, saat tadi pagi pembantu di rumah Gavril mengirim baju untuk Azzura pakai saat di rumah orang tuanya. Azzura baru tahu kalau ucapan itu tak bercanda sama sekali.

"Salam kenal, Tante. Nama saya Azzura." Ujar Azzura sembari mengulurkan tangan kanannya untuk bersalaman.

Melati dengan senang hati menerima uluran tangan Azzura, dia mengusap puncak kepala Azzura dengan lembut saat gadis itu mencium punggung tangannya.

"Panggil Tante Melati. Gak usah terlalu formal, Zura." Kekeh Melati pelan. Azzura tersenyum manis dan mengangguk.

Gavril berjalan mendekat ke arah keluarganya dan mulai bersalaman pada kedua orang tuanya. Papanya masih sibuk dengan koran yang dia baca, namun dia juga tetap mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Sehat, Pa?" tanya Gavril sembari duduk di samping papanya. Gilbert mengangguk dan menepuk pundak anaknya pelan.

"Gimana?" tanya Gilbert memulai obrolan. Gavril menyalakan ujung rokoknya dan menaikan sebelah alisnya.

"Lancar, rencana minggu depan mau ke Lombok buat meresmikan hotel baru." Sahut Gavril, dia menatap Melati yang kini duduk bersama Azzura di iringi obrolan kecil.

Pelet Cinta Pak Duda (Open PO) Where stories live. Discover now