Part 5

54.6K 5.7K 173
                                    


"Lo udah tahu kalau Dewa sama Adzani pacaran?" tanya lelaki jangkung disebelah Azzura.

Azzura yang berdiri dibibir pantai menoleh menatap temannya dan mengangguk. Memang kemungkinan Dewa berpacaran dengan Adzani sangatlah besar. Siapa yang akan menolak pesona seorang Dewangga Saputra, idola kaum hawa di sekolahnya.

"Gue rasa udah gak ada yang perlu lo pikirin lagi masalah dia. Penipu perasaan kayak dia gak pantas dapet cewek sebaik lo, Zura."

"Menurut lo. Segakpantas itu ya gue bersanding sama Dewa?"

"Justru Dewa yang gak pantas mendapatkan lo, Zura. Lo terlalu sempurna untuk Dewa yang cacat hati dan pikiran."

Azzura mendongak dan menatap Virgo, dia tak berkedip sama sekali. Virgo juga melakukan hal yang sama. Menatap manik mata berwarna coklat milik Azzura.

"Mungkin, kalau waktu itu gue gak memandang kita udah sahabatan lama. Gue akan berani nembak lo, Azzura."

"Lo udah punya Syifa ya, nyet. Gak usah mikir jauh kebelakang. Gak ada yang perlu di lihat juga." Ujar Azzura tanpa ekspresi.

Virgo mengangguk, dengan tangan merangkul bahu Azzura. Dia juga tak bermaksud menyinggung masalahnya dulu dengan Azzura, walaupun masih ada rasa sedikit dihatinya.

"Ra, gak main air?" tanya Syifa yang sudah berganti baju pendek.

Azzura menoleh dan menggeleng, senyum manis milik Azzura membuat Syifa menghela napas. Ternyata sekuat itu Azzura menahan rasa sakit di hatinya sendiri.

"Ayo dong, Ra. Anggap aja beban masalah lo hanyut bareng ombak." Bisik Ica.

"Boleh deh, gue cari baju pendek dulu. Kalian main aja dulu."

Azzura berjalan menjauhi teman-temannya. Tapi bukan untuk membeli baju pendek seperti ucapannya, dia lebih ingin menenangkan diri dari keramaian yang masih membuatnya terasa sepi, sendiri dan sakit hati.

Langkah kaki yang semakin menjauh dari bibir pantai tak lepas dari sorot mata Virgo, lelaki yang masih menyimpan rasa dengan Azzura tersebut tetap mengikuti gerak-gerik gadis yang dia suka. Entah apa yang membuat Virgo menyukai Azzura, jika hanya di lihat dari segi fisik. Syifa tak kalah cantik dengan Azzura, bahkan Syifa juga sama cantiknya dengan Azzura.

Jika di lihat dari segi baik, Syifa lah juaranya, karena Azzura masih memiliki sifat egois dan mau menang sendiri. Jauh lebih baik Syifa bukan?

"Saya rasa ini tempat untuk berbahagia, bukan untuk bergalau." Ujar seseorang yang ada di belakang tubuh Azzura.

Azzura segera membalikkan badannya dan melihat, apakah benar suara bariton tersebut milik orang yang dia kenal? Atau hanya kebetulan sama? Matanya membelalak saat tahu kalau itu benar suara orang yang dia kenal.

"Om? Ngapain di sini?" tanya Azzura dengan raut wajah shock.

"Saya rasa ini tempat umum, siapa saja boleh datang. Bukan cuma seonggok manusia galau seperti kamu." Balasnya sengit.

Azzura melongo dengan wajah semakin shock, memang minta di hajar. Tapi, saat dia teringat tujuannya ke pantai untuk bahagia, namun saat ini dia sakit hati. Rasanya sia-sia dia melakukan perjalanan sejauh ini.

"Usia masih muda, gak usah terlalu pusing sama kisah cinta." Tutur gavril pelan.

Azzura mendudukkan pantatnya diatas pohon kelapa yang sudah tumbang, dengan pandangan lurus menatap ombak yang bergantian datang menghampiri bibir pantai. Sayup-sayup suara teriakan anak kecil dan juga orang dewasa yang bermain di pantai semakin membuat Azzura merasa tak nyaman.

"Bukannya takdir mencintai itu Tuhan yang sudah menggariskannya? Kenapa Tuhan begitu mudah mematahkan hati yang dia buat mencintai dengan begitu besar." Gumam Azzura pelan.

Pelet Cinta Pak Duda (Open PO) Where stories live. Discover now