Bagi penderita uwwu phobia, harap menyiapkan mental dan jantung.
~~~
"Aku suka di kejar dan di perjuangkan."
"Kebetulan saya juga suka mengejar dan memperjuangkan. Akan saya buat kamu tahu, bahwa seseorang yang baru kamu kenal bukanlah hal buruk u...
Warning, putar lagu di atas sembari baca ceritanya. Ini pemaksaan loh ya. Selamat membaca.
~~~
"Gila! Bagus banget." Teriak Azzura di depan cermin, dia tengah mencoba baju yang Gavril berikan. Sebuah dress panjang warna pink dan juga biru.
Azzura segera mengambil ponselnya di atas nakas lalu berlari menuju cermin, dia memotret dirinya di pantulan cermin. Senyum manisnya mengembang saat hasilnya sesuai dengan apa yang dia inginkan.
Om Gavril.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bagus banget, Om. Makasih,
Kamu suka?
Ya iyalah, Ini mau di pakai kemana?
Temani saya makan malam nanti.
Acara formal gak? Kalau iya aku pakai make-up menyesuaikan sama acara.
Lumayan, Teman saya ada acara spesial untuk kekasihnya.
Wih, beruntung banget ya ceweknya.
Saya harap dia akan merasa beruntung dan bahagia saat memiliki lelaki seperti itu, Zura.
Azzura tersenyum sumringah sebelum melepaskan gaunnya. Koleksi gaunnya bertambah lagi, dan dia begitu bahagia. Azzura memang menyukai hal-hal yang berbau princess. Azzura melepaskan gaunnya dan berganti memakai baju dinas di rumah, daster pendek bergambar doraemon.
"Non Zura? Dicari Alex." Ujar pembantunya. Azzura yang baru saja hendak merebahkan tubuhnya menghembuskan napasnya panjang. Kesal? Tentu saja iya.
Azzura berjalan dengan malas keluar kamar, saat sudah sampai diluar kamar. Ternyata pembantunya sudah pergi. Azzura berjalan keluar rumah untuk menemui bocah tengik tersebut. Sebelumnya, dia menyiapkan mental dulu. Mulut Alex dan teman-temannya sangat tak bisa di tolerir sama sekali jadi harus bersiap.
"Ngapain? Kalau gak ada yang penting. Kak Azzura gak menerima tamu cowok yang belum sunat! Ngerti?" Tanya Azzura sembari membuka pintu utamanya.
Alex dan teman-temannya melongo melihat penampilan Azzura, sedangkan satu anak perempuan yang ada di belakang tengah merekam Azzura menggunakan tabletnya tersenyum sangat lebar. Mata Azzura membelalak dengan kedua tangan menutup bibirnya. Dia tak menyangka Alex dan teman-temannya akan melakukan hal ini.
"Happy Birthday, Kak Azzura!" Teriak Alex yang paling kencang, Azzura menitihkan air matanya sembari jongkok untuk menyetarakan tingginya dengan anak-anak tersebut.
