Part 8

49.3K 5.8K 305
                                    


Di ruangan dengan nuansa hitam, lelaki yang memakai kaca mata serta setelan jas rapi tengah memperhatikan layar laptopnya dengan serius. Bukan untuk mengerjakan pekerjaan. Tapi, untuk mengetahui sisi lain seseorang.

Dia selalu merasa aneh saat berdekatan dengan gadis yang baru dikenalnya. Gadis yang berhasil mencuri perhatian Gavril dengan tingkah lucu dan polosnya. Padahal, sebelumnya Gavril tak pernah tertarik menjalin kisah asmara setelah takdir menyakitkan datang pada dirinya.

Nama : Azzura Aquilla Ginervia.
Umur : 17 Tahun (dua minggu lagi ulang Tahun.)
Tinggi : 165 cm
Hobi : Masak, belanja, berkebun.
Kekasih : -

Gavril memperhatikan foto yang di kirim anak buahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gavril memperhatikan foto yang di kirim anak buahnya. Dengan punggung bersandar pada sandaran kursi putar, Gavril memejamkan matanya sejenak. Dia berusaha keras menyingkirkan hal yang tak seharusnya dia rasakan.

Dulu saat mamanya Melisya masih ada, dia jarang sekali tertarik untuk berlama-lama memanjakan batinnya dengan tubuh Vellin. Namun, saat ini. Rasanya sangat mustahil untuk mengelak. Bahkan dia merasa asing dengan dirinya sendiri saat ini. Tak biasanya gampang merasakan hal aneh saat melihat seorang perempuan. Apalagi perempuan itu masih remaja.

"Buka lembaran baru. Lo gak kasihan sama hati lo? Yang udah mati bertahun-tahun. Cuma fokus sama kebahagian orang lain, bukan kebahagiaan lo sendiri." Ujar seseorang yang baru datang.

Gavril tersenyum miring sebelum membuka matanya. Dia sudah tahu siapa yang datang, teman-teman yang selalu ada untuk Gavril. Ya memang hanya mereka yang peduli dengan Gavril. Bagaimanapun kondisi Gavril mereka yang selalu ada dan menemani Gavril. Mau seburuk apapun takdir Gavril, mereka tak akan pernah meninggalkannya.

"Namanya siapa?" tanya salah satu temannya.

Kelima teman Gavril duduk di sofa ruangan kerja Gavril. Lelaki yang terlihat sangat tampan tersebut mendekati sahabatnya dengan embusan napas panjang. Dia duduk di samping lelaki yang masih mengenakan pakaian santai karena dia habis meeting di sebuah lapangan golf. Dia juga berniat mampir ke kantor sahabatnya karena ingin ganti baju sebelum datang ke pertemuan selanjutnya.

"Azzura," sahut Gavril pelan.

"Masih remaja? Kata Ed gitu,"

Gavril menatap Tio dan mengangguk pelan, memang apa yang bisa dia sembunyikan dari para sahabatnya. Dulu, saat zaman Gavril masih hidup sangat susah karena tak bisa mengontrol emosi, rasa sedih dan kecewa. Teman-temannya lah yang menemani, menghandle semua pekerjaan Gavril. Sampai kondisi Gavril benar-benar stabil dan melakukan semua pekerjaannya sendiri. Walaupun mereka juga sibuk tapi tak bisa meninggalkan sahabatnya sendiri mengatasi masalahnya.

"Masih SMA,"

"Gimana bisa remaja SMA bikin seorang Gavril jatuh cinta? Model bahenol yang udah dewasa aja gak bikin lo tertarik sedikitpun." Potong Vernandi.

Pelet Cinta Pak Duda (Open PO) Where stories live. Discover now