Part 20

50.1K 5.1K 249
                                    

Kalau ada typo, atau kata yang gak jelas. Bantu menandai.😉

~~~

Pagi hari di tanggal 25 Januari adalah hari yang paling di tunggu oleh Azzura. Satu hari lagi dia akan menginjak usia 18 Tahun, dan dia senang akan hal itu. Azzura sudah siap dengan seragam sekolahnya berwarna kuning kotak-kotak, sangat khas dari SMA tempat Azzura menimba ilmu. Kaki jenjang milik Azzura menuruni anak tangga menuju ruang makan, senyum mengembang menemani bibir Azzura pagi ini. Terlihat sangat gembira memang.

"Pagi?" sapa Azzura saat melihat seluruh anggota keluarganya berkumpul di ruang makan.

"Pagi," sapa balik dari keluarganya.

Senyum manis Azzura membuat keluarganya ikut tersenyum. Ini pertama kalinya dia bisa sarapan bersama kelurga setelah sekian lama. Karena, saat keluarganya bertanya kado apa yang di inginkan gadis itu. Azzura hanya berkata ingin kumpul keluarga saja, tepat satu minggu saat ulang Tahunnya.

Kedua orang tua serta ketiga kakaknya setuju saja, lagipula Azzura hanya meminta itu bukan aneh-aneh. Mereka juga merasa sudah lama tak memperhatikan gadis cantik dengan rambut tergerai tersebut.

"Yakin gak mau kado dari Papa?" Ervi bertanya sembari menyesap kopi hitamnya.

"Beneran, Zura udah punya semuanya. Hanya waktu kalian yang Zura belum punya." Tutur Azzura dengan senyum manis.

Ervi, Lalita,Kenzo, Kenzi dan Alvi saling pandang. Mereka juga merasa kalau akhir-akhir ini mereka semua sangatlah sibuk. Tapi itu semua juga untuk Azzura. Agar Azzura tak kekurangan sedikitpu, saat Azzura meminta apapun mereka bisa mengiyakan tanpa berpikir dua kali.

"Sabtu minggu kita pergi jalan-jalan, Nak. Kalian ada waktu?" Tanya Ervi menatap ketiga putranya dengan tajam. Memang dia bertanya, tapi di dalam kata-katanya juga tersirat penegasan agar putranya mengosongkan jadwal.

"Ada, Pa." Jawab mereka bersamaa, Azzura hanya dapat tersenyum miring. Kalau tak dengan cara seperti ini, tak akan pernah ada waktu untuk berkumpul.

~~~

Azzura berjalan dengan perasaan bahagia saat melewati rumah Gavril, dengan kedua tangan memegang paper bag berisi novel yang akan dipinjam Ica. Saat sampai di depan rumah Gavril gadis itu menghentikan langkah kakinya. Dia menatap kedalam gerbang untuk memastikan Gavril sudah berangkat kerja atau belum.

Ternyata, mobil yang biasa dipakai Gavril kerja sudah tak ada. Azzura mengerucutkan bibirnya dengan helaan napas panjang. Apakah dia terlalu siang berangkat sekolahnya? Azzura menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Sepertinya ini masih pagi, bahkan sangat pagi. Tapi kenapa Gavril berangkat kerja sepagi ini?

"Kak Zura?" panggil Melisya dengan muka bantalnya. Azzura yang terkejut menatap Melisya dengan mata membelalak.

Matanya semakin terbuka lebar saat tahu Melisya tidak datang sendiri. Dia menghampiri Azzura dengan kucing di gendongannya. Kucing yang Azzura ketahui bernama Tiki tersebut menatap Azzura dengan raungan pelan.

"Mel, kucingnya bisa di kandangin dulu gak? Kakak ngeri." Ujar Azzura berusaha selembut mungkin, calon anak tiri.

"Oh iya, suka lupa kalau Kak Zura takut sama Tiki."

"Bukan takut, tapi Kakak gak suka hal yang berbulu," jawab Azzura mencoba terlihat tenang.

"Kak Azzura juga gak suka sama burung?" Tanya Melisya pelan.

"Kenapa kamu tanya gitu?"

"Soalnya Daddy punya burung, Kak. Kalau Kak Azzura gak suka burung Daddy biar disingkirin nanti waktu Kakak main kerumah." Azzura melotot, dia menunduk untuk menatap Melisya.

Pelet Cinta Pak Duda (Open PO) Where stories live. Discover now