Part 22

48.2K 4.7K 236
                                    

"Wah, bahagia sekali kelihatannya." Tegur lelaki yang tengah berdiri di depan rumah, gadis yang sedang berjalan di iringi senyum manis tersebut menoleh.

"Pagi, Om." Sapanya dengan senyum bertengger manis di bibirnya.

"Pagi," balas Gavril pendek. Senyum manis yang awalnya menemani bibir Azzura kini luntur saat mendengar jawaban pendek dari Gavril.

Gavril terkekeh pelan melihat wajah masam kekasihnya. Eh? Iya memang tak salah kalau Gavril menyebut Azzura dengan sebutan kekasihnya. Karena pada malam ulang Tahun Azzura, lelaki itu menyatakan rasa dan di jawab iya oleh Azzura.

"Mandiin burung, Om?" tanya Azzura basa-basi. Gavril menunduk dan tersenyum tipis, anggukan pelan Gavril membuat Azzura berdecak kesal.

"Kamu suka sama burung?"

"Enggak," jawab Azzura cuek.

"Masa? Kalau burung saya?" tanya Gavril dengan senyum tertahan. Azzura membelalakkan matanya, sedangkan Gavril terkekeh pelan.

Kepala Gavril menunduk, Azzura ikut menunduk menatap apa yang dilihat Gavril. Ternyata dua burung lovebird yang berada didalam kandang menjadi fokus Gavril. Lelaki dewasa didepan Azzura menggigit bibir bawahnya untuk menahan tawa. Azzura melongo dengan wajah kesal karena merasa dipermainkan oleh Gavril.

"Kamu mikir apa, Sayang?" tanya Gavril menggoda. Azzura menggembungkan pipinya dengan bibir mengerucut, tawa Gavril pecah saat melihat wajah menggemaskan Azzura.

"Kamu mau kemana?" tanya Gavril saat mengingat ini weekend dan Azzura berpakaian rapi.

Azzura menunduk meneliti pakaiannya sendiri, memang dia berdandan rapi dan juga memakai make up tipis. Dia melakukan itu bukan tanpa sebab. Ini pertama kalinya Azzura memiliki kekasih, jadi dia ingin selalu tampil yang terbaik di depan Gavril.

"Kencan yuk, ini hari libur loh." Bujuk Azzura dengan bibir mengerucut. Kedua tangannya memegang tangan Gavril dan menggerakkannya pelan. Khas seperti anak kecil yang tengah merajuk. Gavril berdecak pelan dengan mata menyipit menatap Azzura.

Azzura mengerutkan dahinya, bibirnya masih mengerucut. Gavril yang tak tahan segera menarik Azzura kedalam pelukannya, begitu menggemaskan kekasihnya yang satu ini.

"Panggil Daddy dulu. Baru kita keluar." Bisik Gavril pelan. Azzura mematung di dalam pelukan Gavril, bibirnya terasa kelu saat hendak mengucapkan hal tersebut.

"Om Gavril ih ..." kesal Azzura, dia menghentakkan kakinya di atas paving beberapa kali.

Gavril melepaskan pelukannya, dia mundur dua langkah menciptakan jarak diantara mereka berdua. Tangannya bersidekap di depan dada, matanya menatap lurus ke arah Azzura.

Azzura menelan ludahnya susah payah, percayalah tatapan mata Gavril benar-benar memabukkan. Dia belum pernah bertemu lelaki dengan tatapan mata seperti itu. Awalnya Azzura merasa biasa saja dengan tatapan mata itu, tapi setelah kejadian di taman komplek beberapa waktu lalu. Baru lah Azzura menyadari tatapan mata Gavril benar-benar membuatnya mabuk kepayang.

 Baru lah Azzura menyadari tatapan mata Gavril benar-benar membuatnya mabuk kepayang

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
Pelet Cinta Pak Duda (Open PO) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon