Part 36

41.2K 5.4K 530
                                    

Maaf kalau ada kata typo.
Selamat membaca.

~~~

Gavril berdiri di depan rumah sembari menunggu Azzura datang. Setelah tadi berdrama dengan terciduknya dia dan Azzura yang nyaris ciuman, Azzura berpamitan pulang saat Gavril mandi. Melisya juga tak melarangnya, dia membiarkan Azzura pulang sesuai keinginan gadis muda itu. Padahal Gavril berharap Melisya akan menahannya dan berkata ingin bermain lebih lama. Kalau Gavril sendiri yang meminta Azzura tetap tinggal, dia masih memiliki rasa gengsi pada kekasihnya.

"Om?" teriak Azzura kencang saat sampai di depan rumah Alex.

Memang rumah Alex dan rumah Gavril bersebelahan, maka dari itu sekarang Azzura lebih sering bermain dengan Melisya. Alasannya adalah, dia takut kalau sampai Melisya terprofokasi Alex. Mulut bocah lelaki itu sangat tak bisa ditolerir sama sekali, jadi lebih baik berjaga-jaga saja melindungi Melisya dari Alex yang ceplas-ceplos.

"Ciye, Kak Zur mau pacaran." Teriak beberapa anak kecil di bawah pohon depan rumah Alex. Gerbang rumah Alex yang terbuka membuat Azzura segera menoleh dan mencari sumber suara menyebalkan itu.

Azzura menarik napasnya dalam sebelum membalas ucapan anak-anak itu. Tapi, dengan cepat Gavril menarik pergelangan tangan Azzura dan menariknya. Dia takut kalau Azzura dan Alex akan adu mulut seperti biasanya. Pasti memakan waktu yang tak sebentar, bisa-bisa acara berduaannya gagal hanya karena pertengkaran tak jelas antara Alex dan Azzura.

"Kak Zura sekarang takut sama Daddynya Melisya. Masa iya gak berani bales?" ejek Alex sangat kencang.

"Heh, bocah sunat aja belum sok-sokan ngeledek orang gede. Lagian kalian jam segini main di bawah pohon dibawa Mbak Kun mampus kalian." Teriak Azzura sebelum kembali berjalan berdampingan dengan Gavril.

Gavril hanya bisa tersenyum miring dan menggeleng, dia belum pernah merasa bahagia seperti saat dirinya bersama Azzura. Hatinya kembali berbunga-bunga saat ada Azzura di dekatnya. Dia merasa seperti remaja yang baru mengenal cinta, padahal Gavril seorang duda buntut satu yang pernah menikah dan merasakan kehangatan seorang istri.

"Melisya udah tidur?" tanya Azzura saat memasuki rumah Gavril.

Gavril yang sedang menutup pintu dan menguncinya membuat Azzura segera menoleh. Gavril mengedipkan sebelah matanya sebelum berjalan mendekati Azzura, gadis cantik dengan setelan baju tidur itu sudah menelan ludahnya susah payah.

"Melisya lagi pergi sama Mama, mungkin nanti jam sepuluh baru pulang." Tutur Gavril pelan di iringi senyum miring.

Azzura tertawa hambar sembari berjalan mundur. Gavril masih terus tersenyum miring dengan langkah kaki semakin mendekati Azzura.

"Om, sadar." Ujar Azzura, suaranya mulai bergetar.

"Saya sadar, kamu kira saya pingsan? Oh ya,  tadi sore kamu bertanya apakah saya akan solo? Kenapa kamu gak join saja sama saya? Berdua lebih baik bukan?" seringai Gavril membuat bulu kuduk Azzura berdiri.

"Perhatikan langkahmu, Cantik." Ujar Gavril sembari menarik pergelangan tangan Azzura.

Saat berjalan mundur, tanpa sadar Azzura menabrak bantalan sofa dan hampir saja terjatuh. Untung saja Gavril segera menariknya. Kalau tidak mungkin Azzura sudah terjatuh. Walaupun jatuh di atas sofa, tapi tetap saja akan membuat Gavril khawatir.

Azzura berdiri dengan napas mulai kembali normal. Intinya dia harus tetap berpikir positif. Walaupun hasilnya tak selalu positif. Yang penting usaha dulu.

"Mau duduk dimana? Di sofa? Permadani, atau ... Pangkuan saya?" bisik Gavril di akhir kalimatnya.

Glek ... Azzura kembali menelan ludahnya susah payah. Kenapa Gavril malam ini begitu mengerikan, tak seperti biasanya yang penyayang dan juga perhatian. Apakah karena tadi sore Azzura meledeknya?

Pelet Cinta Pak Duda (Open PO) Where stories live. Discover now