Part 10

51.7K 5.4K 86
                                    


Di bawah pohon mangga samping rumah duda kaya raya, pemilik rumahnya tengah menikmati kopi serta roti bakar di pagi hari minggu adalah hal yang sangat mengasyikan memang. Setelah melewati hari kerja yang begitu panjang, kini menikmati hari santai memang tak ada salahnya.

"Daddy, aku mau pergi ke kolam renang sama temen-temen sekolah." Teriak Melisya dari arah pintu keluar ruang keluarga. Gavril yang baru menyeruput sedikit kopinya menyemburkan begitu saja saat terkejut oleh teriakan anaknya.

Melisya berdiri di depan Gavril dengan senyum polos, tangannya masih memeluk boneka kancil kesayangannya. Gavril yang duduk di kursi membungkukkan tubuhnya kedepan, menggenggam tangannya sendiri dengan siku bertumpu pada pahanya.

"Di rumah kan ada kolam renang, Nak. Kenapa harus keluar?" tanya Gavril lembut.

"Ini ulang tahunnya temenku dirayain di sana, Daddy. Melisya harus ikut. Kalau gak nanti aku diomongin sama mereka." Kesal Melisya dengan wajah ditekuk.

Gavril tersenyum miring dan mengangguk, dia cukup senang menggoda putrinya. Menggoda Melisya adalah hiburan tersendiri bagi Gavril. Hiburan dan kebahagiaan seorang ayah memanglah seorang anak.

Namun, yang membuat Gavril sedikit heran. Apakah anak seusia Melisya yang baru menginjak usia lima Tahun sudah tahu cara membully. Jika iya, Gavril harus memberi pelajaran baru untuk kehidupan Melisya.

Dia tak ingin anaknya terjerumus hal buruk dan akan menjadi tabiat buruk. Hal yang sudah terbiasa dilakukan sejak kecil, sangat susah di rubah saat sudah dewasa. Maka dari itu, Gavril selalu melakukan hal yang baik. Agar Melisya juga menirunya, biar bagaimanapun anak-anak selalu mengikuti tingkah orang tuanya.

"Melisya sudah punya kado untuk temannya?"

"Sudah, kemarin beli sama Mbak Riska." Sahut Melisya riang.

"Ya sudah, siap-siap sana. Nanti telat gak enak sama temannya." Melisya mengangguk dengan girang. Sebelum pergi meninggalkannya Gavril, Melisya mencium pipi Gavril terlebih dahulu.

"Kamu sudah begitu besar, Mel. Dan Daddy semakin bingung bagaimana saat pertanyaan-pertanyaan di luar nalar kembali terulang. Bagaimana kalau kamu sudah tahu dan mengerti semuanya, apakah tetap bersama Daddy? Atau kamu lebih memilih pergi?"

~~~

Azzura tengah mencoba beberapa dress yang di pilih Widi untuknya. Malam ini, Azzura dan keluarga akan mendatangi jamuan makan malam. Acara yang lumayan penting bagi teman papanya, dikarenakan istri dari teman papanya hamil lagi.

Setelah memiliki anak empat dengan berjenis kelamin lelaki semua, akhirnya mereka kini bisa memiliki anak perempuan. Setelah di USG dan terlihat jenis kelaminnya, mereka langsung membuat acara besar.

Azzura sedikit iri, belum lahir dan belum terlihat wajahnya saja sudah di perlakukan sangat spesial. Apalagi saat nanti dia sudah lahir, dan Azzura juga berpikir suatu saat nanti anak tersebut hendak membawa kekasihnya ke rumah. Pasti akan banyak interogasi dari keempat kakaknya serta papanya.

"Kak Widi, ini bagus gak?" tanya Azzura sembari memutarkan tubuhnya ke kanan dan kiri.

Widi yang notabennya pemilik butik tempat Azzura mencari baju tersebut hanya mengangguk. Mau pakai apapun Azzura akan terlihat cantik, karena memang Azzura sudah cantik dari sananya.

"Ra, kamu mau pakai baju compang-camping juga tetep aja cantik." Kekeh Widi pelan, dia masih fokus pada beberapa majalah yang dari tadi menarik perhatiannya.

Pelet Cinta Pak Duda (Open PO) Where stories live. Discover now