Part 51

36.9K 4.4K 284
                                    


Kepulan asap dari sebatang rokok yang ada di apitan bibir tipis lelaki dewasa itu membuat gadis yang sedang memakai seragam sekolahnya berdecak kesal. Sudah beberapa hari Gavril mendiamkannya. Entah karena dia membangkang ucapannya atau karena begadang. Sebelumnya Gavril sudah memperingatkan Azzura agar tak begadang. Tapi gadis itu masih saja begadang sampai pagi terkadang.

Dan hari ini, Azzura berpikir untuk membujuk Gavril tapi secara terselubung, dia tak mau terlalu terlihat sangat ingin berbaikan. Ya walaupun dia sangat ingin. Apalagi setelah konflik yang sudah-sudah, hubungan asmara Gavril dan Azzura tak terlalu lengket seperti sebelumnya.

Senyum manis Azzura terukir saat otak cerdasnya sudah memikirkan cara. Dia berlari keluar rumah, entah ada acara apa semua pengawal Gavril datang. Bahkan saat dia pulang sekolah tadi mobilnya tak bisa masuk gerbang karena penuh dengan mobil dan motor pengawal Gavril.

"Mau kemana, Non?" tanya salah satu pengawal yang berdiri didepan pintu hendak masuk rumah.

"Astagfirullah," Azzura mengusap dadanya pelan, dia terkejut bukan main melihat lelaki tinggi dengan badan tegap yang pernah mengejarnya dulu berdiri tepat didepannya.

"Ngagetin tahu gak!" bentak Azzura kesal, namun saat teringat rencananya dia segera menutup bibirnya. Kalau sampai dia berteriak dan Gavril mendengar suaranya, pasti Gavril sudah akan pergi. Memang dari kemarin Gavril lebih sibuk dari biasanya, entah benar-benar sibuk atau sok sibuk untuk mendiamkan Azzura.

"Pak, sopir yang jemput aku udah balik?" tanya Azzura, sebelumnya dia meminta sopirnya untuk membeli manisan buah.

"Belum, Non. Ada perlu?"

"Mobil yang didepan gerbang minggirin semua, buru sebelum pak sopirnya dateng!" Perintah kekasih bossnya membuatnya sedikit heran.

Namun, saat melihat Azzura berkacak pinggang dan melotot beberapa pengawal Gavril yang mendengar perintah Azzura segera berlari menuju mobil yang menghalangi pintu gerbang. Azzura tersenyum sumringah saat mobil yang menghalangi pintu gerbang sudah tak ada, dia berjalan dengan senyum tertahan dibibirnya. Puluhan bahkan lebih dari seratus pengawal Gavril menatap kekasih bossnya dengan heran.

"Pak, bilang sama Daddy kalau Azzura udah sampai tapi kayaknya Non Azzura terluka karena jatuh."

"Hah?"

Semua pengawal yang ada didekat Azzura menatap gadis itu dari atas sampai bawah. Masih utuh, mulus, tak ada goresan sama sekali. Bahkan bekas gigitan nyamuk ataupun semut saja tak ada. Bagaimana bisa Azzura berkata kalau dia terluka.

"Udah cepet. Oh, atau mau aku aduin kalau Bapak gak mau jaga aku karena aku bawel, banyak maunya, ribet. Mau?" jari telunjuknya mengarah kearah pengawalnya.

Sebenarnya Azzura berniat menunjuk wajah pengawal itu. Tapi, karena tinggi mereka berbeda lumayan jauh. Berakhir Azzura hanya bisa menunjuk didepan dada. Tapi tak apa itu sudah cukup bagus, kapan lagi gadis mungil sepertinya mengancam lelaki dewasa, tinggi tegap, wajah garang dan tatapan mata tajam.

"Baik, Non."

Setelah melihat pengawal itu pergi, Azzura bergegas berlari ke arah gerbang. Dia sudah mengambil tiga plester yang sebelumnya dia beli di kantin sekolah. Dia menutup pelipis, ujung hidung dan sikunya menggunakan plester bergambar hello kity. Pengawalnya Gavril yang melihat tingkah Azzura menggeleng pelan, mereka berpikir bagaimana bisa bossnya yang seperti itu jatuh cinta dengan gadis seperti Azzura.

Bukan karena wajahnya yang tak cantik. Mereka mengakui kalau Azzura sangat cantik. Tapi, tingkahnya yang selalu membuat geleng-geleng kepala lah yang membuat mereka berpikir demikian. Kabur dua kali dari pengawalan, pernah minta hal aneh-aneh saat Gavril tak ada. Bukan karena dia menginginkannya, tapi karena Azzura ingin pengawalnya tak tahan agar mengadu kepada Gavril. Dengan begitu Gavril pasti segera pulang dan menceramahinya.

Pelet Cinta Pak Duda (Open PO) Where stories live. Discover now