⬆️ Junseo x Daehyeon

7 1 0
                                    

÷ ÷ ÷ ÷ ÷

prioritas

÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Junseo tidak melakukan pikir dua kali dalam mengabaikan apapun yang dia kerjakan saat dia menerima pesan Daehyeon, menanyakan posisi dari laki-laki Jang sebagai balasan dari tanya Daehyeon, sesuatu seperti 'apakah kau memiliki waktu'. Pertanyaan bodoh, sejujurnya.

Junseo bukan sosok yang menyatakan perasaannya dengan kata manis atau memberikan hadiah, bukan merupakan sosok terbuka dalam mengakui perasaannya. Tapi dia akan mengesampingkan hal lain saat dia menemukan situasi pilihan antara lainnya dan Daehyeon.

Daehyeon memperhatikan makanan manis tanpa usaha menyentuh sendok saat Junseo menghampirinya di kedai kecil yang familiar.

"Ada yang terjadi?" Tanya Junseo seraya menempati bangku yang ada depan Daehyeon, memindahkan fokus Daehyeon dari makanan

"Apa yang terjadi?" Daehyeon yang memperlihatkan sikap bodoh lagi polos tidak mudah untuk dihadapi, Junseo menarik napas

"Kau tidak biasa memakan manis di larut malam" Kata Junseo yang mengembalikan perhatian pada roti dengan bahan manis di atasnya

"Oh. Kau sungguh memperhatikan" Bibir Daehyeon membentuk senyum dan melepaskan tawa yang canggung untuk didengar

"Usahamu dalam mengalihkan pembicaraan," Junseo menggeleng, menemukan usaha lainnya begitu buruk dan tidak meyakinkan

"Tidak ada yang terjadi" Kata Daehyeon, melakukan angguk penuh ragu saat Junseo menetapkan tatap seperti dia ingin memastikan

"Benar, dan kau biasa menghabiskan kantung gula di malam hari" Junseo mengatakan ini, tidak memiliki kesan dirinya percaya

"Aku hanya memerlukan waktu" Daehyeon merendahkan tatap mata pada makanan manis yang tidak akrab dengannya di waktu ini

"Tapi, tidak ada yang terjadi?" Junseo mengulang kata Daehyeon dengan nada tanya, tidak memindahkan tatap dari lainnya

"Hanya menemukan buntu dari menulis lagu" Tangan Daehyeon meraih sendok dan mulai menyuapkan makanan pada mulut

"Oh. Kau mengambil jeda dan tidak tahu harus melakukan apa?" Ini bukan situasi baru, meski ini bukan pula situasi akrab

"Keberatan untuk menemaniku?" Junseo tidak memahami darimana ide ini memasuki kepala Daehyeon, meninggikan satu alisnya

"Tidak ada yang bicara mengenai keberatan" Kata Junseo, masih memiliki tidak paham mengenai darimana pikiran ini datang

"Maka, tidak masalah kalau aku ingin kau menemaniku?" Sungguh, ini merupakan tanya bodoh dan tidak diperlukan

"Iya" Junseo hanya mengatakan ini, tidak berpayah dalam membagi pikir atau perasannya dengan sikap terbuka

"Bukan seperti seseorang akan marah atau cemburu, benar?" Tanya Daehyeon kembali menimbulkan tidak paham Junseo

"Siapa yang marah atau cemburu?" Membalas tanya Daehyeon dengan tanya lain, Junseo menunjukkan tidak pahamnya

"Entahlah. Kau memasang potret di ceritamu" Samar, tapi Junseo tidak melewatkan kesan tak senang saat Daehyeon mengatakan ini

"Yohan-Hyung merupakan sepupu" Tahu apa yang dibicarakan, Junseo menempatkan senyum di wajah dengan perasaan tergelitik

"Mungkin dia menginap di tempatmu dan tidak senang kalau," Kata Daehyeon memburu, kentara bahwa dirinya merasa salah tingkah

"Daehyeon-Hyung. Kau salah tingkah" Junseo menemukan dirinya meloloskan tawa ringan karena salah tingkah Daehyeon

"Uhh, diam" Daehyeon hanya memperhatikan makanan, tak melihat Junseo hingga dia menuntaskan makanan manis.

Kelihatan seperti Daehyeon tidak menyadari mata Junseo hanya mengarah padanya, tidak memiliki sosok yang dijadikan prioritas melebihi tugasnya selain sang laki-laki kelahiran Februari.

Diketahui Junseo tidak mengeraskan suara mengenai perasaan dan Daehyeon bukan sosok yang menyatakan perasaan menggunakan kata, tapi dia menyadari ada yang perlu berkata untuk memulai.

÷ ÷ ÷ ÷ ÷
selesai
÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Bingung mau ngambil bagian mana dari ucapannya Junseo, pesannya manis banget sampe ngerasa sayang buat nulis satu bagian (tapi sadar diri kalo ngga bisa nulis banyak bagian).

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang