🚶Junseo x Daehyeon

111 13 2
                                    

÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Si Pejalan yang Berkelas

(keturunan kaya! Junseo x pelukis jalanan! Daehyeon)

÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Junseo tidak memahami seni gaya abstrak yang dipamerkan, hanya mengunjungi pameran lukisan saat orangtua mengatakan dia perlu bertemu dengan orang besar atau petinggi perusahaan, sementara dia sendiri menyenangi lukisan yang dibuat oleh pelukis jalanan.

Menghabiskan waktu untuk menelusuri jalanan dan menghentikan langkah saat dia melihat pelukis jalanan, memperhatikan sang pelukis yang berusaha merekam tampilan gadis kecil di depannya dalam lukisan penuh warna. Berdiam dan hanya memperhatikan situasi.

Tangan Junseo meninggi saat dia memberi balas pada gadis yang diperhatikannya, dan membentuk senyuman saat ayah dari gadis itu mengatakan terima kasih pada sang pelukis.

"Kau hanya berdiam disana?" Pelukis membalik tubuhnya untuk melihat Junseo yang memiliki jarak dua langkah dari posisinya

"Aku mengganggumu dengan posisiku?" Tanya Junseo, berpikir dia akan melanjut jalan tanpa tujuan seandainya posisi dia mengganggu

"Tidak. Hanya bertanya" Meninggikan bahu dan tidak memusingkan Junseo yang masih berdiam pada posisinya, sibuk membersihkan alat lukis yang digunakan

"Aku juga, hanya memperhatikan" Balas Junseo seraya mendekati sang pelukis yang menaruh kanvas baru pada penyangga

"Bosan untuk mendapat lukisan?" Pelukis, Jang Daehyeon, mengembalikan pandangannya pada Junseo saat dia merasa yakin dengan kanvas yang ditempatkannya

"Kenapa aku merasa bosan?" Junseo bertanya dengan ekspresi heran mengenai pikiran yang dimiliki oleh Daehyeon

"Kau dapat mengambil foto dengan mudah, mengambil foto pada tempat yang berkelas" Kata Daehyeon, melihat Junseo yang menaruh tangan pada saku pakaiannya

"Kenapa kau mengatakan aku dapat mengambil foto pada tempat yang berkelas?" Merendahkan pandangan pada Daehyeon yang merasa nyaman dengan bangku, sementara dia sendiri merasa nyaman dengan posisi berdiri

"Aku melihatmu mendatangi pameran dimana petinggi perusahaan dan orang berkelas dapat ditemukan dengan mudah" Kata Daehyeon, menyipitkan mata saat dia menemukan silau dari matahari

"Apakah aku tidak dapat menghadirinya sebagai orang biasa?" Junseo memberikan tanya seraya mengeluarkan satu tangan dari saku pakaian, memposisikan tangan untuk menghalangi silau

"Hanya, kau bersikap seperti kau merupakan orang berkelas" Daehyeon meluruskan matanya pada Junseo saat dia tidak lagi mendapatkan gangguan dari silau matahari

"Aku bersikap seperti aku merupakan orang berkelas?" Bibir Junseo membentuk senyum seperti Daehyeon mengatakan kelakar yang lucu lagi menyegarkan, tidak didengarkannya pada situasi lain sebelum ini

"Dalam pandanganku, iya" Kepala Daehyeon mengangguk untuk membenarkan, sekalipun tidak menemukan tampilan berkelas dengan jaket maupun celana putih yang dikenakan oleh Junseo

"Ini adalah pertama kali aku mendengar seseorang mengatakan sikapku berkelas" Kata Junseo, membenarkan pikiran saat melihat ekspresi tersenyum di wajahnya

"Tapi kau sungguh, merupakan orang berkelas?" Kesan ingin tahu yang tulus dalam perkataan Daehyeon, bukan seperti dia memiliki maksud dalam katanya

"Apa yang kau pikirkan mengenai aku?" Junseo merendahkan tangan, pun dia merendahkan posisi dengan mengambil bangku yang biasa digunakan oleh pejalan yang ingin dilukis oleh Daehyeon

"Hanya pejalan yang senang melihat lukisan jalanan dan dibuatkan lukisan" Daehyeon menjawab, menerima senyuman merasa puas dari Junseo

"Benar. Sekarang, apakah penting bahwa aku merupakan orang berkelas atau bukan?" Junseo pikir dia akan menemukan sikap berdiam, namun dia segera mendapatkan geleng dari Daehyeon

"Tidak, tidak penting" Daehyeon memberi jawab pada Junseo, memiliki sikap dia sungguh tidak memikirkan apakah orang di sisinya adalah orang berkelas atau bukan

"Kau tidak berbeda dalam memperlakukan aku kalaupun kau mengetahui aku adalah orang berkelas?" Junseo memperhatikan laki-laki ini selama beberapa waktu dan mengenalinya, sendirinya mengetahui jawab dari pertanyaannya

"Aku hanya pelukis jalanan. Statusmu tidak penting bagiku" Kata Daehyeon dengan sikap tidak peduli, memberi jawab seperti apa yang dipikirkan oleh Junseo

"Ingin minuman?" Junseo memiliki senyum pada wajahnya selagi dia menawarkan, melihat Daehyeon yang memperhatikan situasi pejalan sebelum dia melihat pada si pejalan di sisinya

"Iya, kalau kau yang membayar" Daehyeon membuka mulutnya untuk menyetujui, tangan membenarkan letak kacamata dan menempatkan senyum dengan kesan jahil

"Bahkan aku tidak memintamu untuk melukis hari ini" Memiliki nada mengeluh namun Junseo tidak memberikan tanda dia menolak perkataan Daehyeon.

Hanya memiliki minuman pada satu tangan sebagai apa yang biasa diterimanya dari Junseo, Daehyeon tidak pernah merupakan sosok yang memberikan tuntut pada Junseo dan terus memberi sikap jujur padanya. Mustahil untuk mengatakan Junseo tidak menyenanginya.

Tidak memiliki berani untuk mengatakan pada saat ini, hanya menggunakan alasan dia menyenangi lukisan jalanan untuk menghabiskan waktu dengannya (pun Junseo sungguh suka pada lukisnya). Bukan masalah selama dia dapat memiliki waktu dengan Daehyeon.

÷ ÷ ÷ ÷ ÷
selesai
÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Selamat ulang tahun buat maknae kita, Kim Junseo! Hehe, terlambat sehari. Kepikiran ide ceritanya karena liat pin yang kelihatan aesthetic, dan ternyata barang dagangan (engga terlalu nyambung, tapi ide muncul dari situ).

Ada yang mau request untuk pairing berikutnya ?

ArunikaWhere stories live. Discover now