🎰 Yohan x Seokhwa

265 24 3
                                    

÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Beruntung lagi Magis
(kehadiranmu)

÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Yohan tidak mengetahui dia memiliki waktu untuk memikirkan Seokhwa saat dia menyimpan tugas, tidak menduga dia akan tersenyum saat dia menemukan pesan singkat dari Seokhwa, tidak menyadari dia dapat menyukai seseorang melebihi dia suka pada makanan.

Bukan lagi memiliki kehidupan statis seperti siaran televisi pada waktu dini hari, pertemuan dengan Seokhwa merupakan hal magis yang memberi perubahan pada kehidupan Yohan. Keberuntungan adalah kata biasa, terlalu biasa namun Yohan payah untuk menemukan kata lainnya.

Paham sang kekasih ingin memberi kejutan, Yohan memperlihatkan wajah dia merasa terkejut mengenai kehadiran Seokhwa di ruang apartemen.

"Tidakkah kau sudah mengetahui aku akan datang?" Seokhwa tidak berpuas dengan ekspresi terkejut yang diperlihatkan oleh Yohan, hanya melirik diantara kesibukan dia menata meja

"Benarkah?" Yohan memperlihatkan sikap polos dan berpura bodoh, seperti dia tidak mengetahui apa yang dimaksud oleh Seokhwa

"Donghan-Hyung sudah memberitahumu, benar?" Melirik untuk melihat Yohan yang mengenakan sandal rumah sebelum mengambil langkah untuk mendekat

"Ah. Benar" Bibir Yohan memiliki senyuman yang canggung selagi dia membenarkan kata Seokhwa, hanya berdiam di sisi meja dan tidak yakin mengenai lakunya

"Yohan-Hyung, kau dapat duduk" Seokhwa selesai membenahi meja dan meninggikan wajahnya untuk melihat pada Yohan yang masih berdiri

"Ini seharusnya merupakan kejutan" Yohan memperhatikan makanan yang disiapkan pada meja, mengedarkan pandangan untuk melihat hiasan pada ruang apartemennya

"Tidak perlu mengingatkan aku" Enggan berkata dengan keras, namun Yohan memahami sang kekasih menyimpan kesal mengenai Donghan yang memberitahu rencananya pada Yohan

"Aku minta maaf" Tangan Yohan mengulur dan berusaha meraih tangan Seokhwa, memiliki tatapan meminta maaf dan senyum kecil pada bibir

"Kenapa kau yang meminta maaf?" Seokhwa menerima tangan Yohan, merasakan Pemuda Kim ini menggenggam jemarinya dengan rapat namun memiliki sikap berhati

"Seandainya aku tidak bertanya, Donghan-Hyung tidak memberi jawaban" Jawab Yohan, ingat bagaimana Donghan menjawab dia membutuhkan kunci dari apartemen Yohan karena Seokhwa ingin merayakan sidang yang dilakukan Yohan

"Mungkin ini adalah salahku karena aku meminta bantuan padanya, sementara dia memiliki hal lain yang dipikirkan" Bibir Seokhwa melepaskan hela nafas

"Donghan-Hyung dan Yongha masih memiliki masalah?" Menanggapi dengan baik, Yohan tidak melewatkan situasi buruk dari teman dan saudara sepupunya

"Um" Seokhwa mengangguk untuk membenarkan dugaan Yohan, hanya mengarahkan tatapannya pada genggaman mereka sebelum dia melepas tangannya.

Yohan merasakan lelah dan pening mulai menghilang, menyadari sudut bibirnya menjadi tinggi saat Seokhwa memegang tangannya dengan dua tangan dan memainkan jemarinya seperti anak kecil.

"Yohan-Hyung," Seokhwa mengembalikan posisi dimana dia menaruh tangannya dalam genggam Yohan, pun Yohan kembali menggenggamnya dengan rapat

"Iya" Menanggapi panggilan yang diberikan selagi melihat Seokhwa meninggikan pandangan, menatap matanya

"kau melakukannya dengan baik." Memuji Yohan dengan senyuman tipis, memiliki kesan jujur dalam katanya seperti apa yang selalu dimilikinya saat melempar pujian pada Yohan

"Kau tidak melihatku melakukan sidang. Bagaimana kau mengatakan aku melakukannya dengan baik?" Bertanya dengan satu tangan yang mulai menyentuh makanan, tidak membiar tangan satu melepaskan Seokhwa

"Aku tahu kau selalu melakukan bagianmu dengan baik, dengan usaha paling keras yang dapat kau lakukan" Kata Seokhwa, memiliki sikap yang mutlak dan penuh yakin sehingga Yohan membentuk senyuman

"Kelihatan seperti mataku memiliki kantung hitam yang buruk" Kelakar Yohan walau dia tahu Seokhwa tidak menganggap kantung matanya kelihatan buruk, menyuapkan lauk setelah dia berkata

"Kau masih tampan" Tersedak, Yohan memberi tatap pada Seokhwa yang memiliki ekspresi seperti dia tidak tidak tahu pujiannya dapat menyebabkan Yohan tersedak

"Hei. Bagaimana kau melempar pujian dengan mudah?" Hanya menggerutu saat Yohan selesai mengunyah, mengarahkan sumpit pada mulut Seokhwa dan tidak menemukan penolakan dari sang kekasih

"Yohan-Hyung, aku bangga padamu. Kau tahu?" Keheningan diselesaikan dengan kata Seokhwa, menyelesaikan kunyah terlebih dahulu dan kembali menerima sumpit yang diarahkan padanya

"Aku tahu, Seokhwa. Terima kasih" Yohan menempatkan sumpit pada mangkuk nasi dan meraih sisi wajah Seokhwa, menyapukan jemari untuk menghilangkan noda

"Aku yang harus berterimakasih" Seokhwa selalu memiliki sikap yang jujur saat dia berbicara dengan Yohan, dan Yohan tidak tahu apa yang dilakukannya sehingga Seokhwa merasa dia harus berterimakasih

"Tidak. Aku yang berterimakasih karena kau ada disini dan mengatakan hal baik mengenai aku, bahkan saat aku tidak ada di sisimu" Ingat dengan cerita Yongha mengenai Seokhwa yang bicara tentang dirinya pada banyak teman, tidak membiar orang lain berpikir mereka memiliki kesempatan untuk mendekatinya

"Kau selalu berusaha ada di sisiku, dan aku pikir itu cukup" Kata Seokhwa, membuat Yohan memikirkan pemuda ini adalah sosok yang menyenangi perhatian terlepas dari bagaimana dia kelihatan begitu mandiri

"Tidak cukup. Aku tidak akan membiarkanmu jauh dariku setelah ini" Yohan berkata dengan keras kepala, akan berkeras mengenai katanya seandainya Seokhwa bersikap dia ingin menolak kata Yohan

"Kapan kau membiarkanku menjauh darimu, Yohan-Hyung?" Paham dengan sikap Yohan dan tidak memiliki keinginan untuk menolak katanya, Seokhwa berkelakar dengan senyuman geli pada wajahnya

"Kau tahu aku tidak akan melepaskanmu dariku, tidak akan membiarkanmu jauh" Kata Yohan seraya memainkan genggaman tangan mereka yang tidak dilepas dari saat lalu

"Aku tahu. Aku pikir aku sendiri tidak ingin melakukannya" Seokhwa melepaskan tawa kecil saat Yohan memainkan tangan mereka yang masih menaut, pun dia menggerakkan tangan dengan tatapan senang.

Yohan hanya seseorang yang berusaha keras namun tidak pernah merupakan pemilik dari peringkat satu, tidak pernah menjadi seseorang yang istimewa dan menerima banyak perhatian. Hingga dia membiarkan Yongha membawa teman menginap di tempatnya pada liburan musim panas tiga tahun lalu.

Membiarkan lengannya dirangkul Seokhwa saat mereka sedang berjalan, meraih bahu Seokhwa atau menawarkan peluk saat menyadari Seokhwa tidak merasa baik. Hal biasa bagi Yohan untuk melihat orang lain, namun Seokhwa menerima perhatiannya dan menatapnya dengan ungkapan terima kasih yang hangat.

Tidak henti merasakan hangat saat Seokhwa memberi pujian pada waktu dia tidak menduga, pada waktu dia pikir dia mengacaukan hari atau melakukan tes dengan buruk. Magis, Seokhwa dapat memperbaiki hari dan perasaannya dengan beberapa kata.

÷ ÷ ÷ ÷ ÷
selesai
÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Selamat ulang tahun buat fake maknae kita, Kang Seokhwa! Maafkan judul cerita yang terlalu dangdut ya, pun karena cerita ini terlambat pake banget.

Silahkan menyarankan pairing berikutnya >>>

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang