🍕 Donghan x Junseo

20 2 0
                                    

÷ ÷ ÷ ÷ ÷

pizza merupakan kunci

÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Junseo tidak mengetahui berapa lama dirinya telah mendiamkan diri dan hanya melihat layar komputer, serius dengan apapun yang dia kerjakan sehingga tidak ada pemikiran mengenai hal lain. Keningnya mengerut saat pintu kamar dibuka dengan suara keras, tak peduli ini panik atau antusias.

Fokusnya harus dipindahkan dengan teman sekamar yang meraih tangannya dan membuat tarian jemarinya pada papan ketik harus dihentikan, memberi tatapan jengah pada laki-laki yang dia ketahui lebih dewasa dari dirinya untuk memberitahu dirinya tidak ingin melakukan permainan.

Pandangan Junseo masih menemukan senyum dengan kesan jenaka, tidak mendapati ingin Donghan untuk melepaskan tangan dan membiar dirinya.

"Hyung, aku masih merapihkan," Junseo tidak dapat menuntaskan perkataan

"Pizza?" Ini seperti kata kunci untuk mendapat perhatiannya, atau cacing di perut

"Kau memesan pizza, Donghan-Hyung?" Tanya Junseo mendapatkan senyum lainnya

"Iya, dan aku memilih toping yang kau sukai" Donghan berkata dengan sikap dia menyombongkan diri

"Benarkah?" Pembicaraan ini menyadarkan Junseo bahwa dirinya lapar dan memerlukan makan

"Tidakkah kau akan meninggalkan bangku dan makan denganku?" Tanya ini mendapatkan diam

"Ah," Junseo memperhatikan layar komputer yang masih menyala di depan wajahnya, meragu

"Kau harus meninggalkan bangku dan makan pada saat ini" Suara Donghan tak memperlihatkan dia akan menyerah

"Mungkin aku akan," Junseo ingin kembali, hendak meluruskan posisi pada komputer

"Tidak, tidak. Kau mengetahui aku tidak menerima penolakan" Tangan Donghan rapat pada jemarinya

"Kau tidak perlu melemparkan tanya sedari awal" Tangan lain dari Junseo harus melakukan gerak

"Aku tidak ingin menimbulkan kesan sebagai tukang paksa" Kata Donghan menggelitiknya

"Donghan-Hyung bukanlah tukang paksa?" Tawa kecil dilepaskan dari bibir Junseo

"Bukan" Donghan mengatakan ini dengan sikap jenaka yang mengundang gelinya

"Ah, Donghan-Hyung bukan tukang paksa" Junseo memastikan tulisannya telah tersimpan

"Kemari dan makan pizza denganku" Donghan tidak membuang waktu dalam meraih tangannya.

Junseo dapat melihat kotak pizza dan keranjang isi ayam goreng pada meja pendek di bagian tengah dari unit apartemen yang mereka tempati, pun botol kola sebagai pendamping.

"Tidakkah kau mengatakan pizza?" Junseo tidak memikirkan dia akan melihat banyak menu

"Iya, dan beberapa ayam goreng tidak akan melukai harga diri dari pizza" Jawab Donghan

"Aku tidak menemukan kesalahannya" Tawa kecil kembali dilepaskan oleh Junseo

"Kau memerlukan banyak makan, karena aku tidak tahu waktu makanmu yang berikutnya" Kata Donghan

"Aku tidak terlalu buruk dalam mengatur waktu" Kata 'waktu' mengusik pikiran Junseo

"Seandainya kau membicarakan tugas dan kelas, aku setuju" Donghan melakukan angguk

"Kelihatan seperti aku sungguh buruk dalam mengatur waktu" Junseo menekuk wajahnya

"Bukan buruk dalam mengatur waktu. Kau buruk dalam memperhatikan diri" Donghan melihatnya

"Maka, Donghan-Hyung memberi perhatian padaku?" Pun Junseo membalas tatap mata dari lainnya

"Aku harus memiliki alasan untuk memberi perhatian padamu?" Tanya Donghan seraya menyerah potong pizza

"Tidak" Junseo memberi jawab dan melihat angguk puas dari laki-laki yang lebih dewasa

"Benar. Aku tidak memerlukan alasan untuk memberi perhatian padamu" Setuju Donghan

"Dan pada semua orang?" Tanya Junseo menghasilkan kerutan tak paham di dahi lainnya

"Apakah aku memberi perhatian pada semua orang?" Donghan membalik pertanyaan

"Entahlah" Mata Junseo merendah seakan toping dari pizza di tangannya lebih menarik

"Makan untuk saat ini. Bicara di waktu lain" Kata Donghan memiliki sikap dia telah memutuskan.

Junseo hanya memasukkan potongan pizza pada mulutnya dan berusaha fokus terhadap makan yang ada di meja, menunjukkan sikap seakan dia melewatkan tatap mata yang diarahkan Donghan pada dirinya.

Puas yang dirasakannya saat makanan telah dihabiskan dan senyum yang ditemukan dari wajah Donghan membawa hangat di perasaannya, menyenangi hadir dari sang teman kamar walau dia tak pernah mengatakannya.

÷ ÷ ÷ ÷ ÷
selesai
÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Udah ingetin diri dari jauh hari, malah sok sibuk sama tulisan lain dan baru selesai deketan ultah Yohan.

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang