BAB 7

118K 4.5K 25
                                    

SIAPA YANG NUNGGUIN KONFLIK?!☝️☝️☝️

ZUZUR AKU TAKOET

KITA BERANTEMIN YO, MESUM"AN MULU

JAWAB SAMA KALIAN YA GUYSS, GUE KABORR🤍

-----------

"AHHH S-SAMUEL, JANGAN DISITU ... PLEASE."

KRETTT

Suara pintu terbuka mengagetkanku hingga aku refleks mendorong Samuel menjauh.

Aku yang sudah diliputi gairah, menutup mataku malu. Entah apa yang orang itu pikirkan melihat keadaan kami.

Bajuku yang sudah setengah terbuka menampilkan bercak merah keunguan yang sangat banyak. Payudaraku juga terlihat sedikit mengembul dari bajuku. Cepat-cepat aku membenarkannya.

Sedangkan Samuel, dia sudah melepas bajunya dari tadi, menampilkan otot-ototnya yang sempurna. Oh my god tadi aku menyentuh otot itu. Bahkan menjalar ke putingnya!!

Pantas saja tadi aku mendengar desahannya frustrasi.

TAPI AKU BERANI SUMPAH TADI KHILAF.

Aku tidak sadar tanganku sudah kemana-mana. Mungkin karena aku tidak ada pegangan saat Samuel melakukannya. Ya, pasti seperti itu.

"Tuan, apa yang anda minta telah saya kerjakan, nona Bella tidak akan mengingat iden--" ucap seorang pria dari pintu belakangku.

Secepat kilat aku membalikkan badanku dan melihat pelayan, pelayan pria kemarin yang menemuiku saat aku baru sadar. Pakaiannya tidak berubah masih formal seperti kemarin.

Tapi apa katanya tadi?

Suaranya tidak begitu terdengar karena desahan Samuel yang masih berada di telingaku. Dia masih ngos-ngosan setelah aku grepe-grepe.

Belum lagi memang pintunya yang jauh dari jarakku sekarang. Luas kamarnya saja sebesar rumahku, bisa bayangkan bagaimana dapurnya, tentu besar sekali. Memang seperti istana.

Hembusan napas Samuel entah mengapa berbeda, bukan lagi sexy seperti tadi. Tapi aura kemarahannya lah yang lebih terasa.

Aku memandangnya takut saat mata itu berkilat merah. Apa karena perkataan pelayan tadi? Tapi aku saja tidak terlalu mendengarnya. Bagaimana bisa Samuel menangkap suara itu di saat pelayan itu seperti berbisik.

Berbeda dengan wajah pelayan, dia terlihat sangat ketakutan. Wajahnya pucat pasi. Aku bisa menebak bahwa pelayan itu takut sesuatu terjadi padanya.

Dan benar saja. Tidak berapa lama, Samuel berlari ke arah pelayan itu. Dia mencekiknya dan mengangkatnya, lalu keluar dari pintu.

Suara teriakan si pelayan sangat menghunus sisi manusiawiku. Teriakan ketakutan dan kesakitan.

Buru-buru aku menyusul Samuel. Walaupun aku tidak mengenal pelayan itu tapi tidak baik menyiksa orang apalagi aku mendengarnya.

Namun sayang saat aku mencapai pintu ternyata sudah terkunci.

"Samuel! Samuel! Buka pintunya!"

Aku menggerakkan kenop pintu itu sembari menggedornya. Namun, tidak ada jawaban.

Perlahan-lahan teriakan itu tergantikan oleh keheningan.

"Samuel! Apa yang kau lakukan, lepaskan pelayan itu!" Teriakku marah-marah.

Pintu itu terbuka dan menampilkan Samuel dengan wajah marahnya. Tapi berbeda dengan penampilannya tadi, wajahnya dipenuhi darah, terutama di bagian mulutnya. Tubuhnya yang tidak mengenakkan baju juga penuh dengan darah seakan Samuel baru saja bermandi darah. Walaupun hal itu tidak dapat menutupi ketampanan Samuel.

Aku mundur perlahan melihatnya takut. Ini pertama kalinya aku melihat darah sebanyak itu.

Dengan sok berani aku mengintip ruangan belakangnya ingin melihat kondisi si pelayan. Namun tidak begitu kelihatan karena badan Samuel sudah memenuhi pintu. Hanya saja aku melihat bercak darah di dinding.

Gila, apa yang sudah dilakukan Samuel?

Dan apa yang pelayan tadi katakan? Aku sadar pelayan itu membawa-bawa namaku, tapi apa?!

Aku merasa sangat frustrasi. Aku takut pada Samuel tapi aku lebih penasaran dengan info pelayan tadi.

Tiba-tiba saja Samuel memelukku. Dia memelukku benar-benar erat seperti takut akan kehilangan diriku.

Tubuhku bergetar takut saat darah di tubuh Samuel ikut menempeli bajuku.

"Pardon me, rabbit," ucapnya singkat yang malah membingungkanku, dalam hati aku bertanya-tanya dia meminta maaf untuk apa.

"A-apa kata pelayan tadi, S-sam?" Aku gugup sekali. Apalagi dengan bau darah yang menyengat di hidungku.

"Forget it, whatever that stupid maid says, you're still mine, forever!"

Pelukannya semakin erat di tubuhku. Bahkan aku merasa sedikit sesak napas.

Aku ingat! Pelayan tadi mengatakan sudah melakukan tugasnya, aku tidak akan mengingat ... apa kelanjutannya.

Misteri apalagi yang Samuel rahasiakan.

Aku benar-benar penasaran, kenapa pelayan itu harus sampai dibunuh, apa yang akan dia katakan selanjutnya.

Aku menatap Samuel mencari jawaban, tapi sayang itu tidak terjadi karena Samuel menghindari tatapanku. Aku harus mencari tahu hal tersebut. Semuanya terasa janggal.

"Aku akan mandi terlebih dahulu, kau lanjutkan lah memasaknya. Makanlah duluan." Samuel mengelus rambutku dan berjalan meninggalkanku. Tidak lupa sebelumnya dia mengunci pintu tempat kejadian tersebut, tidak memperbolehkanku melihat nasib naas sang pelayan.

Aku yang terpaku hanya terdiam di tempat. Mataku masih mengikuti Samuel berjalan hingga menjauh dari pandanganku.

Pikiranku bercabang dan entah mengapa aku overthinking atas semuanya. Sebenarnya apa yang telah terjadi padaku.

------

VOTE COMMENT GA LU LU PADA!! APA MAU GUE SAMPERIN TUK VOTE?!!

EHEHE CANDA YA CANTIK GANTENG, MAKASEEE UDH MAMPIR

LOVE YOUU🤍

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now