BAB 35

43.1K 2.2K 205
                                    

ALERTTTTT ADA DEWASANYA!!

ENJOYY

-------

"Kenapa kita bisa putus?" Tanyaku tidak sabar.

Kini aku dan Jake tengah berada di sofa ruang tamu apartemenku. Aku menatapnya lekat ingin mengetahui kebenarannya.

Jake mengerut tidak suka dengan pernyataan ku. Dia menyentuh tanganku dan menggenggamnya erat.

"Kita tidak putus, kau meninggalkanku."

Aku menatapnya tanda tanya, karena yang ku ingat aku baik-baik saja dengan pacarku, kita hanya sedang terpisah jarak. Kenapa dari perspektif Jake berbeda?

Aku yakin ini karena pil Samuel. Kami tidak mengingatnya dengan begitu jelas. Hanya samar-samar. Entah siapa yang benar.

"Sudahlah, yang penting kita bersama lagi," ucapnya dengan senyum lebar.

Belum sempat Jake memelukku, aku menjauhinya. Aku masih belum terbiasa dengan fakta Jake adalah pacarku. Rasanya masih asing saja.

Wajah Jake cemberut dan menatapku dengan sayu.

"Kita masih pacaran, kan. Kenapa kau menjauhiku?"

Aku menggeleng dan menatapnya ragu. Seharusnya kami seperti pasangan pada umumnya. Seharusnya saat ini tengah berpelukan atau mungkin bercinta untuk melepas rindu kami.

Namun, aku tidak ingin merasakan hal itu.

"Aku tidak tahu, aku tak nyaman mengetahui kau pacarku. Aku lebih suka kau menjadi teman baik atau kakakku saja, aku belum siap lebih dari itu," ucapku takut-takut.

Jake menatapku tajam dan tidak suka. Dia mungkin tersakiti karena kata-kataku. Akan tetapi, aku hanya ingin membuatnya jelas saja. Aku tidak bisa berperan menjadi pacarnya.

Jake menghela napas kasar dan pergi begitu saja dari hadapanku. Aku masih menatapnya lekat hingga dia keluar dari apartemenku. Ya, lebih baik kita berpisah dulu untuk saat ini. Aku gugup berduaan dengan Jake.

"Aku akan membuatmu mencintaiku lagi, Bel," tekannya sebelum benar-benar menghilang dari balik pintu.

Aku merasa bersalah pada Jake. Akan tetapi, aku tidak mau memberikannya harapan lebih juga.

Aku bersandar pada sofa dan masih memikirkan semual hal. Jake, keluargaku, dan Samuel. Dimana Samuel sekarang? Aku sedikit penasaran.

Aneh saja tidak melihat wajahnya selama seminggu penuh. Biasanya dia selalu menggangguku dengan tatapan mesum dan tingkah posesifnya itu.

Memikirkannya membuatku mengantuk dan tidak sadar tertidur di sofa.

Hanya memejamkan mata saja, Aku seperti membayangkan Samuel tengah berada di dekatku. Dia menghimpit ku.

Senyum Samuel yang mesum itu, sudah lama aku tidak melihatnya. Dia melepas bajuku dengan tatapannya yang berkelana ke seluruh tubuhku.

Tangan kasarnya membelaiku dengan sangat lembut. Dia menyentuh payudaraku dan membuka dalamanku. Tanpa aba-aba dia mencium titik sensitif di sana.

Samuel memainkan kedua payudaraku dengan lihainya. Begitu pula dengan putingku, dia tarik, putar, seperti sudah ahli dengan hal itu.

"Ahh Samuel ahh," desahku tidak dapat menahan rasa gelinya.

Rasanya seperti berpusat di bagian bawahku, sangat gatal di sana.

"Kau sangat sexy, rabbit," Bisiknya di telingaku.

Aku seketika terbangun dan mendapati diriku masih berada di sofa. Astaga, aku mimpi basah tentang Samuel.

Aku terduduk dan terkejut dengan keadaanku sekarang. Bajuku sudah setengah terbuka, menampilkan payudaraku yang tidak tertutup apapun. Kakiku mengimpit bantal sofa hingga merasakan geli di bawah sana.

Begitu pula tanganku, aku terbangun dengan menyentuh putingku sendiri. Gila, aku tidak pernah masturbasi sebelumnya. Hanya dengan memikirkan Samuel saja, aku menginginkannya.

Dengan keadaan yang masih kacau, aku berlari ke arah kamar. Dengan cepat aku menutupi diriku dengan selimut. Sengaja ku tempelkan selimut itu ke arah putingku. Rasanya geli, akan tetapi tidak senikmat saat Samuel memainkannya.

Entah mengapa aku tidak ingin berpakaian, aku ingin merasakan naked sambil tiduran di kasur. Hal yang biasa kulakukan saat di rumah Samuel.

Samuel suka memelukku dengan keadaan yang telanjang. Katanya tubuhku hangat. Untungnya tidak terjadi apa-apa selama itu.

Aku membuka bajuku, seluruhnya. Kini aku tengah setengah telanjang. Aku semakin bernafsu melihat diriku sendiri di cermin. Pelan-pelan aku menurunkan selimutnya.

Aku membiarkan payudaraku terekspos begitu saja. Sejak kapan aku jadi se binal ini? Akan tetapi aku ingin melakukannya.

Angin dari AC yang ku hidupkan membuat putingku menegang dengan sendirinya. Enak sekali. Pasti akan lebih enak, kan, jika mengenai bagian bawahku.

Dengan nafsu, aku membuka celanaku juga. Aku sudah full naked sekarang. Aku berkaca dan melihat diriku sendiri dengan nafsu.

Bagaimana jika ada yang melihatku? Bukannya malu, aku malah semakin bernafsu memikirkannya. Telanjang di rumahku sendiri, tidak ada salahnya, kan.

Apalagi jika Samuel datang dan melihatku begini, pasti dia akan langsung menyentuhku dan membuatku puas. Dan aku akan pasrah berada di bawahnya.

Nafsu ini benar-benar gila. Aku merasa semakin gila jika tidak dilepaskan.

Aku memejamkan mataku dan berharap mimpi itu kembali. Ku biarkan tubuhku tidak tertutupi sehelai benang pun saat tertidur.

Tidak lupa juga gulingku yang ku impit di antara pahaku. Aku memainkan payudaraku. Hanya itu yang bisa kulakukan sebagai pemula.

Ku tarik, ku putar, dan ku pelintir putingku sendiri. Rasanya sangat geli dan membuatku gila. Aku memainkannya berdasarkan yang biasa Samuel lakukan.

"Ahhh enak ahh."

Walaupun tidak selihai Samuel, rasanya tetap geli. Bawahku sudah sangat basah memikirkan Samuel tengah menyusu padaku.

Aku benar-benar bisa gila.

--------

MAU LIAT ARABELLA MAIN SENDIRI?

ATAU MAU JAKE DATENG?

ATAU MAU SAMUEL DATENG?

PILIH!!!!!

VOTE KOMEN JANGAN LUPAAAAA

THANK UUUU🤍

Kidnapped By A Possessive VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang