BAB 50

28.2K 1.7K 82
                                    

OMGGGG UDH BAB 50 GAESSSS

PANJANG JUGA NI CERITA

MASIH PADA BETAH GA SIHHHH?? MANA SUARANYAA?!! WKWKWKWK

EHEHEEH DRAKORNYA UDH TAMAT JD SENGGANG NI

BTW THANK UU KOMEN KLIAN BIKIN GUE KETAWA SENDIRI

KAN JADI MAKIN SEMANGAT

SO ENJOYYY

----------

"Aku tidak dapat memastikannya siapa, akan tetapi ibu dan anak itu tidak mempunyai wangi vanila sepertimu," ungkap Samuel yang membuatku sedikit bernapas lega.

Walaupun tetap ada firasat bahwa mereka keluargaku, sebisa mungkin ku singkirkan pikiran itu.

Aku melamun memikirkan dimana ibu dan adikku. Apa mereka baik-baik saja? 

Entah mengapa aku sangat ingin bertemu dengan Alarick dan menanyakannya langsung. Akan tetapi, sulit jika Samuel selalu bersamaku.

Samuel menatapku dengan tulusnya. Tangannya merapihkan rambutku yang menghalangi wajah dan dia tersenyum.

Dia mendekatkan kepalanya pada leherku yang memang terbuka. Hidungnya menempel dan menghirup napas kuat di sana. 

"Aku penasaran kenapa kau mempunyai darah sewangi ini,"  ucapnya sambil menjilat bagian sana membuatku kegelian.

Aku menggeleng tidak tahu. Lagipula aku sendiri tidak dapat mencium wangi vanila itu.

"Tidak semua manusia memilikinya kau tahu? You're special and just mine."

Dengan posesif Samuel memelukku seakan menegaskan kepemilikannya. Tangannya yang kekar menarik ku semakin mendekatinya.

Sudah pasti dia ingin mencicipi darahku.

Samuel tidak perlu izinku lagi untuk menggigitnya, aku akan menerimanya. Dan rasanya sudah tidak sesakit biasanya.

Apa karena aku sudah meminum darahnya juga? Awalnya terasa sakit, namun setelahnya akan sangat nikmat. Dan hal ini hanya berlaku pada Samuel, kurasa tetap akan sakit jika vampir lain yang melakukannya.

Taringnya yang sudah terlihat, menancap begitu saja di leherku. "AHHH," teriakku tidak dapat menahannya.

Samuel menghisapnya dengan rakus seakan tidak merasakan darahku berhari-hari. Padahal terakhir ku berikan tadi pagi. Aku sudah seperti makanan rutinnya, dua kali sehari.

Tubuhku semakin merapat padanya saat merasakan kenikmatan itu. Rasanya geli dan membuatku bernafsu. Entah mengapa nafsuku menjadi tinggi.

Aku meremas rambutnya melampiaskan rasa sakit dan geli ini. Samuel dengan rambut berantakkan terlihat lebih sexy. Ditambah dada dan ototnya yang terpampang nyata di hadapanku, membuatku ingin menyentuhnya.

Namun, Samuel tiba-tiba saja melepaskan gigitannya di tengah nafsuku yang sedang tinggi. Aku menatapnya bingung.

"Aku sudah berjanji tidak akan melepaskanmu pulang dari pesta. Kita lanjutkan di rumah," ucapnya membuatku salah tingkah.

Aku masih saja merasa gugup jika membahas hal-hal dewasa. Padahal sudah sering kami melakukannya.

Mobil bergerak menuju apartemenku. Bahkan Samuel tidak repot-repot memindahkan ku, dibiarkannya aku dipangku seperti anak kecil.

Tangannya yang nakal bermain di punggungku, mengelusnya sensual. Tali baju di bahuku sudah menurun dari tadi. Masih tercetak bekas darah di sana. Mata Samuel berkilat terlihat nafsu yang sangat besar padaku.

Sesampainya di gedung apartemen, Samuel langsung menciumku kasar. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membiarkanku bernapas.

"S-sam, kita belum masuk apartemenku," ucapku sambil mendorongnya pelan.

Tanganku bergerak mengetik sandi dengan susah payahnya karena Samuel masih saja menyerang bibirku. Setelah berhasil memasukkan sandinya, pintu pun terbuka. Samuel langsung mendorongku hingga kami terjatuh di lantai.

Untung saja sebelum punggungku menyentuh lantai, Samuel sudah membalikkan badannya. Tidak kebayang jika terjatuh dan Samuel menghimpit, tubuhku mungkin akan remuk.

Suara jatuh tubuh kami yang sangat kencang membuat dua orang di sana menghentikan aktivitasnya.

"AHH SIAPA ITU?! Aku tidak suka hantu," teriaknya dengan kencang. Suara melengking itu aku mengenalinya.

Ku alihkan pandanganku ke arah sofa dan terkejut mendapati Jake dan Anna di sana. Walaupun lampu apartemenku mati, masih terlihat bahwa mereka sudah setengah telanjang.

"A-apa yang kalian lakukan di apartemenku?" Tanyaku terkejut.

Samuel sama terdiam nya sepertiku, akan tetapi terlihat senyuman tipis seakan sangat senang melihat Jake dan Anna dengan kondisi seperti itu.

Ku hidupkan lampu dan seketika Anna menjauhi Jake. Tidak segan-segan dia mendorongnya hingga Jake terjatuh dari sofa.

Anna mengambil bajunya yang sudah terjatuh dan mengenakannya dengan cepat. Walau naas, baju itu sudah setengah robek.

"Kau bilang ini apartemen mu?" Tanya Anna sambil melotot pada pria di hadapannya.

Berbeda dengan Jake, dia menatapku dalam, tidak ingin aku salah paham. Matanya menyiratkan bahwa dia merasa bersalah.

"Aku tidak sadar, pendek. Aku terbiasa ke sini."

Raut wajah Anna yang tadinya panik dan kesal, terdiam mendengarnya.

Aku tahu Anna menyukai Jake dan bodohnya Jake dengan santai mengucapkan hal itu. Membuatku tidak enak saja pada Anna.

Aku mendekati mereka dan menarik Anna untuk mengikuti ku. Tidak mungkin dia pulang dengan bajunya yang sudah tidak layak pakai. Bahkan Jake tidak memperhatikannya.

Sejak kedatanganku, Jake tidak melepas pandangannya dariku.

"A-aku bisa jelaskan," ucap Jake menahan tanganku saat akan pergi ke kamar.

Dia terlihat sangat gugup dan serba salah. Padahal aku merasa tidak ada yang salah, malah aku senang jika kedua sahabatku bersatu. Samuel tidak akan merasa tersaingi lagi, kan.

Namun, ucapan Jake selanjutnya semakin memperkeruh suasana.

"Aku masih mencintaimu, Bella."

Dapat kurasakan, Anna menegang di genggamanku. Dia menunduk dan terhanyut dalam pikirannya tanpa bisa ku tebak.

Karena satu kalimat itu saja, Anna merasakan sakit tidak terkira di dadanya. Padahal baru saja mereka hampir melakukan penyatuan.

Jake tidak berhenti sampai situ saja, seakan belum puas menyakiti Anna. Walaupun ku yakin bukan itu maksudnya. Dia mengatakan hal yang membuat suasana semakin canggung.

"Dan aku ingin memberitahumu sesuatu, tentang darahmu. Bisakah kita berdua saja di kamar?"

-----------

AKHIRNYA BERES JUGA

SYULIT SEKALI NULIS 800 KATA KEK KEKKK MIKIR KERAS GMN YA BIAR SERU

SEMOGA PADA SUKA AJA DAH YA

VOTE KOMEN JANGAN LUPA!!!

BYEEE🤍🤍

Kidnapped By A Possessive VampireDonde viven las historias. Descúbrelo ahora