BAB 70

16.8K 1.4K 57
                                    

OMAIGATTTT SYUDAH LAMA BGT G UPDATEE

IM SORRYY DARLING HONEY BUNNY SWEETY

ALASAN GA UPDATE :
GUE GAADA IDE ANJWIRRRR

EMG ANAKNYA SUKA SPONTAN UHUY BGT INI KLO NULIS CERITA

KLO ADA IDE CEPET UPDATE

KLO GAADA HARAP BERSABAR YA CHAGIYA

SOOO ENJOYY SYG"KUU

-----------

Kini aku, Samuel, dan Bastian tengah berkumpul di ruang tamu. Kami sama-sama menunduk tidak mau menatap Dariel. Auranya sangat menyeramkan, belum lagi beberapa bodyguard kekar yang berada di belakangnya. 

Tentu saja karena Dariel adalah seorang raja, tidak ada yang lebih penting dari keselamatannya.

"Bastian, aku sudah memintamu untuk tidak sekamar dengan Arabella, dia perlu tidur yang banyak untuk pertumbuhannya, kau tahu itu kan?" Tanya Dariel pada Bastian, sebagai pelaku pertama yang diinterogasi.

Suaranya jelas sekali menandakan ketidaksukaan dengan keningnya yang mengerut. Bastian memang selalu menyelinap ke kamarku, katanya dia takut tidur sendiri. Walaupun ku yakin bukan itu alasan sebenarnya.

"Tapi ayah juga selalu meminta tidur dengan Arabella! Bukankah itu tidak adil," keluh Bastian sambil merenggut kesal.

Pipinya mengembung tidak menyukai saat Dariel mengaturnya. Aku tersenyum geli melihatnya. Aku seperti sebuah barang yang dilempar-lempar.

"Baiklah kalau begitu kita sepakati Arabella akan tidur se-sendiri mulai malam ini," ucap Dariel dengan sedikit terbata tanda dia juga tidak rela.

Tempat tidurku memang ganti-ganti. Malam harinya aku tidur sendiri. Namun saat terbangun tiba-tiba saja aku berpindah, terkadang berada di kamar Dariel, terkadang di kamar Bastian. Seingat ku tidak pernah aku benar-benar tidur sendiri.

Bastian menunjukkan wajah jengah nya dan hanya mengangguk pasrah.

"Baiklah, akan tetapi aku punya alasan mengapa malam ini tidur bersama Arabella, aku menjaganya dari pria brengsek itu, ayah!" Pembelaan Bastian sambil menunjuk Samuel.

Sontak pandangan Dariel menuju pada Samuel, sebagai pelaku kedua.

Samuel semakin mengetatkan genggamannya padaku dan terasa sedikit gemetar di sana. Aku baru pertama kali melihat Samuel segugup itu.

"Kau anak Alarick, bukan?" Dariel menyipit dan menelusuri Samuel dengan teliti.

Dari sisi manapun, Samuel memang mirip Alarick. Wajahnya benar-benar salinan pria itu.

Samuel mengangguk dan akan memperkenalkan diri. Namun sayang, Dariel langsung memotongnya.

"Pergilah, keluarga kami tidak ingin berurusan dengan Alarick lagi," usirnya tanpa repot-repot mengenal Samuel lebih jauh.

Dari mata Dariel, dapat terlihat sirat kebencian pada Samuel. Dia memang pernah bilang padaku bahwa sangat tidak menyukai Alarick, akan tetapi aku tidak menyangka Dariel akan mengusir Samuel secepat itu.

Refleks Samuel menggeleng dan menunjukkan genggaman tangan kami padanya. Dariel yang menatap hal tersebut mengeraskan wajahnya dan sedikit menggertakkan giginya.

"Aku akan pergi jika Arabella ikut," ucap Samuel tanpa mau dibantah.

Jawabannya itu malah menghasilkan tatapan tajam dari Dariel dan Bastian. Ku yakin mereka berdua semakin tidak menyukai Samuel. Aku jadi ikut gugup dibuatnya.

Dariel menggeleng dan dengan cepat membawaku ke sisinya. Dijauhkannya jarakku dari Samuel.

Seakan mengetahui niat serius dari Samuel, Dariel pun mengucapkannya secara to the point.

"Aku tidak merestui kalian, pergilah! Anakku tidak akan kemana-mana."

Tidak mau berlama-lama, Dariel berdiri sambil membawaku untuk mengikutinya.

"Bawa dia pergi dan pastikan tidak dapat memasuki tempat ini lagi," perintah Dariel pada bawahannya sambil menunjuk Samuel.

Setelah itu, dia berbalik dan tidak peduli lagi dengan keadaan Samuel. Jangan lupakan genggaman tangannya yang erat padaku seakan tidak ingin kehilanganku.

Tidak berapa lama, Samuelt sudah digotong oleh beberapa bodyguard untuk berdiri dan ditariknya keluar dari sini. Aku menatapnya prihatin dan tidak enak. Namun, aku juga bingung bagaimana menjelaskannya.

Aku ingin menahan Dariel, namun sepertinya pria itu sedang dalam amarahnya. Sepertinya tidak bisa untuk membujuknya sekarang. Dengan pasrah, aku mengikutinya.

Sebelum benar-benar keluar dari pintu, Samuel memberontak dan menahan dirinya. Masih dapat ku dengar teriakannya yang membuatku terkejut.

"Arabella sedang hamil, kau tidak bisa memisahkan kami, Dariel!" Tegas Samuel yang membuat waktu seakan berhenti.

Aku terdiam sambil melihatnya dengan bertanya. Kenapa Samuel harus berbohong seperti itu. Aku malah jadi malu dibuatnya.

Walaupun jujur saja aku sudah mengantisipasi jika sewaktu-waktu aku hamil. Aku sadar sudah terlalu sering melakukannya dengan Samuel, tidak mungkin hal ini tidak terjadi.

Bastian menunjukkan wajah terkejutnya dan menatap tajam Samuel. Berbeda dengan Dariel yang hanya mengangkat alisnya seakan itu bukan masalah.

"Aku tahu dan kami bisa merawatnya tanpamu," ucap Dariel santai.

Berbeda denganku yang sudah melotot tidak setuju. Bahkan aku saja tidak tahu beneran hamil atau tidak. Namun, mereka sudah berkeputusan sendiri.

Pandanganku teralihkan oleh suara dentuman dari arah pintu.

Dengan mudah, Samuel bisa menghajar para bodyguard itu. Beberapa ada yang dia dorong, dia cekik, bahkan ditendang-tendang. Aku menelan ludah gugup menyadari kesabaran pria-ku memang setipis tisu.

Samuel berjalan dengan tegasnya dan menghadapi Dariel tanpa rasa takut. Setelahnya dia menggenggam tanganku erat sama seperti Dariel.

Aku merasa bingung saat sebelah tangan kananku digenggam Samuel, sedangkan sebelahnya lagi Dariel. Dua-duanya adalah orang yang ku sayangi.

"Kalau begitu biarkan Arabella yang memilih. Anak kami membutuhkan seorang ayah, Dariel."

------------

SAM LU BERANI BGT

APA GA MAKIN DIBENCI LUU

TP GMN YA KLO UDH DITOLAK GITU TRUS DIUSIR

APALAGI KESABARAN SAMUEL KAN SETIPIS TISU

JGN HAREPIN APA" DAH😭😭

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA LUV

SARANGHAEYOO🤍

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now