BAB 85

12.2K 995 86
                                    

I'M SORRYYY BARU UPDATEE

SEPERTI BIASANYA RABU KAMIS ALWAYS HECTICC HUHUU:((

BUTUH SEMANGAT DONGG BIAR HIDUP GUE TTP WARAS EHEHEHE

KARNA ITUU KOMEN YG BANYAK! BURUAN!!

ENJOYYYY

---------

Aku merinding mendengar ucapan Samuel. Jantungku berdegup kencang dan pandanganku was-was, takut dia akan melakukan sesuatu.

Elusan tangannya di punggungku entah mengapa terasa sensual.

Sontak aku mencoba melepaskan diri dengan sedikit memberontak. Rasanya aneh, aku tidak mau berlama-lama dekat Samuel. Namun, pelukannya malah semakin menguat, seakan dia tidak rela aku pergi.

"Diamlah, Bella. Jangan memancingku," lirihnya dengan suara yang lebih serak. Terdengar seperti dia susah payah untuk mengeluarkannya.

Setelah merasakan tonjolan di bawah, aku baru mengerti. Dengan tatapan takut-takut, aku memohon padanya untuk tidak macam-macam.

Bibirku sudah mengerucut dan tanganku bergerak gelisah, sedikit mendorongnya.

"Astaga aku bisa gila melihatmu se imut ini, rabbit. Kau menggodaku lalu menolaknya. Apa kau tidak lihat se sexy apa kau sekarang?" Tanya Samuel dengan nada frustrasi.

Matanya meneliti ku dari atas ke bawah, membuatku ikut melakukannya.

Kemeja yang sedikit menerawang dan kotor karena tanah basah. Juga beberapa robekan kecil di sana.

Belum lagi rambutku yang berantakan dan tampak sangat lebat.

Tidak ada unsur menggairahkan sama sekali, aku malah merasa menjijikkan dengan kondisiku saat ini.

Aku jadi malu dengan badanku yang sedikit kotor, malah dengan santainya duduk di pangkuan Samuel. Dengan perlahan aku masih mencoba untuk terbebas dari pelukannya, tanpa membuat pergerakan yang banyak.

Tentu saja karena aku takut merasakan tonjolan besar itu.

"Aku kotor, lepaskan Sam," ucapku mencicit. Aku tidak bisa mengeluarkan suaraku karena tatapannya yang lekat itu.

Tangannya memelukku semakin erat dan meletakkan kepalanya di ceruk leherku. Samuel tampak sangat nyaman hingga aku tidak tega untuk mendorongnya.

"Aku suka kau yang seperti ini, Bella. Berantakan dan menggairahkan, mengingatkanku pada terakhir kali kita bercinta. Hmm aku tidak bisa menahan nafsuku, akan tetapi aku tidak mau menyakitimu. Bagaimana ini Bella? Kau yang harus memutuskan," tanyanya dengan beberapa kali menggeram, menahan nafsunya.

Napasnya memburu dan tangannya sudah gatal menyentuhku sana sini, walaupun belum ke bagian intiku. Elusan itu menggodaku untuk semakin bernafsu. Tangan Samuel naik ke leher dan sesaat turun lagi ke pinggangku. Gerakannya dibuat sangat perlahan.

Aku tercengang dengan ucapan Samuel. Padahal dia sudah se bernafsu itu, akan tetapi ditahannya. Perasaanku membuncah saat dia menyuruhku untuk memilih.

Samuel lebih mengutamakan ku dibandingkan nafsunya.

Aku mengambil tangannya yang nakal dan mengalihkan pandanganku, aku terlalu malu untuk bertatapan dengannya.

"Kurasa gkita harus tidur, Sam," putus ku pada akhirnya.

Bagaimana pun aku masih belum begitu mengenalnya. Tidak dapat dipungkiri aku menginginkannya juga, akan tetapi bukan saat ini. Ku rasa butuh waktu lebih lama untukku siap melakukannya.

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now