BAB 100 (PART 1)

8.2K 542 120
                                    

AAAAA SENENG UPDATEE, ADA YG NUNGGUINNN?

GILAAAAA UDAH RESMI BAB 100 WOEEEE!! PESAN DAN KESAN DONGG!!

KUIS LAGI AHHH UDAH LAMA NICH, TAPI TETEP PADA KOMEN KE CERITANYA JUGA YAA! AYO JANJI!!

PERTANYANYAAA TEBAK HEWAN KESUKAAN GUE AJA DEH GAMPANG KAN GAMPANG BGTTT!

OPSINYA : KUCING/KELINCI/HAMSTER/IKAN/BUAYA, AYO TEBAKK??

WKWKWKWKK YANG BENER NANTI GUE PC!! (3-5 ORG DOANGG WKWKWKW)

DAH AH ENJOYY

---------

Semua kain putih kini sudah terbuka dan menampilkan mayat-mayat yang mengenaskan, akan tetapi kami tidak dapat menemukan Evelyn. Terakhir kali dia berada di tengah ruangan, sekarang sudah menghilang.

Bahkan tidak ada tanda-tanda keberadaannya sama sekali, seakan perempuan itu sudah pergi sedari tadi.

Darahku mendesir ketakutan memikirkan Evelyn berulah lagi, kami tidak memantaunya sejak beberapa jam yang lalu. Memang masuk akal jika dia sudah kabur.

Aku terduduk dengan lemas dan hanya melihat sayu pada ke empat orang yang sedang sibuk kesana kemari. Kentara sekali aura mereka yang ketakutan.

Kaki ku sudah sangat lemas hingga tidak dapat berjalan lagi. Walaupun begitu, aku tetap melihat sekitar, ikut mencarinya.

"Apa kau menemukannya?" teriak Jake dari ruangan yang lain. Kami sudah mencarinya selama satu jam, akan tetapi tidak ada hasil apa-apa. Hanya keringat dan napas memburu yang menjadi saksi bisu lelah kami.

"Tidak, sepertinya Evelyn sudah pergi. Ini semua salah Samuel yang tidak menjaga nenek sihir itu dengan benar," balas Bastian dengan nada jengkelnya.

Matanya masih menatap sinis pada Samuel dengan aura permusuhan yang kuat. Ku yakin bukan hanya karena alasan itu, Bastian masih sebal dengan apa yang kami lakukan tadi. Dia memang kembaran yang pendendam.

Tanpa sadar, aku menggeleng lelah.

Untungnya Samuel masih sabar untuk tidak membalas ucapan bocah satu itu. Dia masih fokus mencari di bawah kasur, belakang lemari, dan tempat persembunyian lainnya.

Namun, nihil.

Tanganku aktif mengelus perut yang bergerak terus menerus, entah mengapa aku merasa little Samuel menggeliat di bawah sana.

Dengan berulang kali, aku membelai dan mengajaknya berbicara. Panas ini terasa menjalar dari perut hingga ke seluruh tubuhku, membuat bulu kudukku merinding.

Rambutku pun ikut menyala hingga berwarna merah terang dan terdapat sedikit percikan api di sana. Reaksi ini seperti ada sesuatu yang sedang terjadi.

"S-sam, sakit," keluhku dengan terbata-bata.

Samuel yang merasa terpanggil pun berbalik dan menatapku khawatir. Kakinya melangkah dengan tegas mendekat dan langsung terduduk di sebelahku.

Tangan Samuel ikut mengelus perutku lembut.

"Bella, kau kenapa, sayang?" tanyanya sambil melepaskan tangannya dari perutku, ku yakin dia juga merasakan betapa panasnya bagian itu saat ini, seperti air mendidih.

Ini semua terasa sangat tidak nyaman, rasanya aku ingin masuk ke dalam kulkas atau mengguling di hamparan salju untuk mendinginkan badan.

Dengan perlahan, aku berdiri dan berjalan menuju balkon. Aku merasa ada sesuatu yang memanggil kekuatan ini.

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now