BAB 37

39.4K 2.3K 109
                                    

ALERTTT ADA DEWASANYAAA!!!

BTWW SO SORRYYY BARU UDATE

KEMARIN SIBUK SHAYYYY

SEKARANG UDAH GA EHEHE DOAIN BISA UPDATE 3X SEHARI

ENJOYYY

--------

Arabella POV

Setelah kejadian memalukan beberapa menit yang lalu, aku dan Samuel hanya tidur bersama. Samuel memelukku erat karena tidak diperbolehkan memakai selimut.

Dengan keadaanku yang naked, aku merasa hangat bersentuhan dengannya.

Aku menolaknya karena belum siap. Aku sadar, aku orang bodoh bisa dengan mudahnya mencintai Samuel, setelah apa yang pria itu lakukan. Yang kutahu, aku juga merindukannya.

Hanya saja aku masih belum dapat menerima masa lalu kami. Masih terbayang betapa menakutkannya tinggal di sana.

"Apa yang harus kulakukan agar kau memaafkan ku?" Tanya Samuel menatapku penuh harap.

Wajahnya merasa bersalah dengan nafsu kuat ingin memilikiku. Aku menatapnya dalam. Aku pernah menyukai sikap posesifnya, seakan hanya aku yang ada di hidupnya.

Setelah Evelyn datang, aku tidak bisa mempercayainya lagi. Mulutnya bisa menyatakan cinta, takut kehilangan, akan tetapi semua itu bisa berubah dengan cepatnya.

Samuel tidak akan bisa berubah.

Bagaimana jika dia menemukan wanita yang benar-benar dicintainya? Aku pasti akan ditinggal lagi. Hal itu masih menjadi trauma bagiku.

"Tidak ada, menjauh lah," bisikku tidak sanggup mengatakannya dengan lantang. Apa benar aku menginginkan Samuel pergi? Aku sendiri saja ragu.

Pelukannya semakin erat, menegaskan tidak mau kehilanganku.

Aku masih takut semua kejadian dulu terulang. Saat dengan tidak tahu dirinya aku mulai mencintai Samuel, dia meninggalkanku begitu saja.

"Aku akan melakukan apa saja agar kau mencintaiku," tekan Samuel. Ucapannya mengingatkanku pada Jake. Aku sedikit meragukan ucapannya.

"Termasuk menahan nafsumu?" Tanyaku. Tentu saja tidak bisa, Samuel itu nafsuan. Membahas hal serius begini saja, matanya melihat ke arah tubuhku.

Dasar serigala mesum.

Samuel terkejut dengan pertanyaanku dan merenggut. Dia mana bisa melakukannya. Namun, tidak kusangka dia mengangguk.

Samuel melepaskan pelukannya dan berjalan menuju lemari. Ia terlihat kesal dengan baju-bajuku yang merupakan baju Jake. Ya, aku masih belum membeli baju.

Ada beberapa baju perempuan, akan tetapi itu sexy. Aku mengambilnya sebelum kabur.

Dia kembali dengan membawa baju di tangannya. Dengan hati-hati, Samuel memakaikan ku baju.

Ini baju yang paling aman dibandingkan yang lainnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ini baju yang paling aman dibandingkan yang lainnya. Walaupun aku tidak mengenakan pakaian dalam, untungnya tidak begitu kelihatan.

Aku menatap Samuel yang mengalihkan pandangannya dariku. Wajahnya memerah, tumben sekali. Biasanya jika aku mengenakan baju seperti ini, dia pasti akan langsung menerkam ku.

"Jangan menggodaku, rabbit. Kau sangat imut."

Siapa pula yang menggodanya? Aku hanya menatapnya. Lucu sekali.

Aku mengikat rambutku yang panjang, menampilkan leherku yang putih. Tatapan Samuel sangat lapar melihat leherku, akan tetapi tidak ku hiraukan.

Samuel seperti puppy yang sedang meminta susu pada ibunya. Wajahnya merenggut, memohon padaku untuk bisa mencicipi darahku.

"Aku tidak akan menyentuhmu. Tapi bisakah aku meminta darahmu?" Tanyanya takut-takut. Gemasnya dia meminta izin padaku. Biasanya Samuel tanpa aba-aba akan langsung mengisap darahku, tidak peduli aku suka atau tidak.

Aku menggeleng dan tidak ingin mengasihaninya. Biarkan saja pria itu tersiksa.

Lagipula ini rumahku, bukan rumahnya. Aku tidak perlu menuruti Samuel.

"Baiklah." Bibirnya mengerut ke bawah dan menunduk.

Dalam hati, aku menertawai tingkahnya. Dia menuruti ku. Jiwa jiwa evil ku masih ingin menjahilinya. Samuel harus tahu rasanya menjadi boneka, seperti aku saat di rumahnya.

Pikiran mesum ku sudah merambat kemana-mana. Sial, nafsuku belum hilang. Padahal tadi aku yang menghentikannya. Hanya saja tadi aku takut Samuel tidak dapat menahan diri dan memasuki ku.

Akan tetapi, kalau aku yang memulainya hal itu tidak akan terjadi, kan.

"Aku ku beri nanti, sekarang bukalah bajumu," ucapku malu-malu.

Bisa-bisanya aku meminta hal seperti itu. Jantungku berdegup kencang seiring dengan Samuel yang menuruti ku. Aku tidak pernah menjadi dominan sebelumnya.

Samuel menatapku dalam dan menyeringai membuatku gugup. Akan tetapi, aku tahan rasa takut itu.

Aku gemas sekali melihatnya sangat lama membuka kemeja itu. Tentu saja Samuel sengaja menggodaku. Dia ingin melihatku melakukan hal lebih, lihat saja senyumnya itu.

Aku menarik dasinya dengan kasar ke arahku.

"Now, I'm in charge, you're my pet," bisikku di telinganya. Lalu aku menjilat telinganya. Biasanya Samuel begitu, kan, aku hanya mengikutinya.

Samuel mendesah pelan dan menatap nafsu padaku. Namun, dia tahan. Dia membiarkanku melakukannya sendiri. Samuel menatapku bangga seakan aku murid yang berhasil menerapkan ajarannya.

Nafsu sialan. Aku tidak bisa mundur, kapan lagi seorang Samuel seperti ini. Posisi kami saat ini adalah Samuel yang terduduk di kasur dan aku di pangkuannya.

Tangan Samuel ingin menyentuh pinggangku, akan tetapi dengan cepat aku tahan. Ku ikat tangan itu dengan dasi yang aku pegang.

Sengaja aku melakukannya agar Samuel merasakan rasa sakit diikat seperti yang pernah dia lakukan padaku. Aku mengerut tidak suka dia malah tersenyum menggoda.

Alisnya terangkat satu menunggu tindakanku selanjutnya. Aku gugup sekali.

Ku ikat dasi itu ke tengah kasur dan ku tutup matanya dengan sprei bantal. Astaga ini membuatku nostalgia.

"Let's play harder like you said."

---------

EHEHEHEHHEHE

BALAS DENDAM ARABELLA, PADA SUKA GAA??

SIAPA YANG SETUJU EPISODE SELANJUTNYA EHEM EHEM?

VOTE COMMENT JANGAN LUPAAA

LOV UU🤍

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now