BAB 80

12.1K 930 98
                                    

YEYYYY CEPET UPDATEEE BCOZZ KALIAN BNYK YG REQUEST BERESIN NOVEL INI DULU BARU SEBELAH WKWKWKW GUE TURUTIN NIH YAAA LUVV

BTWW BANYAKKK PRO KONTRA YA DI BAB SEBELUMNYA, LEBIH BANYAK KONTRA NYA SIH

TOLONG DI MENGERTI YA SAYANGGG KITA LAGI ADA DI PUNCAK KONFLIK😭😚

YANG MAU DAMAI" HARAP BERSABARR EHEHEHE KARENA GUE JUGA GATAU KAPAN BAB DAMAINYA😔😔 BISMILLAH NI KONFLIK CEPET BERES

INI GUE SERBA SALAH NIHH, KEMARIN DI BAB DEWASA ADA YG KOMEN "KOK DEWASA MULU" TRUS DI BAB KONFLIK ADA YG KOMEN "KOK KONFLIK MULU"

JADII AKU KUDU PIEEE

BUTTT THANK UU KOMENNYA, I STILL LOVE YOU GUYSS!!

NIKMATIN AJA YAAA SAYANG" KUU

ENJOYYY

--------

Arabella POV

Aku terbangun dengan penuh keringat dan rasa khawatir yang teramat sangat. Aku tahu ini hanya mimpi buruk, akan tetapi terasa nyata.

Aku seakan rindu pada seseorang, namun entah siapa. Aku tidak tahu fisiknya dan tidak tahu apa yang ku rindukan.

Aneh sekali rasanya terbangun dari tidur dengan kepala yang pusing seperti ini, sontak aku memegang kepalaku. Baru saja mengangkat tangan, pandanganku teralihkan pada selang infus yang tidak ku ingat sudah berada di tanganku.

Apa aku sakit? Kurasa aku hanya tertidur biasa di kasurku, dengan seseorang, yang tidak ku ingat.

"Kau sudah bangun, Arabella?" Tanya Bastian yang tampak khawatir dengan keadaanku, aku pun menatapnya dengan bingung.

Bastian mendekatiku dan menaruh tangannya di keningku, mengecek suhu tubuh. Setelahnya dia bernapas lega.

"Syukurlah demam mu sudah turun, kau tidak sadarkan diri selama dua hari, Bella. Sudah kuduga obat yang dibuat Sam--" ucapnya terpotong karena tiba-tiba saja dia terdiam dan menggaruk rambutnya dengan canggung.

"Maksudku, kau salah makan, Bella. Lain kali berhati-hatilah, kau harus menjaga kesehatan," lanjut Bastian dengan senyum lebar yang terlihat dipaksakan.

Aku mengerut bingung, akan tetapi tidak ada jawaban yang terlintas di pikiranku. Bahkan aku tidak ingat jika sudah tertidur dua hari, ku kira hanya beberapa jam.

Akhirnya aku hanya mengangguk menanggapi pernyataan Bastian dan sedikit menenangkannya yang sangat khawatir dengan keadaanku.

Entah mengapa aku masih merasa ada yang kurang. Mataku tidak lepas dari pintu seakan menunggu kehadiran seseorang. Aku pun tidak tahu siapa yang ku harapkan, akan tetapi terasa kosong.

Tidak berapa lama pintu itu terbuka dan jantungku berdegup kencang menunggu kehadirannya.

Setelah laki-laki itu masuk, aku menghela napas kecewa ternyata Dariel yang masuk. Hatiku masih merasa tidak tenang.

"Apa kau sudah baik-baik saja, Bella?" Tanya Dariel ikut berdiri di sampingku, sejajar dengan Bastian.

Raut wajahnya tidak begitu khawatir, tetap tenang dan kebapakan seperti biasanya. Tangannya menyentuh keningku sekilas dan tersenyum hangat.

Lagi-lagi aku mengangguk menjawab pertanyaan Dariel. Rasanya tenggorokanku sangat kering hingga tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Aku hanya bisa membuka mulut dan menunjuk gelas sebagai kode bahwa ku haus.

Untungnya Dariel peka dan langsung mengambilkan air putih yang terasa sangat segar mengaliri tenggorokanku.

Napasku masih terengah dan samar-samar teringat mimpi buruk itu lagi. Seperti kehilangan seseorang, aku tidak menyukai perasaan itu.

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now