BAB 56

21.6K 1.7K 154
                                    

CEPET KANN UPDATENYAAA???

SOO ENJOY

--------

Alarick menatapku remeh setelah mendengar ucapanku. Wajahnya sangat menyebalkan, seperti saat aku bertemu dengan Samuel pertama kali.

Seringainya itu seakan menggodaku.

Tidak tahu saja aku sudah keringat dingin menunggu jawabannya. Dan sebenarnya aku tidak tahu siapa yang membunuh ibu dan adikku. Itu hanya feeling saja. 

Alarick mengangkat tangannya dan menjentikkan jari, seketika para pelayan menjauhinya seperti sudah sangat hafal dengan tingkah pria itu.

Begitu pun dengan Evelyn, dia melepaskan genggamannya itu dan menjauhi Alarick. Raut wajahnya terlihat khawatir padaku. 

Jujur saja aku tidak mengerti dan semakin merasa gugup.

Ruangan yang tadinya penuh dengan pelayan, kini hanya tinggal kami berdua. 

Alarick mendekatiku dan aku memberanikan diri untuk tidak mundur. Sebisa mungkin aku balik menatapnya.

"Kau berani sekali, gadis kecil," ucapnya.

Dia semakin mempererat jarak antara kami membuatku refleks mundur hingga menyentuh dinding.

Alarick menahanku untuk kabur dengan tangannya yang berada di sebelahku. Kini aku terjebak antara dinding dan dirinya.

Tatapannya yang tajam menusukku, terlihat sekali ketidaksukaannya. 

"Aku tidak menyukaimu dari dulu," ungkapnya membuatku mengerut.

Tanpa menjelaskan apa-apa, dia mendekatkan dirinya padaku dan merebut buku yang ku sembunyikan di punggungku.

Sontak aku menahannya.

"Ini buku ibuku. Lepaskan!" pintaku. Walaupun tidak sekuat tenaganya, aku masih mengusahakannya.

Enak saja kenangan terakhir dari ibuku dia rebut begitu saja. 

Alarick tersenyum remeh seakan menertawakan ucapanku. 

"Ibumu sudah tidak ada, baguslah, aku sangat membencinya. Begitu pula dengan semua keturunannya, termasuk kau."

Aku mengerut dalam tidak suka mendengarnya. Dari tadi, aku tidak mengerti ucapannya. Namun sepertinya Alarick mengenal keluargaku.

Seperti yang ku tebak.

"Itu karena kau membunuhnya!" tuduhku. Ku yakin Alarick lah yang melakukannya. Semua bukti mengarah padanya.

Alarick tersenyum evil yang menakutiku. Tidak lama dia mengangguk membenarkan.

"Ya, tapi sayang aku gagal dalam satu hal, kau tetap tidak menjauhi Samuel. Kau keras kepala, huh? Sama seperti ibumu," ungkapnya.

Aku gemetar saat Alarick menyebut ibuku seakan sudah mengenalnya dengan baik. 

Tiba-tiba saja aku merasakan takut dengan Alarick. Dia bisa membunuh orang dengan mudah.

Perasaan sedih menghantamku berulang kali. Ibu dan adikku sudah tidak ada, entah bagaimana aku hidup sekarang? 

Dan aku tidak membenci Samuel, karena itu bukan salahnya. Ditambah jika aku menjauhinya tentu saja aku tidak bisa. 

Kini dia segalanya bagi hidupku.

"Sebenarnya kenapa kau melakukannya?" tanyaku tidak sabar.

"Ibumu adalah selingkuhanku dan aku pernah mencintainya."

Aku tercengang mendengarnya. Pikiran buruk langsung hinggap di otakku. Sebenarnya ada masalah apa di antara mereka dahulu.

Bagaimana bisa ibuku menjadi selingkuhan daddy Samuel? Aku gemetar ketakutan. 

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now