BAB 20

64.3K 3K 159
                                    

TERNYATA SULIT YA GAIS 50 FOLLOWERS

JADI YAUDAH GUE TETEP UPDATE AJAA

APA SIH YANG GA TUK KALIAN?

ENJOYYY

-------

Prok prok prok

Suara tepukan tangan mengganggu kegiatan dua orang yang tengah bernafsu itu. Jake. Seketika Samuel dan Evelyn menghentikannya.

Sangat terlihat wajah Samuel yang masih belum puas dan Evelyn yang kesal.

"Kau benar-benar jalang, Eve." Jake menyeringai yang membuatnya tambah tampan, jika aku tidak ingat bahwa dia pernah menyiksaku.

Ya, aku masih di sini, penasaran dengan apa yang terjadi.

Yang ku tahu semakin lama di sini, aku semakin sakit. Namun, aku tidak bisa menggerakkan kakiku.

Samuel marah saat wanitanya dibilang jalang. Dengan cepat dia langsung mencekiknya. Dan bisa ditebak Jake malah semakin tersenyum.

"Dimana manusia itu? Aku ingin mencicipinya lagi," tanpa rasa takut, Jake berbicara seperti itu.

Mata Jake berkelana ke sekitar dan bertemu mataku. Mati sudah. Aku terlalu takut melihat Jake lagi. Dan aku hanya bisa terpaku. Jake tersenyum menyapaku seakan di antara kita tidak ada apa-apa kemarin.

Samuel semakin mencengkram cekikannya dan menghempaskan Jake semudah dia menggerakkan kapas. Jake terpental dan menabrak dinding itu hingga sedikit berlubang.

"Kenapa brother? Sebenarnya kau kesal karena aku menyebut Evelyn jalang atau karena aku ingin bertemu lagi dengan Arabella?"

Samuel menegang dan terdiam dalam pikirannya.

"Kau tau kan tidak mungkin memiliki keduanya," tekan Jake.

Samuel tidak mau Evelyn ataupun Arabella hilang dari pandangannya. Sudah cukup kemarin Evelyn diperkosa oleh Jake. Samuel tidak akan membiarkan Arabella merasakan hal itu juga.

Memikirkan Arabella dekat pria lain saja, Samuel panas. Rasanya ia ingin memusnahkan semua pria di muka bumi ini. Kalau bisa Arabella buta saja hingga tidak bisa melihat pria lain.

Arabella sangat polos, bagaimana jika pria lain mengotorinya? Samuel tidak terima. Hanya dia yang boleh.

Evelyn yang posisinya merasa terancam, mendekatkan dirinya pada Samuel. Masih dengan telanjang, Evelyn menyentuh tangan Samuel dan mendekatkan dadanya pada tangan itu.

"Kau akan membuangnya kan, sayang? Tadi kau sudah berjanji." Evelyn menunjukkan wajah sedih dan memelas. Yang membuat siapapun akan luluh melihatnya, selain Jake, karena dia sudah tahu semuanya.

Evelyn itu palsu. Ditambah lagi dengan kemampuan vampirnya.

Kemampuan Evelyn adalah dapat mengeluarkan harum mawar yang membuat siapapun terangsang dengannya. Bahkan wangi mawar itu saja sudah fake. Evelyn membuatnya seakan itu adalah wangi sungguhannya.

Entah berapa pria yang sudah wanita itu goda.

Jake mengetahuinya karena ia telah mengisap darah Evelyn. Siapapun yang sudah mengisapnya tidak akan terpengaruh lagi oleh wangi itu.

Hanya saja Samuel belum menyadarinya. Dia benar-benar bodoh.

Melihat keterdiaman Samuel, Jake tersenyum puas.

"Kalau begitu sudah terjawab. Manusia itu milikku, silakan nikmati sampahmu," ucap Jake dengan santainya berjalan melewati Samuel dan Evelyn.

Samuel menggeram kesal dan bersiap untuk menyerang Jake lagi. Apalagi saat Jake sudah beberapa langkah lagi menujuku. Namun, Evelyn menahannya.

Evelyn membawa tangan Samuel menuju dadanya. Dan bisa ditebak apa yang terjadi. Walaupun dengan pandangan tidak fokus menatapku, aku tahu Samuel khawatir.

Aku menegang saat Jake sudah berada di depanku.

"Ayo kitten, kita pergi dari sini," bisik Jake di telingaku.

Aku menunduk dalam memikirkan akan meninggalkan Samuel, harusnya aku senang kan. Lagipula untuk apa aku masih di sini, hanya menyaksikan adegan mesum dua sejoli itu.

Apa ini akhirnya aku terbebas?

Baru saja Jake akan menyentuh tanganku, tubuhnya sudah kembali terbanting. Samuel mencekiknya dan mengangkatnya. Raut wajahnya sangat marah seakan tidak ada hal lain yang dapat meredakannya.

"SUDAH KU BILANG JANGAN MENYENTUHNYA, SE UJUNG KUKU PUN."

Aku menegang di tempatku. Samuel sangat seram. Dia seperti monster yang siap menyerang siapa saja yang mengganggu ku. 

"Balik ke kamarmu sekarang, rabbit!" Samuel berteriak kepadaku. Aku masih kaget dan terdiam.

Jake terbanting untuk kedua kalinya. Bahkan Samuel mengimpitnya, berulang kali Samuel meninjunya seakan melampiaskan semua kekesalan yang ia pendam.

Jake terlihat sangat sekarat karena dari awal saja dia tidak melawannya.

Tidak, aku tidak mau melihat pembunuhan di depan mataku.

Aku berniat menghampirinya. Namun, Evelyn lebih cepat. Wanita itu berada di belakang Samuel dan memeluknya. Sedangkan aku, hanya melihat dari belakang.

Samuel sudah tenang merasakan pelukan itu, membuatku merasa sudah tidak berguna lagi.

Jake secepat mungkin kabur dengan kemampuannya, aku tidak melihatnya lagi. Fokusku hanya pada Samuel yang sangat nyaman di pelukan Evelyn.

Kepala Samuel menyandar ke bahu wanita itu. Evelyn menatapku dengan senyum kemenangan seakan Samuel memang miliknya.

Aku tersenyum getir dan dengan lesu kembali ke kamarku.

Tiba-tiba saja dari arah jendela ada yang seseorang yang mengetuk. Itu Jake.

Walaupun dengan wajah berdarahnya. Dia masih tersenyum kepadaku. Yang malah membuatnya semakin menyeramkan.

Aku mendekati Jake, menahan rasa takutku. Gini-gini aku tidak suka melihat seseorang terluka. Jendelanya ku buka dan Jake masuk. Sebisa mungkin aku menjaga jarak.

"Ayo kita kabur kitten, Samuel tidak akan sadar selama berada di dekat Evelyn."

----------

SEDIKIT LAGI YU KABUR YUUUU, ARABELLA BISA YU

PADA FOLLOW DULU DONGG

VOTE DAN COMMENT

AYO AYO

BIAR GUE MAKIN SEMANGAT UPDATE

LOVE YOUU🤍

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now