BAB 8

108K 4.2K 116
                                    

ENJOY YA GUYSS

MAU ADA KONFLIK KEK MAU ADA BADAI, BELLA TETEP GABISA LEPAS DARI SAMUEL

KAN BELOM EHEM EHEM

---------

Sudah seminggu Samuel tidak pernah menghampiriku lagi. Sejak kejadian itu aku tidak pernah melihatnya lagi. Aku pun sebenarnya bertanya-tanya kemana pria itu.

Bukan rindu, tentu saja bukan.

Hanya saja aku merasa sangat kebosanan sendirian di rumah sebesar ini. Tidak ada yang mengajak ngobrol, saat aku berusaha mengobrol dengan pelayan pun mereka terlihat sangat menjaga jarak denganku.

Dan yang berbeda kali ini adalah pelayan yang masuk tidak hanya memberikanku makanan, tapi sebuah pil. Aku tidak tahu pil apa tapi mereka menyuruhku untuk meminumnya.

"Tolong diminum nona atau kami akan dibunuh Tuan Samuel, ampunilah kami nona." Begitulah kira-kira bujukan mereka, hingga aku mau tidak mau meminum pil itu.

Pelayan yang terakhir dibunuh Samuel itu sedikit meninggalkan trauma padaku.

Tapi aku sudah tidak begitu mengingatnya seakan ingatan itu perlahan menghilang. Aku lupa mengapa waktu itu Samuel sangat marah ya. Bahkan kejadian-kejadian sebelumnya juga aku lupa apa yang sudah aku lakukan.

Aku tidak begitu peduli karena sepertinya memang tidak penting.

Selama seminggu ini pula aku mencari jalan keluar dari kamar ini. Tetapi aku tidak menemukannya. Ya, mungkin cara terakhirnya adalah memecahkan kaca di depannya ini. Aku bisa merangkai tali dengan selimut dan terbebas dari sini. Benar, lebih baik aku mencobanya.

Selimut yang kupunya memang panjang dan ada beberapa selimut cadangan di lemari. Perlahan-lahan aku mengikatnya menjadi satu bagian. Dengan kesabaran dan ketekunan, selimut itu sudah sangat panjang hingga memenuhi seluruh kamar.

Oke, aku akan mencobanya.

Aku memecahkan kaca itu dengan kursi yang ada di kamarku. Tetapi bukannya pecah, malah memantul. Dan sialnya mengeluarkan suara desisan kaca yang sangat keras.

Masih berusaha, aku mencobanya lagi, berulang kali. Namun, gagal.

Tiba-tiba saja pintu kamarku terbuka dengan kasar. Aku yang terkejut langsung menatap pintu itu. Samuel.

Dia berdiri di sana dengan tampilannya yang sangat acak-acakan. Tubuhnya juga terlihat lebih kurus dari sebelumnya. Jangan lupakan kantung mata itu yang terlihat hitam.

Samuel menatapku marah. Sial, mungkin dia mendengar apa yang sedang kulakukan.

"S-samuel aku bisa jelaskan. I-ini tak seperti yang kau pikirkan," ucapku gugup.

Namun Samuel tidak merubah ekspresinya. Dia malah keluar dari kamarku dan mengambil sesuatu.

Gila apa itu?

Samuel tengah memegang rantai, tapi untuk apa. Aku ketakutan saat Samuel perlahan-lahan berjalan ke arahku.

"Kau memang nakal, sudah kubilang kau milikku, ini rumahmu, APA KAU TIDAK MENGERTI?!"

Samuel berteriak di depanku. Aku sudah didudukkannya di ranjang. Kakiku ditarik dengan begitu kencang dan diikatkan pada ujung ranjang dengan rantai itu.

Sesekali dia memukulku dengan rantai karena terus bergerak. Badanku merah-merah memar karena pukulannya yang sangat kuat itu. Tapi aku lebih takut jika apa yang kupikirkan terjadi.

"SAMUEL SAMUEL APA YANG KAMU LAKUKAN? SAMUEL PLEASE AHH KAKIKU SAKIT, SAMUEL HENTIKAN," teriakanku melolong memenuhi seisi kamar.

Samuel kasar sekali.

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now