BAB 14

79.1K 3.7K 72
                                    

VOTE DULUUU TINGGAL PENCET BINTANG TRUS BERES

BARU DEH BACA DENGAN TENANG

YA GA YA GA?!!

BURUU!!

ENJOYY

------

Aku terbangun saat cahaya matahari masuk ke sela-sela mataku. Perlahan mataku terbuka, rasanya sangat pusing dan lemas. Mataku saja seperti enggan terbuka, tetapi aku paksakan dengan seluruh kekuatanku.

Tanganku terasa sakit karena jarum infus yang menusukku. Aku baru sadar jika sekarang aku sedang dirawat. Terlihat selang darah yang memasuki jarum infus itu. Sudah jelas bahwa aku kekurangan darah.

Bagaimana tidak kekurangan jika Jake mengisapnya senafsu itu, aku bergidik mengingatnya kembali. Jake sangat menyeramkan.

Perutku terasa kebas karena tangan seseorang yang memelukku erat. Aku menoleh ke belakang dan bernapas lega itu Samuel. Jika itu Jake, mungkin aku akan berteriak sekencang-kencangnya.

Hanya memelukku saja Samuel mengeluarkan uratnya. Sepertinya dia sangat takut kehilanganku. Atau lebih tepatnya takut kehilangan pengganti Evelyn.

Aku sudah sadar jika posisiku hanyalah bayangan Evelyn di mata Samuel. Semuanya semakin jelas karena sedari awal dia memperlakukanku dengan posesif, padahal kita baru saja kenal.

Cuman satu hal yang ku bingungkan, kenapa aku merasa Evelyn adalah aku?

Lagipula kemana sih Evelyn Evelyn itu? Apa dia tidak bisa cepat kembali jadi aku bisa segera bebas dari serigala mesum ini.

Tangannya bergerak di perutku dan mengerang pelan. Aku yang sadar dia terbangun, pura-pura tidur.

Badanku menegang menunggu apa yang akan Samuel lakukan.

Tidak disangka, Samuel mengelus rambutku dan mencium keningku berulang kali.

"Cepat sembuh sayang," bisiknya di telingaku yang terdengar sangat manis.

Samuel bangun dan keluar dari kamarku. Aku mengetahuinya karena aku mengintip sedikit.

Aku menghirup napas lega saat pintu itu sudah tertutup rapat. Namun, tidak berapa lama pintu itu terbuka lagi.

"Aku tau kau berpura-pura tidur sayang. Kau payah berbohong, rabbit," ucapnya tiba-tiba saja berada di depan pintu.

Aku menegang ketakutan mendengar ucapannya. Pikiran buruk sudah menggerayangi otakku. Apa dia akan menghukum ku lagi? Apa dia akan menyentuh atau mencakarku?

"Tidak perlu takut, aku hanya membawakan makanan." Samuel membawa nampan dan duduk di sebelahku. Tangannya dengan sigap mulai menyuapiku.

Ini aneh, Samuel tidak seperti biasanya. Mataku menyipit meneliti pria itu. Kemana Samuel yang berotak mesum dam sering marah-marah kemarin.

Aku membuka mulutku saat sendok itu sudah berada tepat di depanku. Samuel tersenyum senang karena aku menurutinya.

"Apa aku tidak meminum pil lagi?"

Samuel tersenyum tulus dan menggeleng.

"Tidak perlu, aku suka kau yang sekarang."

Aku mengerut dalam meminta penjelasannya. Kenapa Samuel tidak nyambung. Bukan apa-apa, hanya saja pil itu rasanya enak dan sangat manis. Aku suka.

"Maksudku, kau sudah sehat, rabbit," jelasnya lebih lanjut. Walaupun aku tidak mengerti, aku hanya mengangguk saja.

Tiba-tiba saja Samuel sudah berada di dekatku. Dia mendekapku dan perlahan membuka bajuku. Aku yang kaget menahan tangan itu untuk berbuat lebih jauh. Namun, sayang badanku yang masih lemas tidak bisa berbuat apa-apa.

"Aku ingin menghapus jejak iblis itu sayang," ucapnya lembut di telingaku.

Sekarang aku sudah setengah telanjang di hadapannya. Aku ingin menutup tubuhku, akan tetapi tidak punya tenaga untuk itu.

Samuel mulai menciumnya dari dagu menuju leherku.

"Apa dia menyentuhmu di sini?" Tanyanya menunjuk leherku.

Aku tidak menjawab karena sangat takut dengan apa yang akan Samuel lakukan. Apa dia akan memperkosaku? Bisa saja kan karena aku sedang tidak berdaya sekarang aku tidak bisa menolak.

"Jawab sayang!" Suaranya yang tegas membuat bulu kudukku merinding. Samuel terlihat sangat marah.

Aku mengangguk kaku. Jake menyentuhnya di sana, bahkan menjilatnya.

Samuel dengan cepat ikut menjilat leherku. Sesekali dia membuat kissmark, menegaskan kepemilikannya.

Rasanya geli karena Samuel melakukannya dengan lembut. Padahal wajahnya terlihat sangat marah tapi dia menahannya dan memperlakukanku lembut.

Saat di area gigitan itu, Samuel menjilatnya. Masih ada sisa darahku di sana, Samuel memejamkan matanya merasakan vanila itu. Benar-benar enak.

Aku merasa kenikmatan saat Samuel menjilatnya di sana. Entah mengapa itu terasa seperti penyembuhan.

Samuel mencium leherku tanpa henti.

"Aku tidak suka membayangkan iblis itu menyentuhmu. Apa dia menyentuhmu di sini?" Sekarang dia menunjuk payudaraku.

Aku takut mengingatnya kembali. Remasan yang sangat menyakitkan dan penuh nafsu. Tidak membuat nikmat, malah membuatku kesakitan.

Aku mengangguk lagi.

Samuel menggeram marah dan langsung memainkan payudaraku.

"Ahh Samuel, enak."

Tidak ada kekerasan, semuanya dilakukan dengan hati-hati. Yang malah membuatku semakin kegelian dan menggila.

Tangannya bermain di putingku gemas. Samuel mainkan dengan lembut. Sebelahnya lagi, Samuel hisap putingku, sesekali menggigitnya gemas. Akan tetapi tidak sakit, aku semakin terangsang.

"Ya Samuel di sana ahh geli."

"Payudara ini punyaku, tidak ada lagi yang boleh menyentuhnya." Samuel meremas kedua dadaku bersamaan membuatku mendesah kegilaan.

Selanjutnya dia mencium seluruh tubuhku. Mulai dari bibir hingga vaginaku dia kecup sebentar. Tidak lupa dia bergumam "milikku" di setiap ciumannya.

Samuel seakan ingin memberikan tanda bahwa semua yang dia cium adalah miliknya.

Semua yang Samuel lakukan membuatku terangsang. Apalagi mengingat saat mencapai puncak kemarin, aku ingin merasakannya lagi.

Aku menatap Samuel memelas dan memohon. Namun, Samuel tidak peka. Dia menutupi tubuhku kembali dan mencium keningku lama.

"Jangan menatapku seperti itu, rabbit, aku takut tidak bisa menahan diri."

Hatiku sedikit tersentil mendengarnya. Samuel bisa menahan nafsunya yang sangat tinggi itu? Keajaiban.

Entah mengapa hal itu membuatku tersenyum. Senyum yang jarang aku tunjukkan.

"Kau sangat cantik sayang." Samuel tersenyum lebih lebar melihat senyumanku. Tanganku diletakkan di dadanya yang sudah berdegup sangat kencang.

"Kau tahu dia jarang berdetak. Namun, saat ini dia menggila. Itu karenamu sayang," ucap Samuel membahas jantungnya. Aku juga baru tahu jika jantung seorang vampir bisa berdetak, kukira sudah mati.

Namun, detakan itu tidak bisa bohong. Sangat kuat.

"Kau harus tanggung jawab, rabbit. Ah aku tidak peduli lagi, aku tidak dapat menahannya."

Samuel membuka bajuku penuh nafsu dan menatapku lapar.

Sudah kuduga, mana mungkin seorang Samuel dapat menahan nafsunya.

Di senyumin dikit saja sudah bernafsu.

Dasar serigala mesum.

--------

VOTE COMMENT AYO

YANG BACA LANGSUNG PENCET

JANGAN KABUR DULU AYO DI PENCET

OK MAKASIH

LUVVV🤍

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now