BAB 29

50.6K 3K 104
                                    

IM SORRYYYY BARU UPDATEE

ENJOYYYY

-------

Arabella POV

Aku tidak tahu apa yang merasuki Samuel. Tiba-tiba saja dia mendekatiku lagi dan selalu duduk di pojok sana, melihatku. Jujur saja aku sangat gugup segala tingkah lakuku dilihatnya, seakan aku penjahat.

Samuel tetap tidak melepaskan ku walaupun aku sudah memohon.

Dia memang sekejam itu.

Aku sudah mengetahui bahwa Evelyn sudah pergi, apa karena itu dia menginginkanku lagi?

Aku tidak mau.

Walaupun beberapa kali masih memikirkan Samuel. Namun jika ditanya, aku tetap tidak mau kembali ke neraka itu.

Samuel tidak berhenti-hentinya menggangguku. Dia menyuruhku untuk ke ruangan VIP dan menemaninya makan.

Untungnya bukan jadi makanannya.

Namun saat ini, di hadapanku, Samuel tengah memohon untuk meminum darahku. Dia lebih pucat dari biasanya.

"Kalau begitu, boleh aku hanya menggigit lehermu?"

Sebenarnya aku takut. Bagaimana jika dia mengisap darahku dengan nafsu? Pasti sakit sekali.

Akan tetapi, tubuhku mengkhianatinya, tanpa sadar aku mengangguk. Aku merasa kasihan.

Aku sudah biasa memberikan darahku pada Jake jika dia benar-benar sedang kelaparan, sebagai balas budi.

Tentu saja bukan di leher. Aku akan menusuk jariku sendiri.

Dan inilah yang kulakukan sekarang. Samuel tengah mengulum jariku.

"Ini enak sekali," ucap Samuel sambil tersenyum. Dia seperti anjing peliharaan yang sedang bermain dengan jariku.

Lucu sekali.

Tanganku gatal ingin mengelus rambutnya, tapi aku tahan. Padahal hanya setetes darah, Samuel menjilatnya dengan nafsu.

"Sudahlah, kurasa cukup," ucapku ingin menarik tanganku kembali. Namun, masih ditahannya.

Samuel menatapku sebal dengan mengerucutkan bibirnya ke bawah.

Samuel menatapku sebal dengan mengerucutkan bibirnya ke bawah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sejak kapan Samuel bisa seimut itu? Aku menahan tawaku.

Biasanya jika tidak dituruti dia akan memaksaku dan melakukan hal-hal yang dia inginkan.

Spontan aku tersenyum.

"Jangan tersenyum seperti itu, rabbit. Aku bisa menyerang mu," ucap Samuel. Aku sedikit menegang dan mengembalikan ekspresiku.

Berbahaya berada di dekat Samuel, bisa-bisa aku dimakannya. Lebih baik aku pergi.

Namun, dengan cepat Samuel menahan ku. Dia memelukku erat dari belakang.

"Jangan pergi dulu, aku masih merindukanmu."

Aku terdiam dan terpaku. Tidak ada sentuhan mesum, tidak ada paksaan, hanya pelukan hangat yang biasa ku terima saat tidur dengannya di malam hari.

Mungkin ini yang sedikit aku rindukan.

"Kembalilah, Bel," ucapnya lirih.

Jarang sekali aku mendengar Samuel menyebut namaku. Biasanya rabbit, mainan, atau jalang. Hatiku jadi sakit mengingatnya.

"Jake tidak akan suka melihat kita begini."

Jake juga cukup posesif padaku. Walaupun masih tahap wajarnya. Dia tidak menghukum ku seperti Samuel. Hanya bisa ngambek saja seharian.

Dan aku tidak suka Jake seperti itu, aku kehilangan teman dan figur kakak yang baik.

Pelukan di bahuku semakin erat dan napasnya semakin dekat dengan tengkukku.

"Aku tidak suka kamu menyebut nama pria lain," bisiknya di telingaku.

Kami sama-sama terdiam dan seakan menikmati waktu bersama. Lebih tepatnya, Samuel yang lebih menikmatinya.

Aku tidak tahu.

Aku merasa nyaman, akan tetapi sakit juga. Mix feeling.

Coba saja Samuel tidak kasar padaku dan memperlakukanku dengan baik. Atau coba saja kita bertemu sebelum Samuel mengenal Evelyn. Mungkin akan berbeda, kan.

Aku sedikit ingin bersamanya. Akan tetapi aku tidak ingin rasa sakit itu lagi. Samuel seharusnya sudah lebih baik.

Namun, sepertinya aku terlalu berharap.

Ucapannya saat ini tidak pernah berubah dari sejak aku bertemu dengannya. Dia tetap menganggap ku mainannya.

"Aku akan membayar mu berapa saja asal tetap bersamaku, Bel."

Aku spontan melepas pelukannya dan memberikan jarak antara kami. Aku menunduk dalam, tidak mau melihat Samuel dan kembali goyah.

Aku tidak suka saat Samuel menyamakan ku dengan uangnya.

Sekali mainan akan tetap mainan, kan.

--------

"Apa Samuel menemui mu lagi?" Tanya Jake.

Saat ini, Jake tengah main ke apartemen ku. Lebih tepatnya dia memang selalu berada di apartemenku, sih.

Jake hanya akan pulang saat sudah waktunya tidur saja. Padahal aku sudah sering mengusirnya.

Aku agak trauma berduaan dengan pria. Apalagi kalau lama-lama berduaan dengan Samuel, bisa hilang perawanku.

Aku mengangguk tidak senang.

Aku menyandarkan kepalaku di bahu Jake. Ya, ini hal yang biasa. Kalau terlalu cape, aku akan menumpukkan badanku padanya.

Dan Jake akan mengelus ku.

"Dia hanya tidak tahu cara mencintai orang dengan benar, Bel. Kau tahu saat kecil Samuel sangat manja padaku. Dia selalu bergantung padaku. Dan saat bertemu dengan Evelyn, dia menjadi sosok yang berbeda. Evelyn seakan menjadikan Samuel bonekanya," jelas Jake.

Jake sudah memberitahuku bahwa dia sedekat itu dengan Samuel. Padahal yang kulihat selama ini mereka selalu bertengkar.

Dasar pria, tidak bisa jauh-jauh dari berantem.

Aku memikirkan ucapan Jake. Aku tidak tahu seberapa jahat Evelyn menyakiti dua pria tampan ini. Akan tetapi, Jake bercerita bahwa memang itu pekerjaan Evelyn.

Dia mendapatkan uang dari sana. Dan mungkin emang Evelyn tidak mempunyai hati.

"Lalu apa bedanya denganku? Samuel menjadikanku boneka juga."

Jake menggeleng dan mengelus rambutku. Aku yang nyaman memejamkan mataku. Mungkin sebentar lagi aku akan tertidur jika dielus seperti ini terus.

Namun, ucapan Jake membuatku mengerut.

"Tidak, aku sudah ingat. Kita bertiga pernah bertemu sebelumnya."

--------------

HARAP BERSABAR DENGAN ALURNYA YA

MASIH BANYAK MISTERINYA KOK

SEMOGA PADA SUKA AJA DAH

THANK U YAAAA YG UDH SEMANGAT KOMEN

LUV LUVVVV🤍

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now