BAB 47

28.4K 1.6K 52
                                    

BACA DENGAN TENANG YA GAIS

ENJOYY

-------

Arabella POV

"Duduklah, aku tidak akan menggigitmu," ucap Evelyn.

Jantungku berdebar kencang ditinggal berdua dengannya. Aku tidak pernah berbicara langsung padanya. Ku harap Samuel cepat selesai dengan urusannya.

Evelyn duduk dengan kaki terlipat menunjukkan pahanya yang sexy. Sedangkan aku, terduduk kaku ingin segera pergi dari sini.

Evelyn mendekatiku membuatku refleks mundur.

"Apa aku seseram itu? Samuel banyak cerita buruk tentangku ya?"

Aku mengangguk ragu. Samuel tidak banyak cerita, hanya saja citranya memang sudah buruk di mataku. Masih terpikirkan bagaimana tidak tahu malunya Evelyn bercinta dengan Samuel di hadapanku.

Walaupun tidak bisa dipungkiri, Evelyn memang cantik. Badannya bagus seperti model pada umumnya. Pantas saja banyak yang mengejarnya, termasuk Samuel dulu.

Evelyn minum-minum dengan santainya. Ku rasa itu air putih karena tidak ada gejala mabuk padanya. Aku menatap lekat pada gelas itu, tenggorokanku terasa sangat kering saat ini.

Merasa diperhatikan, akhirnya Evelyn memberiku minum yang sedari tadi dia pegang. Saking hausnya, aku bahkan tidak bertanya minuman apaan itu, ku yakin hanya air mineral.

Aku meneguknya dengan kasar.

"Calm down, girl. Itu alkohol yang paling tinggi," ucapnya membuatku terbelalak.

Rasanya sangat pahit dan membakar tenggorokanku. Setelah meminumnya membuatku sedikit pusing dan berkunang-kunang. Aku paksakan diriku tetap membuka mata.

Tubuhku terasa gemetar dan perutku panas. Aku tidak pernah mencoba alkohol sebelumnya. Sebisa mungkin aku menyadarkan diriku. Ku tampar pipiku agar tetap sadar.

Namun, sepertinya tidak bisa. Kepalaku terasa berat. Ku tempelkan kepalaku di bahu Evelyn. Aku pusing dan ingin tertidur. Mulutku tidak berhentinya meracau.

"Hei kau perebut lelaki orang! Aku benar-benar membencimu." Aku menunjuk Evelyn dan menatap marah padanya.

Rasanya banyak umpatan yang ingin ku keluarkan pada Evelyn. Wanita ini yang memisahkan ku dengan Samuel dan dengan mudahnya menggantikan posisiku.

"Kau benar-benar mabuk hanya karena satu tegukan, huh?" Tanya Evelyn kaget.

Tubuhku oleng dan seperti akan jatuh beberapa kali. Akhirnya Evelyn memelukku untuk menopang agar aku tidak terjatuh.

Aku memberontak dan menghempaskannya. Aku sangat membenci wanita ini. Dia yang membuat Samuel berpaling dan berani-beraninya menggoda Samuel di hadapanku.

"Kau seharusnya menghilang saja dari muka bumi ini!" Tekan ku. Aku menggembungkan pipiku dan melipat tangan di dada.

Padahal aku sedang serius, akan tetapi ditanggapi dengan tawaan olehnya. Tawa yang sangat cantik membuatku iri saja.

Semua yang ada pada Evelyn membuatku cemburu ingin memilikinya juga. Bahkan ku rasa dari tadi banyak pria yang menatapnya. Ya, tentu saja karena dia sangat cantik.

Evelyn mengelus rambutku seperti anak kucing.

"Kau sangat imut, pantas saja Samuel tidak mau melepaskanmu. Dan aku memang akan pergi ke luar negeri tanpa kau suruh. Ini mungkin pertemuan terakhir kita."

Aku mengerut dan setelahnya tersenyum senang. Tanganku tidak dapat dikontrol bertepuk tangan dengan kencangnya seperti baru saja mendapatkan kabar bahagia.

"Bagus, jangan menggoda Samuelku lagi. Aku tidak mau berbagi kali ini."

Dulu mungkin aku membiarkan Samuel dan Evelyn menjalin hubungan. Namun, sekarang akan aku pastikan Samuel hanya milikku. Dia tidak boleh bersama wanita lain.

Evelyn menggeleng dan menatapku gemas. Dia menyentil keningku seakan ingin menyadarkan kebodohanku.

"Astaga, Samuel Samuel terus. Aku sudah mendapatkan yang lebih kaya, bocah kecil! Kau tidak perlu khawatir. Aku tidak mau berhubungan dengan pria yang memikirkan wanita lain lagi," ucapnya sedih.

Wajah cantiknya menunduk hanya melihat pada gelas, membuat hatiku kasihan. Akan tetapi mendengar ucapannya membuatku merasa tenang. Apalagi Evelyn akan segera pergi.

Entah mengapa aku merasa Evelyn tidak seburuk itu. Dia hanya harus menemukan pria yang benar-benar mencintainya.

Masih dengan keadaan mabuk, aku memeluknya erat. Ku letakkan kepala Evelyn di dadaku dan mengelusnya.

"Cup cup aunty jangan sedih. Kau pasti akan menemukan cinta sejatimu juga."

Evelyn mendorongku, namun aku menahannya dengan kuat. Aku tidak bisa melihat orang bersedih di hadapanku.

"AUNTY KAU BILANG?" Teriaknya di pelukanku.

Aku tertawa dan memukul-mukulnya gemas. Mataku menutup tidak dapat terbuka saking pusingnya. Namun, badan dan mulutku meracau sendiri.

Evelyn akhirnya pasrah dan terdiam, dia tidak lagi memberontak. Sepertinya dugaanku benar, dia hanya butuh seseorang yang dapat mengerti dirinya.

Aku jadi kasihan melihatnya sendirian dan terus berpura-pura menyukai pria kaya.

Tidak berapa lama, kulepaskan pelukanku dan ingin beranjak mencari toilet. Tiba-tiba saja aku ingin pipis.

Evelyn tengah sibuk merapihkan rambutnya yang berantakan karena ku. Tanpa ku pedulikan, aku pergi sendiri dan meninggalkan Evelyn.

"Hei bocah kau pergi kemana?! Sial, Samuel akan membunuhku jika kau menghilang," teriaknya yang samar-samar masih ku dengar. Namun, aku tidak menghiraukannya karena panggilan alam yang sudah di ujung tanduk.

Aku terus berjalan dan menemukannya. Kamar yang biasa aku tempati. Dulu, aku sangat takut berada di tempat ini. Sunyi dan hening adalah temanku sehari-hari. Namun, sekarang aku ingin melihatnya lagi dan mengenang semuanya.

Tanpa ragu, aku membukanya.

Suara pintu yang kencang mengganggu aktivitas dua orang di dalamnya. Mereka yang tengah bercinta seketika berhenti dengan posisi yang ambigu dan menatapku tajam.

Aku terbelalak dan ingin menutup pintu. Akan tetapi saking tidak kuatnya menahan pipis biarlah sekali ini aku merasa malu. Aku langsung berlari ke toilet tanpa memedulikan keduanya.

Kedua vampir itu bertatapan dan menatapku bingung.

"Manusia? Kurasa itu makanan kita yang diantarkan pelayan."

---------

PADA SUUDZON SAMA EVELYN. KASIAN..

SORRY YAH KLO KONFLIKNYA INI INI AJA😔🙏

SEBENERNYA MAU DIBERESIN SATU SATU. UDAH OFFICIALLY YAH EVELYN PERGI TUHH.

THANK U YANG UDAH BACA🤍


Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now