BAB 63

19.6K 1.7K 189
                                    

ENJOYYYY

---------

Sejak saat itu, Dariel memperlakukan ku dengan baik. Dia bertindak seperti seorang ayah yang tidak pernah aku punya sebelumnya.

"Aku ingin membalas waktu yang hilang tanpamu," ucapnya dengan tulus. Bahkan kini Dariel menganggap ku seperti anak kecil yang belum bisa apa-apa.

Dariel sangat memanjakan ku, berbanding terbalik dengan Bastian yang selalu menghilang. Dia hanya menatap kami dari jauh dan tidak berniat mengakrabkan diri.

Aku ingin mendekatinya, namun wajahnya selalu tidak bersahabat di dekatku. Seakan aku adalah seseorang yang sangat dibencinya. Aku mewajarinya.

Untungnya setelah makan malam, ada kesempatan untukku berdua dengan Bastian. Dariel sudah pergi keluar karena ada urusan.

Aku tidak tahu apa pekerjaan Dariel, hanya saja dia memang sangat sibuk. Aku mengerti kenapa Bastian selalu kesepian.

Kini, di ruang makan hanya ada aku dan Bastian.

Baru saja Bastian akan berdiri, aku menahannya. Aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Biasanya dia akan pergi ke kamar dan menguncinya. Aku harus berbicara dengannya sebelum hal itu terjadi.

"Bastian, please jangan menjauh dariku lagi," pintaku memohon.

Aku menggenggam tangannya erat, tidak mau dia bergerak sedikit pun. Ku tatap dia dengan rasa rindu yang tidak dapat ku tahan.

Bastian mencoba melepaskan tanganku, akan tetapi ku tahan sekuat-kuatnya. Akhirnya dia pun pasrah.

"Aku membencimu," ucapnya singkat dan mengalihkan pandangannya dariku.

Bastian tidak mau menatapku balik, ku yakin karena dia tidak mau goyah. Dia menolak ku, tetapi genggamannya sangat erat di tanganku.

Aku meneguk ludah kasar merasakan rasa yang tidak nyaman di hatiku mendengar ucapannya.

"Babas," panggilku lirih.

Itu panggilannya saat kami masih kecil dulu karena aku tidak suka nama Bastian. Namanya terlalu panjang dan sulit untuk diucapkan.

Aku mengingat masa kecil kami, dulu Bastian adalah anak yang ceroboh. Dia suka terjatuh dan kehilangan sesuatu. Dan aku adalah penjaganya.

Bastian selalu mengikuti kemana-mana karena mengira aku guardian angel-nya. Kalau bersamaku, katanya dia tidak terkena sial lagi.

Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah ku pergi. Aku tidak sempat berpamitan padanya. Dari cerita Dariel, ku yakin Bastian sangat kehilangan sosokku.

"Aku membencimu," ucapnya berulang kali seperti kaset rusak.

Bastian membentengi dirinya dengan ucapan itu agar tidak luluh. Dia takut jika perasaannya jatuh, Arabella akan meninggalkannya lagi.

Mengerti dengan perasaannya, aku pun menyentuh pipinya lembut dan ku arahkan agar menghadap padaku. Namun, Bastian masih menolaknya dengan menutup matanya erat.

Bibirnya tidak berhenti bergumam kata benci padaku.

"Babas, maafkan aku. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi," janjiku kepadanya.

Aku menggenggam tangannya erat untuk meyakinkannya. Sedangkan sebelah tanganku bergerak menelusuri wajahnya. Bastian sudah dewasa sekarang, dia jauh lebih tampan dari beberapa tahun yang lalu.

Dulu dia masih bocah imut dan gendut dengan permen batang yang selalu ada di mulutnya. Aku melewatkan pertumbuhannya.

Bastian membuka matanya dan terlihat berkaca-kaca di sana saat menatapku. Bibirnya mengerucut seakan meminta perhatianku untuk dimanjakan.

"Kalau kau meninggalkanku, aku tidak akan sudi bertemu denganmu lagi, Bebel," ucapnya sambil menahan air matanya yang terjatuh.

Aku mengangguk dan menatapnya yakin. Aku tertawa dia memanggilku dengan nama butut itu. Bastian membalas ku agar nama kita sama-sama jelek. Akan tetapi entah mengapa sekarang aku menyukainya.

Aku gemas pada Bastian. Tampak luarnya seperti preman dengan banyak tato di tangannya. Tetapi hatinya mudah luluh seperti hello kitty.

Salah satu tato itu terdapat namaku dengan huruf sambung di pergelangan tangannya. Tampak kontras dengan tubuhnya yang putih.

"Aku ingin membuat tato yang sama sepertimu," pintaku dengan antusias.

Pasti lucu, kan, kalau kembaran. Dan dengan begitu, aku tidak akan melupakan Bastian lagi.

"Jangan ini menyakitkan! eh maksudku tidak akan cocok denganmu, Bebel." Dia menggeleng tegas sangat menolak ku untuk membuat tato.

Aku tidak dapat menahan senyumku melihat tingkahnya yang masih saja gengsi. Yang ku tangkap dia tidak mau aku merasakan sakitnya.

Baiklah, aku akan menurutinya kali ini. Nanti kalau ada kesempatan, aku akan membuat tato itu tanpa sepengetahuan Bastian.

Masih asik menikmati kebersamaan ku dengan Bastian. Tiba-tiba saja bel berbunyi tanda ada tamu. Bel itu berbunyi berulang kali seakan orang di luar sana sangat tidak sabar memasuki rumah ini.

Aku mengerut bingung dibuatnya. Berbeda dengan Bastian yang menatap pintu itu dengan sedikit menggeram, tidak menyukainya.

Bastian merasakan deja vu dengan mimpinya semalam. Akan ada seorang laki-laki yang memaksa masuk dan menculik Arabella-nya.

Wajah Bastian menegang marah dan tampak menahan emosi mengingat mimpinya semalam.

Bastian berdiri dan menatapku tajam seakan menyuruhku untuk tidak bergerak se inci pun.

"Kau tetap di sini, Arabella! Atau masuklah ke kamarmu! Jangan melihat keluar sedikit pun," perintah Bastian dengan tegas.

Aku mengerut bingung dengan ucapannya yang tampak kesal dan takut secara bersamaan. Sontak aku mengangguk menurutinya.

Pikiran buruk ku mengatakan apa ada orang jahat yang akan menyerang kami. Jujur saja aku takut.

Tanpa ku tahu orang di luar sana adalah Samuel.

-------

YAHHH ARABELLA GADIBOLEHIN KETEMU SAMUEL GES AHAHAAHA

COBAA TEBAKKK BASTIAN BAKAL NGAPAIN SAMUEL???

PENASARANN GAAAA??

CEPETTTT KOMEN YG BANYAKK KALAU MAU CEPET UPDATE!!!

JANGAN LUPA VOTE JUGAA

BTW GUE KEINGET DEH NI CERITA DULU GAADA YG BACA, 10 VOTE AJA SUSAH BGT

KOMEN GUE DULU CMN DARI SATU ORG, TERHARU W SM NI ORG ayang_nya_avas

SEKARANG UDH BNYK TEMEN GUE, MAKASII GAESSS SERIUS DAHH MAKASIH BGTT

KALIAN TAU CERITA INI DARIMANA SIHHH?? CERITA DONG! YANG PANJANG BURUU!!

SARANGHAEYO, CHAGIYA🤍

Kidnapped By A Possessive VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang