SPECIAL BAB : GIVE BIRTH (PART 2)

7.4K 507 112
                                    

AAAAA AKHIRNYA UPDATEEE

SETELAH SEKIAN ABAD

ENJOYYY

------------

Mendengar setiap kalimat yang Arabella ucapkan dari bibir cantiknya membuatku merasa bersalah. Sudah pasti dia meragukanku, terhitung lebih dari enam bulan aku menggantungkan hubungan kami.

Perlahan, aku mendekap badannya erat dan membiarkan kepalanya tertidur di lenganku.

Bukannya meyakinkan Arabella, aku lebih memilih menghindar. Lagipula dia akan segera tahu, hanya tinggal menghitung beberapa minggu saja.

"Tidurlah, Bella. Kau terlalu overthinking, sayang," ucapku sambil mengelus rambutnya, lembut.

Terlihat bibirnya yang seketika mengerucut dan menatapku berkabut.

Matanya berair dan tangannya mendorongku, tidak ingin bersentuhan. Tentu saja kekuatannya tidak berasa apa-apa, dia tidak berpindah se-inci pun.

Hatinya sensitif sekali, Arabella bisa menangis dua kali dalam sehari.

Seperti yang ku duga, matanya tidak mau menatapku dan hanya menunduk seakan meratapi nasibnya.

"Aku mencintaimu, Bella. Sst tenanglah, kau sudah menangis tadi pagi, cup cup cup ayolah aku lelah, sayang. Tidur dan jangan berpikiran buruk, please!" bisikku memohon dengan sedikit gertakan. Akan tetapi tidak berdampak apa-apa, tubuhnya tetap mundur melonggarkan jarak kami dan berniat berbalik.

 Akan tetapi tidak berdampak apa-apa, tubuhnya tetap mundur melonggarkan jarak kami dan berniat berbalik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dengan cepat, aku menahan dan memeluknya kian kuat. Biar saja Arabella menganggapku memaksa atau apapun, yang penting dia tidak boleh menjauh dariku.

Aku bukan orang yang bisa bermulut manis dan membujuknya. Jika sudah seperti ini, aku akan mendiamkannya dan menunggu Arabella tenang dengan sendirinya.

Ku cium rambutnya berulang kali dan mengelusnya. Wangi vanilla yang sudah biasa ku hirup menyeruak ke hidung, terasa sangat nikmat dan nyaman.

Lelah menangis, Arabella akhirnya pasrah dan memejamkan mata. Bibirnya masih terisak-isak, namun dia tahan semua itu dengan menggigit bibir.

Tanpa aba-aba, aku menciumnya pelan. Ku tempelkan bibirku di miliknya yang merah merona.

Tidak ada nafsu, hanya ingin menghentikan tangisannya saja. Arabella tidak membalasku, akan tetapi hal ini berhasil menghentikan isakannya.

Matanya yang sembab menimbulkan gejolak aneh di dada, aku tidak menyukainya.

Sontak tanganku naik ke pipinya dan menghapus air mata di sana, tatapanku terperangah melihat Arabella yang masih sangat cantik dengan kondisi seperti ini.

Kedua bola matanya yang terpejam terlihat lentik dan panjang. Begitu pula dengan pipinya yang seperti bakpao, sangat menggemaskan.

Setelah mencium keningnya sekali lagi, tanpa sadar mataku ikut terpejam dan napasku lambat laun teratur. Memandang Arabella tertidur dengan lelapnya, membuatku ingin menyusulnya ke alam mimpi.

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now