BAB 59

18.7K 1.5K 169
                                    

SIAPA YANG KANGEN SAMUEL?🙋🙋

ENJOYYY

--------

Samuel POV

"KALIAN BELUM BERHASIL MENEMUKANNYA?" tanyaku tidak sabar.

Sudah seminggu lebih aku kehilangan Arabella. Jangan tanyakan bagaimana keadaanku. Rambut kusut, baju tidak teratur, dan tumbuh brewokan yang malas ku cukur.

Gelengan dari Jake dan Anna membuatku tidak bisa menahan frustrasi ku lagi.

Aku menatap tajam pada Anna karena dia adalah saksi terakhir Arabella. Aku membencinya sekarang.

Arabella itu ceroboh, dia bisa melakukan apa saja tanpa berpikir panjang. Bagaimana jika diluar sana dia terluka? Aku tidak akan memaafkan Anna dan diriku sendiri.

Seharusnya aku tidak membiarkan Arabella lepas dari pandanganku.

"Tenanglah Samuel, kita akan mencarinya lagi, kau beristirahatlah," ucap Jake menenangkan ku.

Namun, perasaanku tetap gusar. Aku tidak akan merasa aman jika wanitaku belum ditemukan. Walaupun saat ini aku sedang sakit.

Seorang vampir seharusnya jarang sakit. Ku yakin saat ini tubuhku lemas karena terjadi sesuatu pada Arabella. Aku sangat mengkhawatirkannya.

Spontan aku berdiri dan berniat mencarinya sendiri. Aku harus menemukannya sebelum benar-benar menjadi gila.

Wangi vanila itu sudah tidak tercium sama sekali. Biasanya masih ada rasanya di setiap ruangan, sekarang hampa.

Bahkan aku tidak ingat kapan terakhir kali tertidur nyenyak. Aku selalu terbangun setelah merasakan tidak ada Arabella di sampingku.

Dan selama ini aku tidak meminum darah, aku tidak mau selain darah Arabella.

Kakiku melangkah ke arah pintu keluar. Karena masih terasa lemas, aku berjalan dengan oleng. Tanganku menyentuh dinding.

Belum sempat keluar, tiba-tiba saja Jake menahanku.

"Samuel! Bagaimana kau mau mencari Arabella jika se payah ini, huh?"

Jake membawaku ke kasur dan membiarkanku duduk. Aku menatapnya kesal yang tidak membantuku.

Bagaimana mungkin aku bisa duduk diam saja jika rabbit ku belum ditemukan. Dan ini sudah seminggu. Aku merindukannya.

Aku membanting semua barang di meja dengan perasaan amarah.

"AHHH, AKU MAU ARABELLA!" teriakku sekencang-kencangnya.

Aku tidak peduli dengan beberapa barang yang pecah dan berantakan karena ulahku, tidak akan ada yang membereskannya juga. Tidak ada lagi yang mengurusnya.

Biasanya Arabella akan mengomel padaku jika rumahnya berantakan. Dia akan membahasnya seharian penuh hingga aku benar-benar bosan mendengarnya. Sekarang aku merindukan hal itu.

"Astaga Samuel! Tenanglah! Kita pasti bisa menemukan Arabella. Cepat sembuh agar kau bisa mencarinya sendiri. Untuk sekarang biarkan aku dan Anna, kau istirahatlah," pinta Jake.

Jake mendekat padaku dan membantuku untuk terlentang. Lalu dia menyelimuti ku.

Namun, aku belum bisa tidur, masih ada yang membuatku penasaran. Pembicaraanku terakhir dengan Arabella adalah tentang Alarick. Dia tidak mungkin ke sana seorang diri, kan.

"Apa kau sudah mengecek rumah daddy ku?" Tanyaku penasaran.

Jake mengangguk dan menampilkan wajah sedihnya. Ya, sebenarnya kehilangan Arabella berakibat juga padanya.

Dia khawatir, tapi ditahannya. Kondisi Samuel lebih mengenaskan dari padanya saat ini.

Jake ingat jika Arabella pernah berkata ingin menemui Alarick, maka tempat Alarick lah yang ditemuinya pertama kali.

"Kukira juga dia akan ke sana. Tapi tidak ada. Evelyn pun tidak ada. Bukankah itu aneh?"

Aku mengerutkan keningku dan mengangguk. Biasanya jalang itu memang berada di sana. Dia akan meminta perlindungan dari Alarick.

Aneh saja jika tiba-tiba mereka berpisah.

Anna yang sedari tadi mengamati percakapan kami hanya menunduk merasa bersalah. Padahal dia tidak mengerti apa yang mereka ucapkan.

Jake pun berdiri dan mengajak Anna pergi.

"Aku dan Anna akan mencarinya lagi, okey? Sabar lah."

Aku mengangguk pasrah dan kembali memejamkan mataku. Aku menumpukan tanganku di atas kepala merasakan pusing.

Setelah terdengar pintu tertutup yang menandakan Jake dan Anna sudah pergi, aku kembali merenung.

Seminggu berlalu, belum ditemukan.

Sebulan kemudian, Jake dan Anna sudah mulai pasrah mencarinya.

Mereka sudah kembali ke kehidupannya masing-masing. Aku tidak tahu dengan Anna, tapi Jake masih mengunjungi ku. Dia berperan seperti kakakku. Padahal matanya tidak dapat berbohong kalau dia juga kehilangan.

Tapi tidak denganku, aku tidak bisa kembali. Hidupku kacau sekarang. Bahkan aku lupa bagaimana caranya hidup normal.

Aku sudah kembali ke rumah awalku. Terasa besar, namun kosong. Dimanapun aku berada hanya ada kesepian.

Kegiatanku hanya bekerja dan bekerja. Aku menjadi seseorang yang workaholic.

"Samuel kau sudah tidak makan selama berhari-hari. Lihat tubuhmu lemas begitu sekarang," khawatir Jake.

Ya, aku tidak makan darah lagi sejak Arabella menghilang. Aku menyuntikkan cairan darah ke tubuhku, bukan lewat taringku lagi.

"Kau tahu lewat suntikan tidak akan membuatmu bertahan lama, tenggorakan mu akan kering. Ayo berburu, darah rusa tidak seburuk itu," paksanya.

Jake menarik-narik ku untuk berdiri tapi aku tidak mau. Ku tahan dengan kuat agar tidak berpindah. Lebih baik aku mengerjakan laporan ini dan mendapatkan banyak uang.

Lagipula darah hewan itu tidak enak, hanya hambar. Aku akan menunggu Arabella kembali saja.

Jake yang sebal melihat tingkahku, mencengkram tanganku kuat seakan menyadarkan ku.

"Lupakan Arabella, kita tidak tahu dia ada dimana dan bisa saja sudah mati. You have to move on. Kau mau hidup seperti ini terus, huh?"

-----------

EHEHEHHE BERPISAH

ARABELLANYA DMN YAH

UDAH SEBULAN

ADA YANG BISA TEBAK ARABELLA DMNN?? APA MASIH LARI?😭😭

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA

THANK UUU🤍

Kidnapped By A Possessive VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang