BAB 84

11.2K 1K 69
                                    

DOUBLE UPDATE AS ALWAYSSS!!

KOMEN YG BANYAK GAMAU TAU KLO GA GUE NGAMBEK SEHARIAN EHEHEHEHE

BTW ITU SAMUEL NGOMONG JOWO BKN BERARTI ORG JOWO YAGESYA😭 BULE LOH DIA ITU!!

MAKSA BULE POKOKNYA WKWKWKK

ENJOYYY!!

------

Aku merasa salah tingkah setelah Samuel memujiku. Yang bisa ku lakukan hanya menoleh ke samping, menghindari tatapannya.

Setelah kejadian tadi, suasana lebih membaik. Saat ini Bastian masih mencoba membuka rantai di tangan Samuel, begitu pun denganku yang mulai membantunya.

Walaupun rasanya sangat malu saat berada di dekat Samuel, dia menatapku se lekat itu, membuatku gugup saja.

Bastian menghela napas panjang dan merentangkan kedua tangannya, pegal.

"Aku menyerah! Rantai ini kuat sekali, siapa sih yang melakukannya?" Tanya Bastian polos yang membuat wajah Samuel mengeras.

Matanya menyipit dan menatap Bastian tidak percaya dengan apa yang dikatakannya. Tanpa perlu dijelaskan, sepertinya aku mulai memahami situasinya.

Entah apa yang terjadi sebelumnya, namun Bastian dan Dariel lah yang memenjarakan Samuel. Aku tahu karena sedari tadi mereka berantem, saling menyalahkan satu sama lain.

Dan peranku adalah sebagai penengah. Atau mungkin lebih cocok jadi seorang ibu yang memarahi kedua anaknya saat bertengkar.

"Kau yang melakukannya Bastian. Benar-benar anak kurang ajar satu ini. Sudahlah malam ini kalian tidur di sini dulu saja, di luar terlalu berbahaya dan wanitaku perlu tidur. Kita akan mencobanya lagi besok," ucap Samuel mengambil keputusan.

Di antara kita bertiga memang dia yang terlihat paling dewasa, sontak aku dan Bastian pun mengangguk, menyetujui.

Lagipula aku sudah merasa sangat lelah. Energiku rasanya cepat terkuras karena kehamilan ini.

Sebelum aku tertidur, dengan telaten ku siapkan tempat tidur untuk Bastian. Walaupun hanya ada kasur kecil yang bahkan tidak empuk, aku dan Bastian sudah setuju untuk membagi tempat tidur itu. Sedangkan Samuel, dia sudah mengalah dan akan tidur di lantai beralaskan karpet saja.

Ku yakin akan sangat dingin pada malam hari. Jujur aku kasihan, hanya saja masih sangat canggung untuk berinteraksi dengannya. Dan aku merasa sedikit takut.

Samuel sedari tadi memperhatikan setiap gerak gerik ku seperti elang. Setiap aku melihat padanya, mata kami bertatapan, membuatku kalang kabut sendiri.

Otakku jadi bekerja lebih keras memikirkan sebenarnya ada hubungan apa antara aku dengan Samuel. Tidak mungkin dia mengawasi ku dengan sedemikian ketatnya jika bukan hubungan yang serius.

Masih dalam lamunanku, suara Bastian mengalihkan perhatianku.

"Hoam, aku sangat mengantuk, aku akan tidur duluan. Kalau kau kesempitan, geser saja badanku, Bebel. Dan kau Sam, jangan berbuat macam-macam pada kakakku saat ku tidur," peringat Bastian sebelum benar-benar menutup matanya.

Aku pun menjawabnya dengan anggukan. Walaupun dalam hati merasa kurang yakin kasur itu cukup. Baru ditiduri oleh Bastian saja, sudah tidak ada ruang bagiku.

Sepertinya tidak masalah jika malam ini aku tidur di karpet.

Aku masih terduduk di bawah dan menjaga Bastian dalam tidurnya. Tidak lama baginya untuk terpejam dan masuk ke alam mimpi.

Saking fokusnya, rambutku berjatuhan ke pipi dan daguku. Akhirnya, aku taruh rambutku ke belakang telinga saat helaian rambut itu menghalangi pandangan.

Kidnapped By A Possessive VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang