Part 6 - Ambulans didepann Rumahh Bagian 2

3.2K 154 11
                                    

Setelah selesai mandi dan makan ayam bakar buatan Bu Sulaiman.

Saat itu kira kira pukul 9 malam, Tatang keluar rumah duduk bersantai di depan teras dan menikmati satu pack rokok Djarum nya.

Saat sedang enak enaknya bersantai di teras, Anton & Warno teman SMA Tatang datang ke rumah Tatang, untuk nongkrong ala kadarnya anak muda.

"Assalamualaikum Tang." sapa Anton

"Waalaikumsallam Ton, No, monggo pinarak."

"Nggih Tang.....ayo No, masuk."

"Gas wis." celetuk Warno

Anton dan Warno langsung duduk di Teras berhadap hadapan dengan Tatang. Tatang punmenawarkan minum ke Anton & Warno.

"Kopi opo Teh iki?" tanya Tatang dengan logat Jawa

"Ora wis, mong pingin ngobrol ngobol ae kok bro." jawab Anton

Tatang kali ini menawarkan rokok Djarum nya ke Anton & Warno.

"Monggo rokok bro, 1 hisep, 2 hisep ae wis ngancani aku." kata Tatang

"Wis santae Tang, dhek mau aku mbi Warno, sudah dikasih rokok sama koncomu kantor juga kok."

Tatang keheranan mendengar Anton & Warno mendapat rokok dari teman kantornya.

"Konco kantor?" heran Tatang

"Iya bro, tadi yang duduk di sebelahmu waktu masuk ke rumah ini." jawab Anton

Semakin Heran dengan kata Anton & Warno, Tatang langsung mematikan rokoknya dan berbicara serius ke mereka.

"Konco sopo? aku sendirian bro, dari kantor?" tanya Tatang

"Konco sebelahmu duduk di ambulans Tang, aku sama Warno lihat dia turun bareng kamu kok." jawab Warno

"Turun dhek mana?" tanya Tatang tambah penasaran

"Orangnya turun dari Ambulans pas awakmu parkir dhek depan pagar situ." ujar Warno

Tatang makin bingung dan penasaran.

"Lah aku sendiri bro, iku sopo?" tanya Tatang

Anton & Warno yang mendengar cerita Tatang, mulai menyadari ada yang tidak beres. Anton pun coba menjelaskan ke Tatang.

"Pas awakmu turun ambulans, ada orang yang duduk dhek sebelahmu di ambulans, dia ikut turun juga dari Ambulans, terus wong iku jalan mendekati aku mbi Warno, ngajak ngobrol kami didepan situ Tang." kata Anton sambil menunjuk cakrukan depan pagar rumah Tatang

Tatang yang mendengar hal tadi, tambah heran & bingung.

"Terus wong iku omong apa meng awakmu mbi Warno?" tanya Tatang

Anton & Warno menjelaskan apa yang mereka alami.

"Awal awal ora omong opo opo, cuman ngasih rokok 2 biji ke aku sama Warno, aku dikasih 1, Warno dikasih 1." jawab Anton

"Terus sakbare iku cerito pie?" tanya Tatang

"Wong iku, cerita kapan hari sempat mbok jemput di daerah Kantil." jawab Anton

"Iya bro, cerita begitu." jawab Warno

Tatang yang mendengar semua cerita Warno & Anton heran campur bingung.

Mendengar itu Tatang memohon maaf ke Warno dan Anton, untuk menyelesaikan pembicaraan malam itu, karena badan & pikiran sudah capek sekali.

"Sepurane sing katah ya Ton, No, tak mlebu disik, badan ku capek." kata Tatang

"Iya Tang, ga usah mbok pikir sing mau." kata Anton

"Turu sing pules, ga usah miker macem macem." lanjut Warno

"Siap." jawab Tatang

Tatang pun masuk ke kamar dan langsung tidur.

Kira kira saat badha subuh, jam 4 pagi. Tatang ditelpon pak Zainal.

Beliau memberi kabar bahwa pak Frans yang dijemput Tatang kemarin meninggal.

Saat itu juga, beliau menugaskan Tatang mengantarkan jenazah ke rumah duka.

"Tang, pak Frans meninggal jam 3 pagi tadi, tolong antarkan ke rumah kediaman keluarga sekarang ya."

Tatang yang mendengar hal itu cukup takut, karena itu tugas pertama nya mengantar jenazah. Tapi disisi lain Tatang berfikir itu sudah menjadi kewajibannya.

"Siap Pak, ini saya langsung berangkat ke rumah sakit." ujar Tatang

Sampai di rumah sakit kira kira pukul 04.30, jenazah yang sudah dimandikan dan dikafani, dimasukan kedalam mobil oleh petugas rumah sakit dibantu pula oleh Tatang.

Putra beliau Jono duduk disamping Tatang, menemani dalam ambulans. Saat didalam ambulans Tatang dan Jono sempat mengobrol sebentar.

Tatang berbicara dengan sangat hati hati, karena sedang dalam suasana duka yang dialami keluarga pak Frans

"Bapak sakit apa mas kata dokter?" tanya Tatang

"Tensinya tinggi mas, jantungnya ikut komplikasi juga." jawab Jono singkat

"Sabar nggih mas, saya turut berduka." kata Tatang

"Nggih mas, matur nuwun, mohon doanya mas semoga bapak Husnul Khotimah." ujar Jono

"Aamiiin Allahuma Aamiiin." jawab Tatang

Tak terasa Tatang & Jono, sampai didepan rumah kediaman almarhum pak Frans, mereka pun bergegas menurunkan peti jenazah ke dalam rumah.

Selesai menurunkan dan memasukan peti jenazah, Jono menemui Tatang kembali.

"Mas terima kasih banyak nggih sudah dibantu, titip sedikit buat sampean. Makasih sudah dibantu." ujar Jono sambil memberikan amplop berisi uang

"Loh ndak usah mas, saya niat bantu" jawab polos Tatang

"Gapapa diterima saja, ini amanah dari Bu Frans."

Tatang pun menerima amplop berisi uang dari Jono karena sudah amanah dari Bu Frans. Setelahnya Tatang pamit ke keluarga Bu Frans , untuk selanjutnya membawa ambulans kembali ke rumah sakit.

Ketika Tatang hendak putar balek ambulans di depan rumah almarhum pak Frans. Tatang tak sengaja membaca suatu plangkat.

"Gang kantil." Tatang membaca nama suatu plat

Beberapa saat kemudian Tatang mengingat kembali siapa orang yang bilang Kantil kapan hari dengan nya.

Tiba tiba Tatang pun teringat.

"Waduh... Sosok yang ngasih rokok ke Anton & Warno kemarin, cerita kalau aku pernah ngantar dia ke area kantil." batin Tatang

Tatang yang teringat, pun mulai menyadari satu hal, walaupun masih menduga duga saja.

"Apa mungkin yang kemarin menemui Anton & Warno adalah Jin Qori dari almarhum pak Frans?"



Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Where stories live. Discover now