Bab 107 - Mbah Bandar Judi bagian 12

575 30 1
                                    

Selesai Mbak Ninik mengambil uang dari atm B*I, Mbak Jum memboncengkan kembali Mbak Ninik menuju rumah Mbak Ninik.

"Bisa mbak barusan ambil uang di ATM?"

"Bisa Jum, tolong anter lagi ke rumah ya... " jawab singkat mbak Ninik disertai rasa cemas

"Siap mbak... " jawab mbak Jum

Sesampainya mbak Ninik didepan rumahnya, nampak orang-orang masih di depan teras rumahnya, justru pak Wahid selaku Kepala Desa juga ada disana.

Mbak Ninik takut campur gemetaran  melangkahkan kaki menuju rumahnya, Mbak Jum yang tak sampai hati,  ikut menemani Mbak Ninik berjalan tepat di belakangnya.

"Bismillah Mbak, insyaAlloh selesai semua masalahnya setelah ini... "

"Iya Jum.. Aamiiin allahuma Aamiiin... " sahut doa Mbak Ninik

Saat mereka memasuki teras Rumah, pak Kades langsung menghampiri Mbak Ninik.

"Mbak... ngapunten nggih saya paham kondisi njenengan sedang bersedih, karena mbah Titik sedang sakit, tapi tolong bapak-bapak ini juga diberi kepastian pelunasan kambingnya..."

Mbak Ninik menunjukan segepok uang yang dia bawa, ke Pak Kades Wahid.

"Ini Pak, akan saya lunasi hari ini juga... " jawab mbak Ninik sambil menunjukan segepok uang

Pak Kades meminta bapak-bapak sekalian berkumpul.

"Bapak-bapak, monggo kesini dulu semua, Mbak Ninik dan keluarga memiliki inisiatif baik melunasi hutang kambing njenengan, ini uangnya sudah dibawa..." kata pak Kades

"Alhamdullilah.... " teriak Pak Imin, dan beberapa Bapak-Bapak lainnya

Pak Wahid mempersilahkan Mbak Ninik membagikan uang pelunasan kambing.

"Bapak-bapak, saya selaku saksi nggih, silahkan dibagikan uang pelunasannya Mbak Ninik..."

"Nggih Pak Wahid siap... "

Mbak Ninik lantas membagikan uang pelunasan ke satu persatu orang.

"Pas 2.5 juta, alhamdullilah.. " kata 4 bapak-bapak

Pak Imin yang menerima uang 2.5 juta agak marah.

"Kurang 1 juta ini ! Saya bayar ke Mbah Titik 3.5 juta Mbak Ninik !" teriak Pak Imin marah

Mbak Jum yang mendengar kemarahan Pak Imin justru kesal, dan ikut membela Mbak Ninik.

"Pak Imin !... Pak Imin !, tadi pagi sampean sambat ga ada inisiatif dari pihak keluarga Mbah Titik, sekarang dilunasi 2.5 juta, masih ga bersyukur juga?" teriak Mbak Jum membela Mbak Ninik

"Loh memang kurang 1 juta kok?" Pak Imin

"Ikhlasno Pak Imin !" balas Mbak Ninik

"Ga biso, ikhlas mbahmu ! Masih kurang 1 juta lah... " Pak Imin tak terima

Pak Wahid selaku kades, mencoba mendamaikan keadaan saat itu.

"Wis.. Wis.. Wis.. Nanti dirembug lagi sama Mbak Ninik nggih... "

Saat Pak Wahid sedang mendamaikan keadaan antara Pak Imin dengan Mbak Jum, Dek Aan tiba-tiba menelpon Mbak Ninik.

"Ya Alloh yang benar dek? Inallilahi wa inallilahi rojoun... " Mbak Ninik menjawab telepon Dek Aan disertai tangis air matanya mengalir

Mbak Jum yang melihat Mbak Ninik menangis, langsung bertanya ke Mbak Ninik.

"Ada apa Mbak?" tanya mbak Jum penasaran dan sedih, karena feelingnya ke Mbah Titik sudah kurang enak.

"Mbah  Titik meninggal Jum... "

"Inallilahi wainalliahi rojiun... " kata Mbak Jum & Pak Kades Wahid

Semua sontak kaget mendengar kabar saat itu.

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Where stories live. Discover now