Bab 21 - Bukan kah kamu sudah meninggal??

1.5K 76 0
                                    

Sore itu, di hari minggu, Tatang mendapat tugas dari Pak Zaenal, untuk mengambil jenazah di area Tangerang Selatan.

"Tang ngambil jenazah ke Tangerang." kata pak Zainal

"Tangerang area mana bos?" tanya Tatang

"Di Rumah Sakit Maju Mundur Ciputat mas." jawab pak Zainal

"Siap bos."

Tatang pun langsung berangkat menuju Tangerang

Sampai di Karawang kira kira jam 2 pagi, Tatang mendapat kabar dari rumah sakit Andalan.

"Mas Tatang, nanti jenazah yang panjenengan jemput bernama Yayan, meninggal badha ashar karena kecelakaan... lokasi di rumah sakit maju mundur... " what's app dari mbak Tia selaku kepala Perawat.

"Siap mbak Tia, ini sdah sampai Karawang." jawab Tatang singkat

Setelah mendapat kabar tersebut, tak lupa mbak Tia mengirim KTP almarhum.

"Ini alamat rumah duka almarhum Tang."

Tatang shok saat membaca KTP almarhum.

"Inallilahi wa Inallilahi Rojiun, yang meninggal mas Yayan to."

Mengetahui hal tersebut, Tatang memberi kabar ke pak Sulaiman.

"Assalamualaikum Pak, nembe sibuk to njenengan?" tanya Tatang

"Engga mas, ada apa?" tanya Pak Sulaiman

"Pak, ini barusan aku dapat tugas jemput jenazah di Tangerang, ternyata mas Yayan anak mantune Pak Sugi, meninggal tadi sore karena kecelakaan." kata Tatang

"Ya Alloh, bener to ini mas?" pak Man memastikan kembali

"Inggih pak, leres, ini nama & foto KTP mas Yayan, tetangga kita." jawab Tatang

"Inallilahi wa Inallilahi Rojiun, kasihan ya nak."

"Nggih Pak." jawab Tatang

Setelah memberi kabar pak Sulaiman, Tatang melanjutkan perjalanan ke Tangerang.

Saat memasuki kota Tangerang, kira kira pukul 3 pagi, hati Tatang bergejolak tak karuan rasanya.

"Ya opo ini? Aku posisi sendirian, yang mau aku ambil jenazah almarhum temanku sendiri pula, belum lagi meninggalnya karena kecelakaan."

Hati Tatang mulai ciut saat itu, sehingga Ia memutuskan berhenti di masjid untuk beristirahat dan shalat terlebih dahulu.

"Ya Alloh aku kudu gimana ini." tak tau kenapa hati Tatang menjadi ciut sekali

Tatang mengambil wudu, lalu melaksanakan shalat Dhuha.
Selesai shalat Dhuha, ia lebih memilih merokok di teras serambi masjid.

"Ngrokok dulu wis." pelampiasan Tatang dari ketakutan yang dia alami.

Di saat hisapan rokok mendekati akhir, Tatang bersender ke tembok masjid. Tak sengaja, dia melihat suatu kaligrafi yang membuat hatinya terhentak.

"Hidup dan Mati ku karena Alloh, Alloh lah satu satu nya yang dapat menolong ku."

Tatang yang membaca tulisan itu.

"Glundangggg....." badannya seperti ketibanan Kaleng Khong Guan, yang isinya sudah berganti Rengginang."

Ia mulai teringat nasehat Bu Sulaiman dan Pak Sulaiman.

"Betul juga, sama persis nasehat bapak & ibu, hanya Alloh penolongku."

Tatang pun melanjutkan mengendarai ambulan, menuju Rumah Sakit Maju Mundur.

"Aku niatnya pingin bantu almarhum pulang ke rumah duka, insyaAlloh Khusnul Khotimah."

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Where stories live. Discover now