Bab 116 - Mbah Bandar Judi bagian 21

519 35 1
                                    

Angin yang berhembus kencang di sepanjang perjalanan, membuat selimut yang digunakan almarhumah mbah Titik  perlahan mulai terbuka.

"Mbak, selimut nya kena angin, wajah ibu jadi kena angin... " kata dek Aan dengan suara yang terbaurkan dengan angin

"Tutupen dulu dek... " jawab Mbak Ninik

Mbak Ninik lantas mengetok kaca pick up depan mobil.

"Tok... Tok... Tok...Tok...Tok...Tok" suara mbak Ninik mengetok kaca jendela

Tatang pun lantas melihat kebagian belakang pick up.

"Ada apa Bu?" tanya Tatang

Nampak mbak Ninik berteriak-teriak ke Tatang menyampaikan sesuatu tapi tak terdengar.

"Minggir dulu mas... " seru mbak Ninik

Mas Tatang tak mendengar lalu membuka jendela samping mobil.

"Astaghfirullohaladzim sulit benar omong sama mas Tatang ya... " celetuk mbak Ninik

Menyadari mas Tatang membuka jendela kaca samping pick up, Mbak Ninik langsung berteriak ke Mas Tatang.

"Minggir dulu mas... " teriak mbak Ninik

Mas Tatang pun lantas meminggirkan pick up yang dia kendarai.

"Ada apa Bu?" tanya Tatang dari dalam mobil

"Ini selimut Ibu kena angin terbang-terbang terus mas... "

Mbak Jum yang mengikuti dengan motor, ikut meminggirkan motornya, berdiri lalu  bertanya ke Mbak Ninik pula.

"Ada apa mbak?" tanya Jum

"Tolong ambilkan batu-batu yang agak besar untuk ganjel selimut Ibu, biar ga terbang-terbang... "

"Iya mbak... "

Mbak Jum mengambil batu-batu besar dari lokasi sekitaran tanah tersebut, lalu memberikannya ke Mbak Ninik.

Batu-batu tadi pun disusun lalu diletakkan disekitaran selimut almarhumah mbah Titik supaya selimut tadi tidak terbawa oleh angin.

"Wis aman, insyaAlloh... " kata Mbak Ninik

Mas Tatang pun lantas menanggapi.

"Sudah nggih Bu?" tanya Tatang

"Sudah Mas... " jawab mbak Ninik

Mas Tatang kembali memancal gas nya mengemudikan pick up yang dia kendarai.

"Bismillah, kudu sabar, tak niatno ikhlas bantu orang lain..." batin mas Tatang saat itu

Sementara mbak Jum bergegas mengendarai motornya cepat mendahului pick up, karena rintik-rintik hujan mulai deras.

Saat pick up mulai memasuki jalan area brigjen katamso, tiba-tiba seorang berjaket hitam & bersepatu pantofel memepet pick up yang membawa almarhumah Mbah Titik, sambil memberi kode meminta minggir pick up yang membawa almarhumah mbah Titik.

Mbak Ninik & Dek Aan kebingungan saat itu.

"Ono opo dek? Kok diminta berhenti?" tanya mbak Ninik bingung

" Ga eruh mbak... " jawab dek Aan kebingungan pula

Tatang yang meminggirkan mobilnya agak takut saat itu.

"Mati aku neg sampai kenapa kenapa ini, bisa dimarahin pak mandor... " batin Tatang takut & cemas saat itu

Si pemotor berjaket hitam & bersepatu pantofel, mengehentikan motor tepat didepan pick up. Pemotor tadi turun dari motor lalu menghampiri Tatang di kemudi mobil.

"Selamat siang Bapak ! Kami dari pihak kepolisan... " kata pemotor tadi ke Tatang sambil memberikan salam hormat









Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum