Bab 93 - Dimana Ibumu? bagian 51

680 34 0
                                    

Penggalian liang lahat pun mulai dilakukan, jasad almarhum Bu Fat yang sudah menjadi tulang belulang mulai dimakamkan.

Tatang & Pak Zainal pun mulai menurunkan jasad yang sudah menjadi tulang belulang dari ambulan, mereka berdua ngobrol saat itu.

"Ini kasus lama banget ya selesainya Tang?" kata pak Zainal

"Iya hampir seminggu lebih dari jasad ditemukan.. "

Pak Darmo selaku penggali kubur berteriak keras ke Tatang & Pak Zainal.

"Jangan ngobrol aja, cepat woy.... "

Tatang & Pak Zainal yang kaget menurunkan jenazah tadi ke dalam liang lahat.

Sementara pihak keluarga yaitu mbak Wati, mas War, & Yono didampingi tetangga pak Mar, pak Farhat, Bu Mar, Bu Rahmat serta Bu Ida menunggu disamping liang lahat. 

Perlahan tulang belulang jasad almarhumah dimasukan & ditata di tanah bagian bawah.

"Laillaha illalah mohammadar rasullulloh...." mbak Wati & mas War bertauhid diatas pemakaman almarhumah ibu mereka

Nampak Yono jongkok melihat ibunya sedang dimakamkan, sampai tak terasa air mata Yono menetes tepat kedalam tanah liang lahat ibunya.

Saat pemakaman sudah selesai, nampak Yoto sang tersangka masuk ke area pemakaman dengan posisi tangan diborgol polisi, dikawal oleh pak Arif & pak Udin selaku kepala penyelidikan.

"Kamu timbun dimana gelang almarhumah?"

Yoto berjalan ke arah pemakaman, tepat di liang lahat baru almarhumah Bu Fat, disitu ada mbak Wati, mas War, Yono serta beberapa tetangga melihat tersangka berjalan tepat didepan mereka.

Dan tersangka tersebut, adalah orang yang tepat dengan nama yang dituliskan oleh mbak Wati.

Saat berjalan ke sisi agak sebelah timur kuburan Bu Fat, nampak Yoto menunjuk sepetak tanah di makam bernama Surinah.

"Disini Pak...! " kata Yoto sambil menunjuk sepetak tanah di bawah kuburan bernama Surinah

"Ini makam siapa?" tanya Pak Udin

"Makam Ibu saya Pak... "

Benar saja, saat itu polisi menemukan sebuah kalung di tempat itu.

Mbak Wati, berlari ke arah TKP, diikuti Yono dibelakangnya. Saat polisi mengangkat kalung tadi keatas., nampak Wati berbicara ke pak Arif & pak Udin.

"Itu betul kalung Ibu saya Pak ! " kata Wati

"Heh itu dulu kalung ibu saya !!! Ibu kamu pelakor !!!! Makanya punya anak cacat jelek seperti Yono, itu adzab karena merebut suami orang.... " sahut Yoto dengan nada tinggi

"Jaga mulutmu ya !!!" Mbak Wati membalas

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang