Bab 128 - Mbah Bandar Judi bagian 33

462 31 2
                                    

Mas Harno meredakan suasana pada saat itu.

"Sudah... sudah...pasti nanti ada jalan Pak Bu... " kata mas Harno

"Aamiiin... " kata pak Kades Wahid

Pak Kades Wahid melepas sandalnya, memohon ijin menshalatkan almarhumah.

"Mbak Ninik saya ijin shalatkan almarhumah nggih... "

"Monggo pak Kades... " Mbak Ninik mempersilahkan pak Kades masuk ke dalam rumah

Pak Kades menuju kamar mandi wudhu, lalu mulai menshalatkan almarhumah.

Bu Hardi yang masih duduk didepan ditemui oleh Dek Aan.

"Mbak Jum ga bantu to dek?" tanya Bu Hardi kepo

"Ada kok, mana ya?" dek Aan menjawab

"Nah ya itu mbak, dari tadi saya sudah nyari-nyari beliau dimana dek... "

Mas Harno yang mendengar pertanyaan Mbak Ninik ikut nimbrung saat itu.

"Tadi setauku waktu kita shalat jenazah mbak Jum keluar dek... "

"Keluar kemana ya mas?"

"Ga tau juga dek, yang jelas naik motor dek.. "

Bu Hardi pun lantas menjelaskan maksud pertanyaannya ke mbak Jum.

"Saya tanya mbak Jum ga maksud apa nggih dek Aan sama mas Harno, ini tadi sebelum kesini pak Kades Wahid minta bantuan pak Jarot cs, yang biasa gali kubur di TPU Dahir, kebetulan pak Djarot ini masih sodara jauhnya mbak Jum setau saya... "

"Oh iya to Bu Hardi?"

"Inggih dek,  siapa tau mbak Jum bisa bantu memastikan ke pak Jarot cs bisa bantu mboten dek... "

Mas Harno ikut bertanya saat itu.

"Ngapunten nggih Bu Hardi, nyuwun pirso nggih, pak Kades Wahid minta bantuan ke pak Djarot cs untuk proses pemakaman atau bagaimana nggih?"

"Proses pemakaman sekaligus ngangkat jenazah dari rumah sini sampai ke tempat pemakaman mas, tapi ya belum tau pak  Jarot cs mau bantu tidaknya mas... "


Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Where stories live. Discover now