Bab 122 - Mbah Bandar Judi bagian 27

490 35 1
                                    

Sampai di rumah Mbak Ninik, kira-kira jam 1.30 pagi. Pick up yang dikendarai Mas Tatang langsung di parkir di halaman rumah Mbak Ninik.

Jenazah Mbah Titik pun diturunkan mas Tatang lalu dibopong Dek Aan & Mbak Ninik langsung menuju kamar Mandi rumah Mbak Ninik.

"Hiks... Hiks... Hiks... Ibu... " tangis Dek  Aan membopong almarhumah yang belum dimandikan

Mbak Jum ikut membantu membopong almarhumah ke kamar mandi.

Saat almarhumah didudukan untuk mulai dimandikan. Mbak Jum menanyakan kepastian saat itu.

"Mbak Ninik, kain kafan daun sirih dan keperluan lain sudah ada to?"

"Belum Jum, sama sekali belum ada... "

"Aku ada di rumah mbak, tak ambil dulu ya... "

"Iya Jum, suwun banget ya.... "

"Sami-sami mbak.... "

Mbak Jum pun keluar dari rumah mbak Ninik, untuk mengambil kain kafan dan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan.

Mas Tatang yang sedang turun dari pick up, posisi ndodok sambil merokok, berdiri langsung menghampiri Mbak Jum.

"Bu ini saya sudah  boleh pulang atau gimana?" tanya mas Tatang

"Engga tau juga aku mas, coba njenengan tanya langsung Bu Ninik kedalam rumah mas... "

"Waduh ga enak lah saya Bu, wong beliau masih mandikan jenazah ibunya belum mempersiapkan untuk pemakaman juga... "

"Gapapa mas, masuk dulu saja kedalam, njenengan tanya dulu. Uang bensin juga belum dituker to mas?".

" Belum Bu.... "

Mbak Jum menuju motornya, naik motornya, tak lupa pula memakai helm saat itu.

"Wis ya mas, saya keburu mau ambil kain kafan, sama cari sirih dan perlengkapan buat jenazah... "

Tatang mendengar hal tersebut sontak kaget dan bingung.

"Loh... Loh... Loh... terus saya gimana ini? Nunggu apa Pulang?" batin Tatang kebingungan

Saat Tatang dilanda kebingungan dan kegalauannya, Pak Zainal selaku mandor & pemilik pick up menelpon Tatang.

"Tang ya apa? Sudah dianter?"

"Sudah Ndan, tapi ini aku masih nunggu di luar rumah almarhumah... "

"Nunggu apa Tang?"

"Uang bensin belum ditukar...."

"Sudah tak ikhlasno Tang, ga usah nunggu, langsung balek ke rumah sakit saja.... "

"Gitu ya Ndan?"

"Iya Tang, nanti subuh mau tak cuci pick up ku, terus tak pakai kulakan sayur sama istri.... "

"Iya... Iya Ndan siap... "

Ketika pak Zainal menutup teleponnya ke Tatang, disitulah kegalauan dan kedilemaan hati Tatang mulai terasa.

"Ya apa neg aku kembali ke rumah sakit ternyata almarhumah ga ada yang anter ke pemakaman? Gimana ini ya baiknya?" batin Tatang saat itu

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Where stories live. Discover now