Bab 28 - Rezekii sudah Tertakar bagian 2

1K 66 2
                                    

"Pak...bapak....makan dulu Pak..."

Bu Darto mengingatkan pak Darto untuk sarapan terlebih dahulu, sebelum berangkat kerja.

"Iya Bu..." jawab singkat pak Darto

Nampak saat itu Pak Darto masih cukup kesal dengan perilaku Marni yang terus menerus mengingatkannya untuk shalat.

Bu Darto yang menyadari hal tersebut, menuju meja makan untuk mempersiapkan apa yang akan dimakan pak Darto. Beliau mencoba mendinginkan suasana saat itu.

"Ini ada sayur sop sama tempe tahu tadi pagi, tak gorengkan lagi yang anget to Pak?..." tanya Bu Darto sambil membuka tudung saji meja makan.

"Engga usah Bu...." jawab Pak Darto singkat

Pak Darto pun menyantap makanan tersebut dengan lahap. Sementara Bu Darto memakai jilbab, dan baju muslimah. Beliau hendak mengikuti rewang rewang kondangan tetangga satu RT pagi itu.

"Pak, habis ini aku ijin rewang rewang ke hajatan Bu Yatno ya?..." ijin Bu Darto

"Iya Bu monggo, piring sendok kotor nanti bapak taruh mana Bu?" tanya Pak Darto

"Njenengan taruh meja makan situ gapapa..." jawab Bu Darto

Bu Darto pun berangkat ke rumah tetangga sebelah, sementara Pak Darto masih menyelesaikan makan, sambil sesekali membuka pesan di handphone nya.

"Pak berangkat dulu ya, wassalamualaikum.." kata Bu Darto

"Iya Bu...hati hati...waalaikumsallam" jawab Pak Darto

Selesai makan pak Darto menuju bak cucian. Ia mencuci piring dan sendok yang barusan dia gunakan untuk makan.

Saat menaruh piring dan sendok bersih di rak meja, tak sengaja pak Darto menengok ke arah meja makan.

"Loh...???"

Pak Darto kaget, melihat Marni duduk di meja makan, dengan posisi tangan sedakep, seperti orang kedinginan, sementara kaki nya nampak menempel di kayu bawah meja makan.

"Bapak?"

Marni memanggil pak Darto dengan suara lirih pelan.

Pak Darto pun mendekati Marni yang telah memanggilnya. Ia menuju meja makan, menghampiri Marni.

"Dek kamu kok ga berangkat sekolah?" tanya Pak Darto agak marah

Marni diam beberapa saat, lalu menjawab dengan suara yang pelan dan lirih.

"Ada yang meninggal...." jawab Marni

Pak Darto yang mendengar penjelasan Marni bingung campur kaget. Ia bertanya kembali untuk memastikan.

"Guru atau teman kamu dek yang meninggal?" tanya pak Darto

Marni tak menjawab apapun, hanya menganggukkan kepala. Pak Darto bingung maksud Marni saat itu, tapi disisi lain, dia harus segera berangkat ke pabrik, karena sudah mendekati jam masuk kantor.

"Bapak mau siap siap berangkat dulu ya dek..." kata Pak Darto ke Marni

Marni nampak hanya menganggukkan kepala tak menjawab apapun.

Pak Darto pun bergegas ke kamar berganti pakaian kerja, tak lupa membawa tas kantor, untuk selanjutnya menuju garasi motor.

Saat hendak ke garasi motor, Pak Darto melewati meja makan kembali, nampak Marni membuka kulkas sambil memegang semangkok puding.

Marni sempat bertanya ke pak Darto.

"Bapak, pudingnya boleh tak makan?" tanya Marni dengan suara lirih pelan

"Maemen dek, ibu buatin buat kamu sama mas mu itu, bapak juga ga doyan..."

Marni nampak mengangguk kembali, menanggapi, jawaban pak Darto.

Pak Darto yang sudah keburu berangkat, dan merasa masih ada sedikit rasa kesal ke Marni, langsung menuju motornya untuk berangkat ke pabrik, tanpa berpamitan ke Marni.

Saat pak Darto mengendarai Motor keluar gang rumah. Ia sempat bertanya tanya dalam hati.

"Marni pulang sekolah kok cepet, yang meninggal guru apa teman nya ya? batin Pak Darto saat itu

Lalu, ketika pak Darto melintasi Sekolah Menengah Atas di area Semarang Selatan. Ia nampak melihat beberapa murid SMA mengenakan baju putih celana biru muda.

"Marni tadi kok pakai Baju Batik? Bukan Biru Muda seperti yang lain?" batin Pak Darto makin bingung saat itu


Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon