Bab 95 - Mbah Bandar Judi bagian 1

1K 38 2
                                    

Siang itu kelurga Mbak Ninik mendapatkan berita kurang baik dari Mbak Jum, tetangga dari Mbah Titik. Mbah Titik merupakan ibunda dari Mbak Ninik, barusan jatuh di rumahya menghantam paku & logam di lantai.

Mbah Titik berusia 82 tahun, tinggal sendirian di sebuah rumah kontrakan dengan petak kamar kecil berukuran 3 meter x 2 meter.

Mbak Jum bergegas mengendarai motor dengan kencang menuju rumah Mbak Ninik, untuk memberitaukan keadaan Mbah Titik.

"Mbak.... Mbak..... Mbak! " teriak keras Mbak Jum diluar rumah Mbak Ninik

Mbak Ninik yang saat itu sedang memasak, meninggalkan dapur rumahnya menuju teras rumah.

"Ada apa Jum? Kok teriak-teriak! "

"Mbak, Mbah Titik jatuh... " jawab mbak Jum

"Hah ! Astaghfirulloh ! Sekarang gimana?" kaget mbak Ninik

Mbak Jum langsung memutar balik motornya sambil meminta Mbak Ninik naik keatas motor Mbak Jum.

"Hmmmm... naik dulu keatas motor mbak.... " kata Mbak Jum

Tanpa piker panjang Mbak Ninik naik keatas motor ikut Mbak Jum.

"Mbak Jum, ayo, kepikiran aku... "

Mbak Jum langsung memancal gas motornya kencang.

Sampai didepan rumah Mbah Titik, Mbak Ninik melompat dari atas motor lalu berlari ke dalam rumah. Sementara mbak Jum memposisikan dulu sepeda motornya dalam kondisi terstandard.

"Pripun mbah Titik mbak?" tanya mbak Jum

"Hiks... Hiks... Hiks... badan ibu membiru semua, terus juga kejang-kejang... " tangis Mbak Ninik

"Astaghfirulloh aladzim, harus segera dibawa ke rumah sakit itu mbak Ninik".

" Iya Jum, bisa minta tolong telponkan rumah sakit? Minta ambulan?"

"Nggih mbak bisa, sabar nggih mbak, njenengan tunggu dulu sebentar, saya tak ke rumah telepon pakai telepon kabel.. "

Mbak Ninik mengangguk dengan raut wajah penuh kekawhatiran, sementara Mbak Jum berlari ke rumahnya, saking terburu-burunya dia lupa memakai sandal.

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang