Bab 10 - Kau Tutup Hidupmu dengan? bagiann 2

2.5K 148 2
                                    

"Kalau aku nyupir terlalu cepat, bisa bisa kepala almarhum terpelanting. Ya sudah tak jalan kecepatan segini saja."

Batin Tatang melihat speedometer ambulans menunjukan kecepatan 60 km/jam, saat itu dia mencoba berkendara sehalus mungkin, terutama disetiap operan gigi ambulans.

Tatang pun tiba tiba mengingat kembali pesan dari supir ambulans lain.

"Teman teman supir pernah cerita kalau bawa jenazah orang meninggal karena kecelakaan, ada saja gangguan... Dari tangisan, sampai di tampaki sesosok makhluk gaib. Alhamdullilah hari ini saya engga ada apa apa, terima kasih ya Alloh."

Rasa syukur Tatang, alhamdullilah tak mengalami gangguan apapun saat di perjalanan.

"Hoahhhhh, ngantuk."

Kira kira jam 1 siang Tatang merasa sangat mengantuk, dan memutuskan untuk menepi di masjid, untuk melaksanakan shalat Dzuhur & Qodo shalat ashar sekaligus.

Selesai shalat, Tatang memilih tidur sebentar. Ambulans dia parkir di teras masjid.

"Tidur dulu bentar ah."

Batin Tatang, untuk selanjutnya meyenderkan badan ke lantai. Tanpa di sadari, mungkin karena kecapekan, dia tertidur lelap.

Di tengah tengah tidurnya, Tatang bermimpi.

"Mas tolong keluarga ikhaskan saya, insyaAlloh surga sudah menanti." kata sesosok pria sambil tersenyum

Tatang yang kaget dengan mimpinya langsung terbangun.

"Astaghfirulloh."

Tatang terbangun kaget, langsung menuju kamar mandi untuk membasuh muka.

"Ya Alloh ini tadi mimpi apa."

Batin Tatang keheranan saat itu, dan dia memilih kembali ke ambulans.

"Alamat rumah almarhum mana ya?"

Kebetulan saat membuka berkas almarhum Farel, untuk memastikan alamat rumah duka, Tatan menemukan sesuatu.

"Duren Sawit mana ya?" batin Tatang sambil mencari dokumen

Tatang pun melihat KTP almarhum yang menjadi satu tumpukkan berkas.

"Loh... kok sama yang ada di mimpiku tadi!!."

Tatang seketika memiliki firasat

"Apa ini pesan almarhum yang disampaikan lewat aku?"

Tatang yang merasa hatinya tergerak , kembali melanjutkan perjalalan untuk bisa segera sampai ke rumah duka. Ia bergegas mengendarai ambulans menuju Jakarta.

Setiba nya di lampu merah sekitar Purwakarta, kira kira badha ashar, Tatang didatangi seorang pria muda, untuk memberikan satu box nasi bungkus.

"Nasi box bakti sosial Bapak." kata Pria Muda sambil menyerahkan nasi box melalui jendela mobil

"Terima kasih ya mas." Tatang membalas

Saat melihat wajah Pria Muda yang memberikan nasi box, Tatang tiba tiba tersirat.

"Wajahnya kok hampir mirip foto di KTP almarhum." batin Tatang cukup kaget

Tatang pun melanjutkan kembali perjalanan, diiringi dzikir dalam hatinya.

"Subhanaalloh....Subhanaalloh.....Subhanaalloh."

Kira kira pukul 5 sore, Tatang sampai didepan rumah duka daerah duren Sawit.

Ibu, Bapak, dan Kakak kakak almarhum sudah menunggu di depan rumah. Saat jenzah dikeluarkan dari ambulans, seluruh keluarga menangis sejadi jadinya.

"Farel.... Farel.......Farel.... Hiks... Hiks....Hiks..." tangis seluruh keluarga pecah saat peti Farel diturunkan

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Où les histoires vivent. Découvrez maintenant