Bab 24 - Kau Lihat Yang aku tidak lihatt? bagian 4

1.1K 65 0
                                    

Tak terasa sudah pukul 6 sore, Ambulan pun turun dari exit tol Grati Pasuruan, untuk selanjutnya melalui jalan umum Pasuruan - Banyuwangi.

Saat keluar dari exit tol grati, kebetulan bertepatan dengan adzan Maghrib yang berkumandang.

"Allahuakbar.....Allahuakbar......."

Saat adzan berkumandang, terdengar jelas di telinga Tatang, suara seseorang mengetok pintu belakang ambulan, padahal ambulan posisi melaju sangat kencang.

"Tok... Tok... Tok.... Tok....Tok...Tok" Suara seseorang mengetok pintu

Tatang sempat menengok kebelakang.

"Suara apa sih?" batin Tatang saat itu.

Tatang mencoba mengingat kembali.

"Pintu belakang? sudah ku tak tutup rapat. Knalpot dan bagian mesin bawah? barusan sebelum berangkat, tak cek sama pak Zainal, aman aman juga." batin Tatang bertanya tanya

Beberapa saat kemudian terdengar kembali suara iqomat dari salah satu masjid di pasuran

"Allaahu Akbar, Allaahu Akbar..... Asyhadu allaa illaaha illallaah..... Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah..... Hayya 'alashshalaah..... Hayya 'alalfalaah..... Allaahu Akbar, Allaahu Akbar...... Laa ilaaha illallaah....."

Seketika pula saat suara iqomah berkumdang, muncul kembali suara seseorang mengetok pintu ambulan, lebih kencang dan frekuensi nya lebih sering..

"Tok..tok..tok..tok..tok..Tok..tok..tok..tok..tok..Tok..tok..tok..tok..tok.."

"Apa lagi ini?" batin Tatang sambil mencari asal sumber suara.

Semakin dicari, semakin jelas asal suara dari pintu belakang ambulan.

"Jelas dari pintu belakang." batin Tatang saat itu

Tatang mulai menyadari mulai ada gangguan yang tak biasa, sesuatu yang tidak wajar.

"Udah ga wajar ini, mending berhenti dulu aja."

Tatang pun meminta ijin ke Hamdan untuk berhenti di masjid.

"Ndan, aku ijin shalat jama qosor Maghrib Isha bentar ya?"

"He..emmm...." jawab Hamdan singkat tak membuka mulut sedikitpun

Tatang sempat merasa heran dengan tanggapan Hamdan.

"Masih marah ya dia?" batin Tatang bertanya tanya

Ambulan pun masuk menuju sebuah masjid cukup megah di area Grati Pasuruan.

"Aku shalat dulu bentar ya Ndan..." ijin Tatang

Hamdan tak menjawab apapun, hanya terdiam. Tatang pun bergegas menuju tempat wudhu untuk berwudhu, lalu melaksanakan Shalat Jama Qasar Maghrib Isha di serambi masjid Grati Pasuruan.

"Wassalamu'alaikum warrahmatulloh........wassalamu'alaikum Warrahmatullah..........." salam Tatang pada atakhiyat akhir Shalat Jama Maghrib Isha......

"Alhamdullilah sudah shalat, tak kembali ke ambulan dulu...." batin Tatang saat itu

Tatang membuka pintu depan ambulan, dan kembali duduk di kemudi supir. Nampak Hamdan masih duduk disitu, namun wajah tak basah terkena air Wudhu.

"Sudah shalat Ndan?" tanya Tatang

Hamdan diam, tak menjawab sedikitpun. Ia lebih memilih mendengarkan headset, sambil terus meneteskan air mata.

"Kasihan Hamdan..." batin Tatang saat itu

Tatang pun memutuskan melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi.

Saat Ambulan keluar dari masjid Grati, tiba tiba ada sesuatu yang jatuh dari atas ambulan, suaranya sungguh kencang.

"Mak Dyaaaaaaaaaarrr......" suara sesuatu benda menjatuhi bagian atas ambulan, nampak seperti suara batu besar yang jatuh.

Tatang pun sontak kaget.

"Apa itu ya Alloh? Astaghfirulloh aladzim.." teriak Tatang

Tatang pun keluar dari ambulan, dan menengok bagian atas ambulan.

"Loh kok ga ada apa apa? Jelas ada suara jatuh diatas ambulan" batin Tatang saat itu

Hamdan pun ikut keluar melihat Tatang yang keluar dari ambulan.

"Ngapain keluar lagi? Ayo keburu malam." Hamdan ketus marah ke Tatang yang keluar ambulan

"Ini barusan ada suara sesuatu jatuh di atas ambulan, kamu ga dengar to Ndan?" tanya Tatang

"Engga.... ga ada suara apa apa." jawab Hamdan

"Lah....mungkin kamu pakai headset kali ya? Jadi ga denger?" tanya Tatang kembali

"Beneran ga ada.. setelah kamu masuk ambulan, aku lepas headsetnya Tang.." jawab Hamdan

Tatang yang masih bingung kejadian apa tadi, memilih masuk ke ambulan kembali untuk melanjutkan perjalanan.

"Ngeng....ngeng....ngeng...."suara ambulan berjalan

Ambulan kembali berjalan dengan kencang, saat itu Tatang sengaja mematikan suara sirine, untuk memastikan kembali beberapa suara yang tadi didengar.

Kira kira jam 9 malam, ambulan sampai di depan gapura selamat datang kota Situbondo, di area kecamatan Wringin Anom.

Saat itu terdengar jelas suara shalawat Tanpa Waton Gusdur saat itu.

"Gampang kabujuk Nafsu angkoro
Ing pepaese Gebyare ndunyo
Iri lan meri sugi e tonggo
Mulo atine peteng lan Nisto
Mulo atine peteng lan Nisto"... suara shalawat dari salah satu masjid di Situbondo

"Syahdu sekali shalawatnya..." Batin Tatang saat itu

Di tengah tengah Tatang menikmati suara shalawat, Hamdan berteriak ke Tatang.

"Tang.... Tatang.... Tang.... Tatang.... minggir dulu.... " teriak Hamdan ketakutan

Tatang pun memutuskan meminggirkan ambulannya terlebih dahulu.
Ia berhenti tepat di sebelah timur mall KDS Situbondo.

"Hahhhhhhh......hahhhhh.... " Hamdan keluar ambulan berlari menjauh sambil berteriak

Tatang mengejar Hamdan yang berlari keluar ambulan.

"Ndan apa Ndan?" tanya Tatang

Hamdan nampak selonjor di trotoar sambil napasnya ngos ngosan.

"Huh.. Huh.. Huh.. Huh...suara Hamdan ngos ngosan

Beberapa saat kemudian setelah nafasnya sudah mulai teratur, Hamdan pun mulai bercerita.

"Suara tangisan dari belakang ambulan Tang, keras sekali, seperti tangis orang yang disakiti...." kata Hamdan

Tatang yang mendengar cerita Hamdan, memberi nasihat ke Hamdan saat itu.

"Banyak Istighfar Ndan... Baca Al Fatihah... Baca Ayat Kursi...." Nasihat dari Tatang

Hamdan hanya mengangguk tak menjawab nasehat Tatang.

"Ayo.. lanjut lagi perjalanan, gapapa wis, tenang, kan didalam ambulan sama aku..." Tatang menenangkan Hamdan sambil merangkulnya mengajak masuk kedalam Ambulans

Perjalanan membawa almarhumah ke Banyuwangi pun berlanjut.

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang