Bab 34 - Rezeki sudah Tertakar bagiann 8

1K 62 1
                                    

Pak Nur pun mencoba bertanya lebih mendalam ke pak Darto saat itu.

"Bapak ingat rukun iman apa saja?"

"Lupa saya Bapak.."

Pak Darto menjawab tersenyum sambil menggaruk garuk kepalanya.

"Sudah lama soalnya nggih? Pelajaran jaman sd dulu.. " tanya pa

"Nggih bapak, sudah lupa bapak"

"Gapapa, saya jelaskan kembali nggih, ada enam pak Darto, iman kepada Allah SWT, malaikat, kitab kitab Allah SWT, Rasul, hari Kiamat dan takdir Alloh..."

"Nggih Bapak.."

"Pak Darto tadi kan cerita, takut dipecat? Betul begitu nggih?"

"Nggih, hubungannya apa Pak dengan rukun iman pak?"

Pak Nur tersenyum sebentar lalu menjelaskan ke Pak Darto.

"Jadi gini Pak Darto, dari kita sebelum lahir. Rezeki, jodoh, bahkan kapan kita mati sudah ditentukan Alloh , tolong dikoreksi nggih kalau saya ada salah omong.."

"Nggih Pak.."

"Artinya dari yang saya sampaikan tadi Bapak ga perlu ada kekhawatiran seperti itu, pak Darto paham nggih maksud saya?"

"Intinya saya wajib percaya dengan takdir sudah ditentukan Alloh nggih Pak?"

"Betul, jangan takut dipecat, rezeki sudah tertakar sebelum kita lahir, tidak berkurang tidak bertambah."

"Nggih Pak..."

"Coba pak Darto setiap pulang ke rumah lihat lebih mendalam di jalanan, mohon maaf bukan maksud merendahkan, ada orang yang penglihatannya kurang, kakinya sakit pincang, mereka masih hidup sampai sekarang bukan?"

Pak Darto pun menjadi merefleksikan diri setelah mendengar cerita dari pak Nur.

"Masih hidup Bapak, benar benar Pak yang njenengan sampaikan..."

"Nah gitu dong, semangat pak Darto !! Njenengan kerjanya juga bagus kok selama disini.."

"Siap bapak, terima kasih banyak nggih sudah diberi motivasi Bapak.."

"Sama sama Pak Darto..."

Saat Pak Darto hendak keluar ruangan, ada satu hal lagi yang masih mengganjal hati pak Nur.

"Bapak saya ijin pulang nggih?"

"Sebentar pak Darto, saya mau bertanya satu hal lagi..."

"Nggih gimana Bapak?"

"Pak Darto saya lihat kok tidak pernah shalat di kantor?"

Pak Darto hatinya langsung mak jleb saat mendengar pertanyaan pak Nur.

"Kok sama persis yang disampaikan Marni tadi pagi?" batin pak Darto saat itu.

Pak Darto pun menjawab dengan agak terbata bata.

"Saya takut dimarahi kalau shalat Pak, takut dikira membuang buang waktu produksi.."

"Astaghfirulloh aladzim, jangan miker gitu Pak Darto, silahkan kalau mau shalat tidak ada yang melarang..."

"Nggih Bapak..."

Pak Nur saat itu merasakan ada sisi idelis dan tanggung jawab yang berlebihan dari pak Darto.

"Gini aja Pak Darto kalau sampean sungkan sama anak buah, silahkan tambah 15 menit tiap hari kerja buat ganti shalat..."

"Maksudnya gimana Bapak?" tanya Pak Darto

"Shalat kan paling 5-10 menit to pak, kalau sungkan ke anak buah, bapak pulangnya telatkan 15 menit, atau datangnya awalkan 15 menit, buat ganti waktu shalat panjenengan, paham nggih maksud saya?"

"Nggih Bapak siap, terima kasih banyak."

Pak Darto mendapat pencerahan saat itu.

"Benar juga ide dari Pak Nur, baru kepikiran.." batin Pak Darto

Saat hendak ijin pulang, Pak Darto cukup trenyuh hatinya melihat apa yang dilakukan pak Nur.

"Bapak saya ijin pulang nggih?"

"Monggo silahkan pak Darto, ini ada sesuatu dari saya..."

Nampak pak Nur memberikan nasi kardus & box snack makanannya ke pak Darto.

"Saya titip buat anak bungsu njenengan pak Darto" tanya pak Nur

"Loalah, mboten panjengan makan saja to Bapak?"

"Sudah kenyang Pak Darto tadi makan bekal makan dari istri saya Pak Darto.."

"Ya Alloh Bapak malah repot repot, terima kasih banyak nggih Bapak..."

"Sami2 Pak Darto, salam buat keluarga di rumah nggih.."

Pak Nur menitipkan salam ke keluarga pak Darto dengan wajah tersenyum. Pak Darto pun mulai sadar saat itu.

"Betul kata Marni tadi Pagi..." batin pak Darto saat itu

Sebelum pulang Pak Darto sempat membuka nasi kardus dan box snack dari pak Nur, sambil mengecek isinya apa.

"Nasi Ayam Bakar dan Puding, kesukaan Marni, mudah mudahan nanti Marni doyan." batin Pak Darto saat itu

Supir Ambulans ( Saat Ajal Menjemput )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang